Indorama Kantongi Kredit USD 10 Juta dari Bank DBS

Fasilitas kredit yang diberikan Bank DBS akan digunakan untuk membiayai pengembangan infrastruktur yang menghubungkan kompleks pabrik Indorama yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Apr 2024, 19:52 WIB
Penandatanganan fasilitas kredit antara PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) dan PT Bank DBS Indonesia. (Foto: Bank DBS)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank DBS Indonesia mengucurkan kredit USD 10 juta atau sekitar Rp 158,58 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.858) kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) atau disebut Indorama.

Fasilitas kredit itu akan digunakan untuk membiayai pengembangan infrastruktur yang menghubungkan kompleks pabrik Indorama yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat dengan jaringan listrik nasional untuk bertransisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara captive.

Proyek ini juga akan membantu meningkatkan efisiensi energi di kompleks pabrik dan berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon dari Indorama. Indorama pun akan memantau jadwal proyek sekaligus mengukur dan melaporkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) setiap tahun ke Bank DBS Indonesia.

Managing Director dan Group Chief Financial Officer Indorama V.S Baidwa menuturkan, Indorama telah membuat komitmen yang signifikan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan proyek ini merupakan langkah penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari grup kami yang juga sejalan dengan Sustainability Improvement Plans Indorama.

"Pembiayaan ini semakin memperkuat hubungan jangka panjang kami dengan Bank DBS Indonesia dalam mendukung komitmen agenda keberlanjutan mereka,” ujar dia, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (5/4/2024).

Sementara itu, Managing Director, Head of Group Strategy, Transformation, Analytics & Research di DBS Indonesia Bimo Notowidigdo menuturkan, strategi keberlanjutan menjadi agenda semakin penting bagi negara dan perusahaan-perusahaan.

 


Rencana Dekabornisasi

Penandatanganan fasilitas kredit antara PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) dan PT Bank DBS Indonesia. (Foto: Bank DBS)

Bank DBS Indonesia sangat antusias untuk mendukung rencana dekarbonisasi perusahaan Indonesia dari berbagai industri, sebagai bagian dari komitmen DBS untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero plan pada 2060.

"Kami sangat senang dapat mendukung Indorama dalam perjalanan dekarbonisasinya, seperti transisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara captive,” kata Bimo.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 April 2024, harga saham INDR melemah 1,13 persen ke posisi Rp 3.510 per saham. Harga saham INDR dibuka turun 150 poin ke posisi Rp 3.400 per saham. Harga saham INDR berada di level tertinggi Rp 3.570 dan terendah Rp 3.400 per saham. Total frekuensi perdagangan 32 kali dengan volume perdagangan 243 saham. Nilai transaksi Rp 85,7 juta.


Anak Usaha Indika Energy Raih Pinjaman USD 50 Juta dari Bank DBS

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya diberitakan, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha PT Kariangaku Gapura Terminal Energi (KGTE) mendapatkan pinjaman dari Bank DBS Indonesia.

Anak usaha Indika Energy kantongi pinjaman USD 50 juta atau sekitar Rp 767,85 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.357) setelah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank DBS Indonesia pada 20 September 2023. Pinjaman tersebut berjangka waktu 3,5 tahun sejak penandatanganan perjanjian fasilitas.

“Fasilitas tersebut akan digunakan oleh KGTE untuk pembayaran atas fasilitas term loan sindikasi KGTE yang ada,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk (INDY), Adi Pramono.

Adi menuturkan, perjanjian jaminan korporasi antara PT Interpot Mandiri Utama (IMU) dengan Bank DBS yang merupakan jaminan atas perjanjian fasilitas.

Adapun IMU dan KGTE merupakan anak perusahaan yang dimiliki 100 persen oleh perseroan secara tidak langsung. Perjanjian jaminan korporasi ini merupakan transaksi afiliasi yang menurut POJK 42/2022 Pasal 6 ayat 1 butir b 3 diwajibkan untuk dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir hari kerja kedua setelah tanggal transaksi afiliasi.

“Transaksi ini tidak berdampak material, namun akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan,” tulis Adi.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 September 2023, saham INDY melonjak 2,27 persen ke posisi Rp 2.250 per saham. Saham INDY dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 2.190 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 2.280 dan terendah Rp 2.180 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.119 kali dengan volume perdagangan 169.180 saham. Nilai transaksi Rp 38,1 miliar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya