Pengendali Borong Saham Sido Muncul Rp 3,69 Triliun

Pemegang saham mayoritas yakni PT Hotel Candi baru membeli 5.140.877.862 saham SIDO pada 5 April 2024 dengan harga pembelian Rp 719.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Apr 2024, 14:41 WIB
Pemegang saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yakni PT Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham di SIDO.(Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham mayoritas PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yakni PT Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham di SIDO.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/4/2024), PT Hotel Candi Baru membeli 5.140.877.862 saham SIDO pada 5 April 2024 dengan harga pembelian Rp 719. Dengan demikian, nilai pembelian saham SIDO tersebut sekitar Rp 3,69 triliun.

Direktur Hotel Candi Baru David Hidayat menuturkan, pembelian saham SIDO seiring Hotel Candi Baru sebagai pemegang saham mayoritas SIDO merasa yakin dengan pertumbuhan kinerja SIDO akan semakin membaik pada 2024 dan tahun mendatang. Adapun status kepemilikan saham tersebut langsung.

Usai pembelian saham SIDO itu, kepemilikan saham Hotel Candi Baru di SIDO menjadi 23.278.282.442 saham atau setara 77,59 persen. Sebelumnya Hotel Candi Baru genggam saham Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul sebesar 18.137.404.580 saham atau 60,46 persen. Dengan demikian, Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham SIDO sekitar 17,13 persen.

Berdasarkan data BEI, pemegang saham SIDO antara lain PT Hotel Candi Baru sebesar 60,46 persen, Concordant Investments Pte Ltd sebesar 17,14 persen, Johan Hidayat sebesar 0,01 persen dan masyarakat sebesar 22,39 persen.

Pada perdagangan Jumat, 5 April 2024 pukul 13.43 WIB, harga saham SIDO naik 6,06 persen ke posisi Rp 700 per saham. Harga saham SIDO berada di level tertinggi Rp 705 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.728 kali dengan volume perdagangan 52.800.032 saham. Nilai transaksi Rp 3,8 triliun.

Selama sepekan terakhir, harga saham SIDO melambung 12,90 persen. Sepanjang 2024, saham SIDO naik 33,33 persen.


Kinerja 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, kinerja Sido Muncul mengalami penurunan.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), SIDO membukukan penjualan Rp 3,56 triliun pada 2023. Penjualan itu turun 7,77 persen dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,86 triliun.

Seiring dengan penurunan penjualan, maka beban pokok penjualan ikut susut menjadi Rp 1,55 triliun pada 2023 dari Rp 1,7 triliun pada 2022. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 1,02 triliun pada 2023, turun 6,91 persen dari Rp 1,17 triliun pada 2022.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 570,39 miliar, beban umum dan administrasi RP 204,6 miliar, beban lain0lain Rp 78,62 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 25,78 miliar. Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan keuangan Rp 29,35 miliar dengan biaya keuangan Rp 681 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 950,65 miliar.

Laba itu turun 13,95 persen dari laba tahun berjalan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Sehingga laba per saham turun menjadi 31,69 per lembar pada 2023 dibanding 36,82 per lembar pada 2022.

Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 tercatat sebesar Rp 3,89 triliun, turun dari Rp 4,08 triliun pada akhir 2022.Liabilitas hingga akhir 2023 juga turun menjadi Rp 504,77 miliar dari Rp 575,97 miliar pada 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas SIDO pada 2023 turun menjadi Rp 3,89 triliun dari Rp 3,51 triliun pada akhir 2022.

 


Sido Muncul Bidik Laba Bersih Naik di Atas 10% pada 2024

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul memproyeksikan pendapatan maupun laba bersih bisa tumbuh di atas 10 persen pada 2024. Optimisme tersebut sejalan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan. 

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di atas 10 persen pada tahun depan.

"Biasanya kita optimis untuk naik di atas 10 persen untuk top line nya dan bottom line nya," kata Leonard dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023). 

Dalam rangka menggenjot bisnisnya, Sido Muncul tetap akan melakukan inisiatif-inisiatif yang dapat mempertahankan sekaligus memperbaiki kinerja keuangan Perseroan. Salah satunya dengan cara tetap meluncurkan produk baru, melakukan ekspansi distribusi distribution serta sejumlah efisiensi. 

"Manajemen masih yakin untuk jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat, dorongan konsumsi produk herbal akan terus meningkat dan akan terjamin dalam performance kami yang akan meningkat di tahun-tahun ke depan," kata dia. 

 


Kinerja Kuartal III 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto by AI)

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul mengumumkan kinerja keuangan hingga September 2023.

Dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 31 Oktober 2023. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat penjualan Rp 2,36 triliun hingga September 2023. Penjualan Sido Muncul susut 9,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,61 triliun.

Perseroan menyebutkan sejumlah segmen bisnis turun hingga September 2023. Segmen herbal susut 12,1 persen, segmen makanan dan minuman merosot 2,6 persen dan segmen farmasi tergelincir 25,6 persen.

Hal itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 18,6 persen menjadi Rp 586 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 720,44 miliar.

Perseroan mencatat beban pokok penjualan turun 9,9 persen menjadi Rp 1.09 triliun hingga periode sama tahun sebelumnya Rp 1,21 triliun.

Laba bruto tercatat Rp 1,26 triliun hingga kuartal III 2023. Laba bruto susut 9,4 persen dari periode kuartal III 2022 sebesar Rp 1,39 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp 366,28 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 345,96 miliar.

Namun, sisi lain, perseroan menekan beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 163,98 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, beban umum dan administrasi pendapatan tercatat Rp 171,89 miliar.

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Dengan demikian, laba usaha merosot 18,8 persen menjadi Rp 735,37 miliar hingga September 2023. Pada periode sama tahun lalu, laba usaha tercatat Rp 905,89 miliar. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 19,55 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,01.

Total ekuitas turun menjadi Rp 3,40 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,50 triliun.Perseroan menekan liabilitas hingga kuartal III 2023.

Liabilitas perseroan susut menjadi Rp 34,46 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 575,9 miliar. Aset perseroan tercatat Rp 3,75 triliun hingga 30 September 2023. Pada periode Desember 2022, aset perseroan Rp 4,08 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 783,19 miliar hingga September 2023.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya