Liputan6.com, Jakarta - Bisnis media Donald Trump melanjutkan awal yang sulit sebagai perusahaan publik, dengan saham Trump Media & Technology Group ditutup pada titik terendah sejak tercatat di bursa Nasdaq akhir bulan lalu.
Melansir CBS News, Sabtu (6/4/2024) saham Trump Media, yang diperdagangkan dengan simbol ticker inisial mantan presiden AS DJT pada hari Jumat turun USD 5,56 atau 12%, menjadi ditutup pada USD 40,59.
Advertisement
Angka tersebut merupakan level terendah perusahaan sejak Trump Media debut pada 26 Maret 2024.
Untuk minggu ini, saham Trump Media turun lebih dari 32%. Perusahaan media yang mengoperasikan platform Truth Social itu telah kehilangan nilai pasar sekitar USD 4 miliar atau Rp. 63,5 triliun selama periode tersebut.
Meskipun saham Trump Media awalnya melonjak ke level tertinggi USD 79,38 pada 26 Maret 2024, analis Wall Street mempertanyakan prospek keuangan perusahaan tersebut, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut dinilai terlalu tinggi dan membandingkannya dengan saham "meme" seperti GameStop.
"Kami sangat bersemangat untuk beroperasi sebagai perusahaan publik dan mendapatkan akses yang aman ke pasar modal," kata juru bicara Trump Media dalam sebuah pesan email.
"Menutup keuangan tahun 2023 terkait merger, Truth Social saat ini tidak memiliki utang dan memiliki lebih dari USD 200 juta di bank, membuka banyak kemungkinan untuk memperluas dan meningkatkan platform kami," kata juru bicara tersebut.
"Kami bermaksud memanfaatkan sepenuhnya peluang ini untuk menjadikan Truth Social sebagai platform kebebasan berpendapat yang klasik bagi rakyat Amerika," tuturnya
Pada 2023 lalu, Trump Media membukukan kerugian sebesar USD 58 juta (Rp. 921,4 miliar) dan pendapatan sebesar USD 4,1 juta (Rp. 65,1 miliar).
Dalam pengajuan peraturan, Trump Media juga mengungkapkan bahwa auditornya telah menyampaikan kekhawatiran tentang kemampuannya untuk terus beroperasi. Peringatan tersebut mencerminkan posisi keuangan perusahaan saat ini, yang berarti perusahaan tersebut dapat tumbuh dan mencatatkan keuntungan di kuartal mendatang.
Trump Media Tetap Optimis
Terlepas dari tantangan yang dihadapi Trump Media, sahamnya telah melonjak sejak diperdagangkan dengan nama sebelumnya, Digital World Acquisition Corp., sebuah perusahaan cangkang yang bergabung dengan Trump Media awal tahun ini.
Di sisi lain, CEO Trump Media Devin Nunes pekan ini menyatakan keyakinannya terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan perusahaan, dengan menyatakan bahwa perusahaan tersebut "tidak memiliki hutang dan memiliki lebih dari USD 200 juta di bank."
Diketahui, Donald Trump memiliki 57% saham Trump Media, dengan nilai sahamnya sebesar USD 3,3 miliar atau setara Rp. 52,4 triliun.
Advertisement
Saham Perusahaan Media Sosial Donald Trump Melonjak
Saham penggabungan perusahaan media sosial Donald Trump yakni Trump Media & Technology Group dan perusahaan cangkang Digital World Acquistion Corp melonjak pada Selasa, 26 Maret 2024.
Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Rabu (27/3/2024), saham Trump Media & Technology Group (DJT), perusahaan induk dari platform media sosial Trump Truth Social naik 16 persen pada Selasa, 26 Maret 2024, di bawah ticker barunya. Sebelumnya, saham naik sebanyak 50 persen. Perusahaan bergabung dengan DWAC dalam kesepakatan yang disetujui oleh pemegang saham pekan lalu. Sebelum merger, DWAC telah memasuki pasar saham sejak 2021.
Pada penutupan Selasa pekan ini, saham Trump Media ditutup ke posisi USD 57,99 dengan kapitalisasi pasar USD 8 miliar.
Donald Trump mendirikan Truth Social setelah dikeluarkan dari aplikasi media sosial besar yakni Facebook dan Twitter yang kini dikenal sebagai platform X seiring kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021. Sejak saat itu, Trump kembali aktifkan platform media sosial Truth Social.
Adapun Trump akan pertahankan sekitar 60 persen saham di Truth Social yang saat ini bernilai sekitar USD 5 miliar. Penyelesaian merger juga terjadi saat Donald Trump hadapi denda penipuan USD 454 juta atau sekitar Rp 7,19 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Seriakt terhadap rupiah di kisaran 15.839) serta bergulat dengan kekurangan penggalangan dana kampanye. Ia bersiap maju dalam pemilihan presiden melawan Joe Biden pada 2024.
Namun, Trump harus menunggu sebelum merealisasikan keuntungan. Berdasarkan ketentuan merger, pemangku kepentingan akan menjalani masa lockup selama enam bulan sebelum menjual dan mengalihkan saham. Satu-satunya pengecualiaan adalah jika dewan direksi perusahaan memutuskan membuat dispensasi khusus.
Menurut pengajuan SEC dari DWAC, Trump Media kehilangan USD 49 juta selama sembilan bulan pertama tahun lalu dan hasilkan pendapatan USD 3,4 juta.