6 Fakta Menarik Masjid Sheikh Lotfollah, Mahakarya Arsitektur Iran yang Dibangun Selama 16 Tahun

Masjid Syekh Lotfollah merupakan salah satu mahakarya arsitektur Iran yang dibangun pada masa Kekaisaran Safawi.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 08 Apr 2024, 05:00 WIB
Masjid Sheikh Lotfollah di Iran. (Dok: Instagram @svenpun https://www.instagram.com/p/B_zKrL8JfAU/?igsh=ZXJ4OGNhY3NlNnUz)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Syekh Lotfollah merupakan salah satu mahakarya arsitektur Iran yang dibangun di masa Kekaisaran Safawi, berdiri di sisi timur Lapangan Naqsh-i Jahan, Esfahan, Iran. Pembangunan masjid berlangsung sekitar 16 tahun yang dimulai pada 1603 dan selesai tahun 1619.

Mengutip laman Iranian Tours, Minggu, 7 April 2024, masjid ini dibangun oleh kepala arsitek Mohammad Reza Isfahani, pada masa pemerintahan Shah Abbas I dari Persia. Atas saran Arthur Upham Pope, Reza Shah Pahlavi membangun kembali dan memperbaiki masjid pada 1920-an.

Tujuan dari masjid ini adalah agar menjadi milik pribadi istana kerajaan dan tidak seperti Masjid Shah, yang dimaksudkan untuk umum. Oleh karena itu, masjid ini tidak memiliki menara dan berukuran lebih kecil. 

Masih banyak hal mengenai Masjid Syekh Lotfollah selain lokasi maupun kapan berdirinya. Berikut enam fakta menarik Masjid Syekh Lotfollah yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber. 

1. Penyebutan Nama Masjid

Sepanjang sejarahnya, masjid ini disebut dengan nama yang berbeda-beda. Bagi Sayyid Zayn al-Abidin Junabadi, seorang birokrat terkenal Iran, masjid itu adalah masjid dengan kubah besar (Masjed-e qubbat-e 'azim) dan masjid berkubah (qubbat masjed).

Sedangkan sejarawan kontemporer Iskandar Munshi menyebutnya sebagai masjid yang sangat murni dan indah. Di sisi lain, pelancong Eropa, seperti Jean Chardin menyebut masjid tersebut menggunakan nama saat ini, dan tulisan Al-Quran di dalam masjid, yang dibuat oleh kaligrafer Iran Baqir Banai, juga mencantumkan nama Syekh Lutfallah.


2. Syekh Lutfallah Imam Pertama Masjid

Kemegahan Masjid Sheikh Lotfollah di Iran. (Dok: IG iran_in_photos_ https://www.instagram.com/p/B-1JChmAvXN/?igsh=a3pmNThnYWI5Ymhk)

Dalam catatan Muhibb Ali Beg, Bendahara Kerajaan, menunjukkan bahwa gaji Imam berasal langsung dari sumber daya rumah tangga kekaisaran. Semua ini menunjukkan bahwa bangunan tersebut tidak hanya dinamai menurut nama Syekh Lutfallah, tetapi juga bahwa imam terkenal ini adalah salah satu imam pertama untuk istana di masjid ini.

3. Interior Masjid

Untuk menghindari keharusan berjalan melintasi Alun-Alun menuju masjid, Shah Abbas menyuruh arsitek membangun terowongan yang membentang di piazza dari Istana Ali Qapu hingga masjid. Untuk mencapai pintu masuk masjid, seseorang harus berjalan melewati lorong yang berkelok-kelok, hingga akhirnya mencapai bangunan induk.

Di sepanjang lorong ini terdapat penjaga yang berdiri, dan tujuan jelas dari desain ini adalah untuk melindungi para wanita harem sebanyak mungkin dari siapa pun yang memasuki gedung. Saat ini, pintu-pintu ini terbuka untuk pengunjung, dan lorong di bawah lapangan tidak lagi digunakan.


4. Gerbang Berbentuk Bulan Sabit

Masjid Sheikh Lotfollah merupakan mahakarya arsitektur di Iran. (Dok: IG @allisonaak https://www.instagram.com/p/BhvOq1ZHbca/?igsh=MXFsaHJrMTBhYWttag==)

Gerbang masuk Masjid Sheikh Lotfollah, seperti yang ada di Grand Bazaar dan Masjed-e Shah, berbentuk bulan sabit yang tersembunyi. Selain itu fasad bawah masjid dan pintu gerbang terbuat dari marmer, sedangkan ubinnya memiliki tujuh warna dan mosaik polikrom menghiasi bagian atas masjid. 

Penciptaan kaligrafi dan ubin, yang keindahan dan kualitasnya melebihi apa pun yang pernah diciptakan sebelumnya di dunia Islam. Pembuatan kaligrafi diawasi oleh ahli kaligrafi Ali Reza Abbasi.

5. Sempat Debat Arah Kiblat

Arsitek monumen tersebut adalah Mohammad-Reza Isfahani, yang memecahkan masalah perbedaan arah kiblat dan pintu gerbang bangunan dengan merancang ruang depan penghubung berbentuk L antara pintu masuk dan pagar. Prasasti Reza Abbasi di pintu masuk menyebutkan tanggal dimulainya pembangunan.

Orientasi utara-selatan Maydan tidak sesuai dengan arah kiblat barat daya yang diatur pada 45 derajat ke sana. Fitur ini, yang disebut pāshnah dalam arsitektur Persia, menyebabkan kubah tersebut berdiri tidak tepat di belakang pintu masuk aula.


6. Gambar Merak Jadi Ciri Khas Masjid

Masjid Sheikh Lotfollah, salah satu mahakarya arsitektur di Iran. (Dok: Instagram @julien_bggn https://www.instagram.com/p/B7DO6WhiV4N/?igsh=MWFiZDU0cnJvYW1vNQ%3D%3D)

Meskipun struktur Masjid Sheikh Lotfollah tampak sederhana, dekorasi interior dan eksterior sangatlah rumit. Terlihat dalam konstruksi masjidnya menggunakan bahan-bahan terbaik dan mempekerjakan pengrajin paling berbakat.

Gambar "merak" di tengah sisi interior kubah merupakan salah satu ciri khas masjid. Jika Anda berdiri di gerbang masuk aula dalam dan melihat ke tengah kubah, terlihat seekor burung merak yang ekornya tampak seperti sinar matahari yang masuk dari lubang di langit-langit.

Di sisi dalam kubah, untuk tujuan estetis dibuat lorong panjang yang rendah menuju ruang kubah. Ekspresi desain ini seperti menunjukan kerendahan akan memberi jalan bagi ketinggian yang menjulang dan kesuraman terhalau oleh penerangan yang stabil di hampir sejumlah jendela.

Mihrāb di dinding barat dilapisi dengan bunga-bunga kecil di padang rumput biru tua. Setiap bagian dari desain masjid, setiap pengulangan, setiap cabang atau bunga memiliki keindahan tersendiri. Namun keindahan keseluruhan masjidnya muncul saat Anda bergerak.  

 

Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya