Rusia Evakuasi 2.000 Orang Akibat Banjir yang Diperparah Bendungan Jebol

Terdapat 10.000 orang yang diperkirakan berada di zona banjir di Kota Orsk, Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Apr 2024, 07:03 WIB
Ilustrasi banjir (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Moskow - Sekitar 2.000 orang, sebut Reuters, dievakuasi di wilayah barat daya Rusia menyusul banjir yang diperparah oleh jebolnya bendungan di Kota Orsk.

Mesin-mesin berat yang memindahkan tanah berada di lokasi untuk mencoba menopang bendungan.

Sebelumnya, keadaan darurat diumumkan di seluruh wilayah Orenburg setelah permukaan air di Sungai Ural naik secara berbahaya akibat mencairnya es.

Para pejabat mengatakan 10.000 penduduk mungkin berada di zona banjir dan hingga 4.000 rumah mungkin terendam banjir.

"Pekerjaan di area jebolnya bendungan di Orsk terus berlanjut," kata Kementerian Darurat Rusia seperti dilansir BBC, Minggu (7/4/2024), seraya menambahkan bahwa sekitar 440 orang dan 217 peralatan dilibatkan dalam upaya tersebut.

Media pemerintah Rusia melaporkan lebih dari 700 penduduk di dua dari tiga distrik di Orsk dievakuasi, serta ribuan lainnya di wilayah yang lebih luas.

"Warga Distrik Leninsky dan Sovetsky di Orsk dievakuasi ke pusat akomodasi sementara," kata kantor kejaksaan regional.

Tiga orang ditemukan tewas setelah patroli di zona banjir, kata pejabat darurat, meskipun kematian mereka diperkirakan tidak berhubungan langsung dengan banjir.


Banjir Juga Melanda Kazakhstan

Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Wali Kota Orsk Vasily Kozupitsa mengatakan situasinya memburuk dengan cepat, di mana separuh distrik kota tua kota itu terendam banjir dan sisanya berpotensi terputus dari wilayah kota lainnya.

Layanan darurat setempat menyatakan mereka berupaya membendung banjir di Orsk.

Orsk memiliki populasi sekitar 230.000 jiwa. Para pengungsi kini dipindahkan ke sekolah-sekolah terdekat.

Daerah – yang mencakup Orsk dan Orenburg, wilayah Ural lainnya, dan sebagian negara tetangga Kazakhstan – telah dilanda banjir besar dalam beberapa hari terakhir.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menuturkan banjir mungkin merupakan bencana alam terburuk di negaranya selama 80 tahun.

"Kita harus mengambil pelajaran dari banjir berskala besar ini," ujarnya, seperti dilansir Reuters.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya