Sekjen PBB ke Israel: Kami Ingin Tahu Penyebab Kematian 196 Pekerja Kemanusiaan

Dunia mengutuk pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pekerja kemanusiaan. Tragedi terbaru menimpa tujuh staf WCK.

oleh Tim Global diperbarui 06 Apr 2024, 21:06 WIB
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, 26 November 2023. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai sejak Jumat, 24 November 2023. (Satellite image ©2023 Maxar Technologies via AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres pada Jumat (5/4/2024) menyerukan dilakukannya penyelidikan independen atas kematian 196 pekerja bantuan di Jalur Gaza selama perang Hamas Vs Israel sejak 7 Oktober 2023. Dia berharap Israel dapat segera dan efektif meningkatkan akses terhadap bantuan.

Kemarahan dunia terhadap situasi kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina yang dihuni oleh 2,3 juta orang semakin meningkat setelah tiga serangan udara Israel pada Senin mengakibatkan tujuh pekerja World Central Kitchen (WCK) tewas. WCK adalah badan amal pangan yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Militer Israel pada Jumat menyatakan penyelidikan mereka atas serangan terhadap konvoi bantuan itu mengungkap adanya kesalahan serius dan pelanggaran prosedur.

"Pemerintah Israel telah mengakui kesalahannya," kata Guterres seperti dilansir VOA Indonesia, Sabtu (6/4). "Namun, masalah inti bukanlah siapa yang membuat kesalahan, tetapi strategi militer dan prosedur yang ada yang memungkinkan kesalahan-kesalahan tersebut berkali-kali terulang."

"Memperbaiki kegagalan tersebut membutuhkan penyelidikan independen serta perubahan yang signifikan dan dapat diukur di lapangan," ujar Guterres, tanpa menyebutkan secara spesifik siapa yang harus melakukan penyelidikan tersebut.

"Sebanyak 196 pekerja kemanusiaan tewas terbunuh dan kami ingin mengetahui penyebab pasti dari setiap kematian mereka."

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang bertemu pada Jumat untuk membahas kelaparan yang mengancam Jalur Gaza dan serangan terhadap pekerja bantuan.

"Jika kami berada di wilayah Gaza Utara, kami sebagai kelompok yang terdiri dari 15 orang akan mengalami kelaparan," kata Duta Besar Slovenia untuk PBB Samuel Zbogar. "Sepuluh dari kami akan menjalani hari dan malam tanpa makanan. Dan setengah dari kami sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan."


Pernyataan Keras Inggris dan Sekjen PBB

Bantuan tersebut tiba di kamp pengungsi Jabalia di bawah naungan dinas keamanan Pemerintah Gaza yang bekerja sama dengan kelompok Palestina. (AP Photo/Mahmoud Essa)

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan para pekerja bantuan sosial tidak boleh menjadi sasaran.

"Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi mereka dan menjamin keselamatan mereka sehingga mereka dapat memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa," tegas Woodward.

Israel akhirnya menyetujui pembukaan sementara penyeberangan Erez ke Gaza Utara dan penggunaan sementara pelabuhan Ashdod di selatan Israel setelah Presiden Joe Biden menegaskan perlunya sejumlah langkah untuk mengurangi krisis kemanusiaan di Gaza. Biden juga menyatakan bahwa dukungan AS terhadap Israel bisa saja dikondisikan jika negara tersebut tidak mengambil tindakan yang diperlukan.

"Ketika pintu bantuan ditutup, pintu menuju kelaparan terbuka. Lebih dari separuh penduduk – lebih dari satu juta orang – menghadapi bencana kelaparan. Anak-anak di Gaza saat ini sekarat karena kekurangan makanan dan air," tutur Guterres.

"Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami dan sepenuhnya dapat dihindari."

Guterres juga menggarisbawahi bahwa dia "sangat terganggu" dengan laporan tentang militer Israel yang menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk mengidentifikasi target pengeboman di Jalur Gaza. Militer Israel membantah tudingan tersebut.

"Keputusan hidup dan mati yang berdampak pada seluruh keluarga tidak seharusnya diserahkan kepada perhitungan algoritma yang tidak memiliki emosi," kata Guterres.

"Selama enam bulan terakhir, tindakan militer Israel menyebabkan kematian dan kehancuran yang tak berujung bagi warga Palestina di Gaza," sambung Guterres. "Kehidupan terpuruk. Penghormatan terhadap hukum humaniter internasional hancur berantakan."

Infografis DK PBB Loloskan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya