Wall Street Perkasa Usai Laporan Ketenagakerjaan AS Menguat

S&P 500 naik 57,13 poin menjadi 5.204,34. Dow bertambah 307,06 poin menjadi 38.904,04, dan Nasdaq bertambah 199,44 poin menjadi 16.248,52.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Apr 2024, 10:00 WIB
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Amerika Serikat (AS) berakhir menguat dan imbal hasil (yield) obligasi naik pada perdagangan Jumat 5 April 2024. Pelaku pasar Wall Street menyambut baik laporan ketenagakerjaan AS yang menguat dan jauh di atas prediksi.

Pengusaha di AS menambahkan 303.000 pekerja ke dalam daftar gaji mereka pada Maret 2024, menurut laporan pemerintah. Pasar kerja yang kuat telah membantu mendorong pertumbuhan belanja konsumen dan pendapatan dunia usaha, sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat secara keseluruhan.

Mengutip US News, Sabtu (6/4/2024), Indeks saham S&P 500 naik 1,1%, menutupi sebagian besar kerugian dari hari sebelumnya dan mendekati rekor tertinggi yang dicapai pekan lalu.

Namun, indeks saham acuan tersebut masih membukukan kerugian mingguan pertamanya dalam tiga minggu.

Dow Jones Industrial Average naik 0,8% dan Nasdaq naik 1,2%.

Perusahaan-perusahaan teknologi menyumbang andil besar dalam kenaikan tersebut. Saham raksasa pembuat chip Nvidia naik 2,4% dan perusahaan induk Google, Alphabet, naik 1,3%.

Kenaikannya pun luas, dengan setiap sektor di S&P 500 berakhir di zona hijau.

Secara keseluruhan, S&P 500 naik 57,13 poin menjadi 5.204,34. Dow bertambah 307,06 poin menjadi 38.904,04, dan Nasdaq bertambah 199,44 poin menjadi 16.248,52.

Namun, kenaikan saham AS pada hari Jumat (5/4) terjadi menyusul kemerosotan saham pada hari Kamis setelah seorang pejabat The Fed meresahkan investor dengan mempertanyakan apakah bank sentral perlu menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini di tengah perekonomian yang kuat.

Pasar obligasi memberi sinyal kekhawatiran mengenai suku bunga Federal Reserve yang akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, namun pasar saham tampaknya menerima laporan pekerjaan yang kuat sebagai kabar baik, dengan belanja konsumen dan keuntungan perusahaan tetap penting bagi investor.

"Selama pasar mendapat satu atau dua pemotongan dan The Fed tidak membiarkan suku bunga tidak berubah, itu cukup baik bagi investor ekuitas," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance.


Keyakinan Wall Street Untuk Pemangkasan Suku Bunga Turun ke 65,9&

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

The Fed dan investor akan mendapatkan informasi penting lainnya mengenai inflasi minggu depan ketika pemerintah AS merilis laporan harga konsumen bulan Maret  2024.

Wall Street saat ini memiliki perkiraan yang sedikit lebih baik daripada pertaruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Juni.

Keyakinan Wall Sreet untuk penurunan suku Bunga The Fed turun dari 65,9% pada Kamis (4/4), turun dari 72% pada bulan lalu, menurut alat FedWatch Tool CME.

Suku bunga acuan The Fed tetap berada pada level tertinggi dalam dua dekade terakhir untuk mengendalikan inflasi.

Strategi tersebut tampaknya berhasil sejauh ini, dengan inflasi AS secara keseluruhan turun drastis dari puncaknya pada tahun 2022. Inflasi AS kini turun ke tingkat 3,2% pada bulan Februari. Angka tersebut sempat mencapai 9,1% pada pertengahan tahun 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya