Tak Bisa Diamati di Indonesia, Apakah Sholat Kusuf Dilakukan saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Gerhana matahari total atau GMT diprediksi akan terjadi pada 8 April 2024, tepat sebelum lebaran Idulfitri 1445 H. Mengutip laman BMKG, GMT 8 April 2024 tidak melintasi wilayah Indonesia. GMT hanya dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Apr 2024, 02:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana matahari total atau GMT diprediksi akan terjadi pada 8 April 2024, tepat sebelum lebaran Idulfitri 1445 H. Mengutip laman BMKG, GMT 8 April 2024 tidak melintasi wilayah Indonesia. GMT hanya dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.

“Karena pada saat GMT tersebut berlangsung, wilayah Indonesia akan berada pada sisi gelap bumi (waktu malam hari). GMT terakhir terlihat di Indonesia pada tanggal 16 Maret 2016. GMT yang akan datang, akan terjadi lagi pada tanggal 23 Agustus 2044,” tulis BMKG dikutip Sabtu (6/4/2024).

GMT terjadi ketika bulan sepenuhnya menghalangi cahaya matahari. Fenomena alam ini akan menyebabkan kegelapan seperti malam di siang hari pada sebagian kecil permukaan bumi.

Dalam Islam, gerhana bukan hanya fenomena astronomi yang sering terjadi. Peristiwa gerhana adalah bukti bahwa tanda kebesaran Allah SWT itu nyata. 

Oleh karenanya, ketika terjadi gerhana umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat kusufain (sholat gerhana). Untuk gerhana matahari dikenal dengan sholat kusuf. Namun, mengingat GMT 8 April 2024 tidak dapat diamati dari Indonesia, apakah sholat gerhana matahari tetap dilakukan?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Hadis Anjuran Sholat Gerhana

Ilustrasi Gerhana Matahari Total 2016. (Telegraph)

Mengutip penjelasan Ustadz Ammi Nur Baits di Konsultasisyariah.com, hadis shahih yang memerintahkan umat Islam melakukan sholat gerhana adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berkhutbah seusai shalat kusuf.

إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته ، ولكن الله يرسلهما يخوف بهما عباده ، فإذا رأيتم ذلك فصلوا وادعوا حتى ينكشف ما بكم

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kebesaran Allah. Mereka tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau lahirnya orang tertentu. Namun Allah menciptakan peristiwa gerhana matahari dan bulan itu, agar membuat para hamba-Nya takut. Karena itu, jika kalian melihat peristiwa gerhana, lakukanlah shalat dan berdoalah, sampai gerhana itu selesai.

Dalam riwayat lain:

فإذا رأيتم ذلك فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره

Artinya: “Jika kalian melihat gerhana maka segeralah mengingat Allah, berdoa, dan memohon ampunan kepadanya.” (HR. Ad-Darimi 1569, An-Nasai 1483 dan dishahihkan al-Albani).


Sholat Gerhana Dilakukan Jika…

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan, dua riwayat di atas menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengaitkan disyariatkannya sholat gerhana ketika seseorang melihat peristiwa itu. Sementara mereka yang tidak melihat peristiwa gerhana itu, tidak disyariatkan untuk melakukan sholat gerhana.

Imam Ibnu Baz juga menjelaskan, dari hadis tersebut berarti tidak disyariatkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak melihat gerhana untuk melakukan sholat gerhana. 

Sebab, Rasulullah SAW mengaitkan perintah untuk melaksanakan sholat gerhana dan memperbanyak dzikir dengan rukyatul kusuf (melihat peristiwa gerhana). Bukan sebatas informasi dari ahli hisab yang memprediksi akan terjadi gerhana, tidak pula mengacu pada peristiwa gerhana yang ternyata di belahan daerah lainnya. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 13:31)

Jadi, saat peristiwa GMT 8 April 2024, umat Islam di Indonesia tidak perlu melaksanakan sholat kusuf. Sebab, gerhana matahari ini tidak bisa diamati dari Indonesia. Anjuran sholat kusuf berlaku bagi muslim di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada. Wallahu a’lam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya