Siapa yang Dipanggil 'Jiwa Yang Tenang' dan Dipersilakan Masuk Surga Allah? Tafsir Surah Al-Fajr ayat 27-30

Surah Al-Fajr merupakan surah yang ke-89 dan termasuk surah-surah yang terdapat dalam juz 30 atau juz ‘amma. Surah Al-Fajr ini tergolong ke dalam surah Makkiyah karena turunnya di kota Makkah.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2024, 15:30 WIB
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Liputan6.com, Cilacap - Surah Al-Fajr merupakan surah yang ke-89 dan termasuk surah-surah yang terdapat dalam juz 30 atau juz ‘amma. Surah Al-Fajr ini tergolong ke dalam surah Makkiyah karena turunnya di kota Makkah.

Dalam surah ini terdapat kalimat nafs al-muthmainnah yang artinya ialah jiwa yang tenang. Kalimah ini terdapat di awal ayat 27. Adapun bunyi Surah Al-Fajr ayat 27-30 adalah sebagai berikut:

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)

Dalam ayat 27 lafal nafs al-muthmainah di awali dengan huruf nida atau panggilan, yakni huruf ‘ya’ yang artinya wahai. Lantas siapakan yang dimaksud jiwa yang tenang ini?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Makna Nafs dalam Al-Qur’an

Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Selain dalam surah Al-Fajr kata nafs sering kali disebut dalam Al-Qur’an. Menukil tafsirqur’an.id, dalam firman-Nya yang lain, Allah Swt. bersumpah dengan jiwa.

وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ“

"… ‎dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah ‎mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. ‎Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan ‎sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Al-Syams [91]: 7-10).‎

Ayat ini menegaskan bahwa Allah Swt. mengilhamkan dua jalan ‎kepada setiap jiwa, yakni jalan kefasikan dan ketakwaan. Keberuntungan dan ‎kebahagiaan akan menyertai orang-orang yang menyucikan jiwanya. Kerugian ‎dan kesengsaraan akan menghampiri orang-orang yang mengotori jiwanya.‎

Di dalam Al-Quran, kata yang biasa dipakai untuk menunjukkan ‎makna jiwa adalah kata ‘nafs’. Secara eksplisit, Al-Quran menyebut tiga jenis ‎nafs, yaitu: 1) al-nafs al-muthmainnah, terdapat dalam Q.S. Al-Fajr: 27; 2) al-‎nafs al-lawwamah, terdapat dalam Q.S. al-Qiyamah: 1; 3) al-nafs al-ammarah ‎bi al-su’, terdapat dalam Q.S. Yusuf: 53. ‎

Selain ketiga jenis nafs di atas, Al-Quran juga menyebut istilah nafs ‎zakiyyah, seperti terdapat dalam Q.S. al-Kahfi: 74. (Dikutip dari Buku penulis ‎berjudul “Qur’anic Inspiration: Meresapi Makna Ayat-Ayat Penggugah Jiwa”, ‎Quanta, 2014)‎.

Dari beragam bentuk nafs yang disebutkan oleh Al-Quran itu, kita ‎berharap memiliki bentuk nafs yang paling tinggi dan paling mulia, yaitu al-‎nafs al-muthmainnah, jiwa yang tenang.‎

 


Siapa yang Dimaksud Jiwa yang Tenang?

Ilustrasi Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Menukil tafsirqur’an.id, dalam kitab Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Al-Baghdadi ‎menjelaskan bahwa makna al-nafs al-muthmainnah adalah jiwa yang tetap ‎pada keimanan dan keyakinan, membenarkan firman Allah, meyakini bahwa ‎Allah adalah Tuhannya, tunduk serta taat kepada perintah Allah, ridla dengan ‎ketetapan (qadla) serta takdir (qadar) Allah, yang selamat dari adzab Allah, ‎yang selalu tenang dan damai dengan terus berdzikir kepada Allah.‎

Jiwa yang demikian inilah yang kelak ketika kembali kepada Allah akan ‎disambut dengan sapaan mesra: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada ‎Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam ‎jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.” Wallahu A’lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya