Liputan6.com, Jakarta Mudik atau pulang ke kampung halaman yang berjarak puluhan bahkan ratusan kilometer sudah jadi tradisi masyarakat Indonesia. Sebagian menggunakan transportasi umum tapi ada juga yang menggunakan motor untuk pindah dari satu kota ke kota lain.
Terkait mudik naik motor mengajak balita, dokter spesialis anak subspesialis infeksi dan penyakit tropis Dwinanda Aidina tak menyarankan hal tersebut.
Advertisement
"Kalau mudik berarti jauh ya dari pusat kota, ke daerah. Saya tidak menyarankan naik motor untuk balita," ungkap Dwinanda menjawab pertanyaan Liputan6.com saat sesi interview pada Jumat, 5 April 2024.
Perjalanan jauh menggunakan motor berarti membuat anak rentan terpapar polusi. Padahal belum ada masker khusus yang bisa melindungi balita dari polusi.
"Naik motor itu lebih terpapar dengan polusi. Sedangkan, sulit ya untuk meminta anak untuk memakaikan masker dan belum ada masker yang khusus untuk melindungi saluran napas anak dari polusi," kata wanita yang sehari-hari praktik di RS Pondok Indah - Puri Indah Jakarta.
Naik Motor Lebih Berisiko untuk Anak
Dwinanda juga mengatakan bahwa motor merupakan sejatinya adalah kendaraan untuk dua orang bukan dua orang dewasa plus anak.
"Naik motor itu lebih berisiko dan hanya bisa dua orang," katanya.
Lalu, saat anak naik motor juga perlu memakai pelindung kepala. Saat ini, belum ada helm untuk anak-anak.
"Jadi, saya kurang menyarankan mudik dengan motor," katanya.
Naik Motor untuk Jarak Dekat
Dwinanda mengatakan bahwa motor sebagai moda transportasi bisa saja digunakan bersama anak bila digunakan jarak dekat. Misalnya saat ke toko atau mengantar anak ke sekolah.
"Tapi ya tetap memakai helm, memakai sabuk khusus untuk anak untuk menjaga keseimbangan pada anak," kata Dwinanda.
Advertisement
Usia Anak Boleh Mudik
Mengenai usia anak bisa diajak mudik Dwinanda mengatakan tidak ada patokan khusus. "Sebenarnya tidak ada kepastian umur segini baru boleh."
Namun, Dwinanda mengingatkan bahwa imunitas bayi belum terbentuk sempurna ketika dibawa bepergian jauh. Maka dianjurkan untuk sudah divaksinasi ketika sudah mendapatkan imunisasi.
"Kalau tidak darurat sekali, mungkin bepergian bisa ditunda. Atau lengkapi dulu vaksinasi," imbuhnya.