Jarang Diketahui, Ini Ciri-ciri Fisik Syaikh Abu Hasan As-Syadzili yang Selalu Jumpa Lailatul Qadar

Syaikh Abu Hasan As-Syadzili merupakan salah seorang ulama tasawuf yang tersohor keluasan ilmunya. Bahkan berdasarkan riwayat, beliau senantiasa mendapatkan malam kemuliaan di bulan suci Ramadan yakni malam Lailatul Qadar.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2024, 05:30 WIB
Syaikh Abu Hasan As-Syadzili (SS: YT Elfiq Chanel)

Liputan6.com, Cilacap - Syaikh Abu Hasan As-Syadzili merupakan ulama tasawuf yang tersohor keluasan ilmunya. Bahkan berdasarkan riwayat, beliau senantiasa mendapatkan malam kemuliaan di bulan suci Ramadhan yakni malam Lailatul Qadar.

Beliau juga merupakan pendiri tarekat syadziliyah yang memiliki jumlah pengikut yang sangat banyak dan tersebar di berbagai negara di dunia.

Pangkat kewalian yang tinggi ia peroleh karena amal ibadahnya serta mengabdikan diri selama hidupnya untuk hal-hal yang dicintai oleh Allah SWT.

Waliyullah yang tak kalah populer dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ini rupanya tak sepi dari ujian-ujian yang berat selama hidupnya. Di antara ujian terberatnya ialah tatkala ia mendapatkan fitnah dari Abu Qasim Al-Barra.

Abu Qasim Al-Barra sendiri merupakan ahli fiqih ternama di Tunisia. Ia merasa iri hati dan dengki kepada Syaikh Abu Hasan As-Syadzili yang popularitasnya semakin meroket dan banyak ulama yang belajar kepadanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Peroleh Gelar Setara dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Abu Hasan As-Syadzili (SS: YT Short @adilashanum)

Menukil NU Online, Imam Abu Hasan asy-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyyah adalah seorang wali agung yang namanya selalu dikaitkan dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Hal ini dikarenakan keduanya memiliki derajat kewalian yang sama, sebagaimana yang diungkapkan oleh al-Qarasyi:

   قال القرشي إذا ذكرت سيدي أبا الحسن الشاذلي ذكرت فقد ذكرت سيدي عبد القادر الجيلاني وإذا ذكرت سيدي عبد القادر الجيلاني فقد ذكرت سيدي أبا الحسن الشاذلي لتوحد المقام فيهما ولأن سرهما واحد وهما لا يفترقان  

Al-Qarasyi mengatakan, “Ketika aku menyebut tuanku Syekh Abu Hasan asy-Syadzili, maka aku telah menyebut tuanku Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Dan ketika aku menyebut tuanku Syekh Abdu Qadir al-Jailani, maka aku telah menyebut tuanku Syekh Abu Hasan asy-Syadzili, karena keduanya memiliki dejarat yang sama, dan sirr (rahasia Allah) di dalam keduanya juga sama, dan keduanya tidak dapat dipisahkan.” 

 


Ciri-ciri Fisiknya

Ilustrasi barisan unta yang sedang berjalan di gurun pasir. (dok. Unsplash/ Sergey Pesterev)

Pada tahun 593 H, lahirlah seorang keturunan Rasulullah ﷺ di desa Ghumarah, sebuah perkampungan dekat dengan kota Ceuta di negara Maroko. Orang tuanya memberikan ia nama Ali, kelak ia akan lebih dikenal dengan julukan Abu Hasan asy-Syadzili.

Ali tumbuh dalam lingkungan yang sangat taat beragama. Ayahnya bernama Abdulah bin Abdul Jabbar. Para ahli sejarah sepakat bahwa beliau adalah keturunan dari Sayyidina Hasan, cucu Rasulullah ﷺ.   Menurut Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Lathaif al-Minan, leluhur Imam Abu Hasan asy-Syadzili adalah Isa bin Muhammad bin Sayyidina Hasan.

Sedangkan menurut Ibnu ‘Iyadh dalam kitab al-Mafakhir al-‘Ulya fi al-Ma’atsir asy-Syadziliyyah, leluhur Imam Abu Hasan asy-Syadzili adalah Isa bin Idris bin Umar bin Idris bin Abdullah bin al-Hasan al-Mutsanna bin Sayyidina Hasan.   Imam Abu Hasan asy-Syadzili memiliki postur tubuh yang kurus, jari-jemari yang panjang, warna kulit yang bagus.

Ia sangat fasih berbicara, ucapannya sangat lembut. Selain itu, ia selalu memakai pakaian yang indah dan menunggangi hewan tunggangan yang gagah. Terkadang Ia juga tak segan untuk memakai pakaian sederhana, akan tetapi beliau tidak memakai pakaian yang ditambal sebagaimana beberapa kaum sufi lainnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya