Sydney Masih Diguyur Hujan Lebat, Otoritas Setempat Peringatkan Banjir Susulan

Hujan deras melanda kota Sydney selama 24 jam. Otoritas setempat ingatkan kemungkinan banjir susulan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Apr 2024, 16:02 WIB
Warga melihat mobil yang terendam banjir di pinggiran barat daya Sydney, Australia, Selasa (8/3/2022). Ribuan warga Sydney diminta untuk mengungsi dari daerah dataran rendah karena hujan lebat dan banjir bandang. (Muhammad FAROOQ/AFP)

Liputan6.com, Sydney - Banjir diperkirakan akan meningkat di Sydney setelah hujan lebat pada Jumat (5/4/2024). Volume air di kota tersebut menyebabkan banjir bandang di beberapa bagian kota terbesar kedua di Australia, kata pihak berwenang.

Hujan deras mengguyur sebagian kota selama 24 jam, memaksa ribuan orang mengungsi di pinggiran kota, dikutip dari laman BBC, Minggu (7/4).

Hujan juga menyebabkan pasokan air utama kota, Bendungan Warragamba, tumpah dua hari lebih awal dari perkiraan.

Masyarakat yang tinggal di hilir bendungan telah diperingatkan akan kemungkinan terjadinya banjir lagi.

Bendungan tersebut mulai meluap pada Sabtu (6/4) pagi dan sejak itu memompa setara dengan 80.000 kolam renang ukuran Olimpiade ke hilir setiap jamnya, menurut Sydney Morning Herald.

Ketinggian air bendungan diperkirakan mencapai puncaknya pada tengah malam waktu setempat pada Sabtu (6/4), menurut para pejabat.

Namun beberapa warga telah diperingatkan akan risiko banjir lebih lanjut karena sebagian besar air dari bendungan belum mencapai daerah rawan banjir di Sydney.

“Kami telah mendampingi masyarakat, memberi tahu mereka apa yang akan terjadi dan memastikan mereka bersiap,” kata Komisioner Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales, Carlene York, kepada wartawan.

“Kami tidak berpikir air tersebut berdampak pada banyak orang di wilayah tersebut, namun yang pasti lahan pertanian di pedesaan, peternakan, keluarga dan dunia usaha... perlu waspada dalam beberapa hari ke depan karena air akan terus mengalir."


Volume Air Diprediksi Meningkat

Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Ketinggian air di sungai Hawkesbury dan Nepean diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.

CEO WaterNSW Andrew George mengatakan, ada juga tumpahan air yang berasal dari bendungan lain, termasuk Bendungan Tallowa di Sungai Shaolhaven dan bendungan Blue Mountains. Tumpahan dari tiga bendungan metropolitan lainnya diperkirakan terjadi, katanya, dikutip oleh 9News.

Badai tersebut menyebabkan hujan selama sebulan yang mengguyur Sydney pada Jumat (5/4) sehingga pihak berwenang mengeluarkan peringatan evakuasi darurat di banyak daerah dataran rendah di kota tersebut, termasuk Richmond dan Windsor.

“Meskipun saat ini langit biru terlihat di seluruh Sydney dan situasi darurat hujan tampaknya mulai mereda, penting untuk dicatat bahwa tingkat banjir di beberapa sungai, khususnya di bagian barat Sydney, terus meningkat dan hal ini menimbulkan bahaya,” kata Perdana Menteri New South Wales Chris Minns kepada wartawan.

Lebih dari 150 orang berhasil diselamatkan dari banjir, kata Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales, dan menambahkan bahwa 72 penyelamatan dilakukan di Sydney.

 


Ribuan Orang Kehilangan Aliran Listrik

Ilustrasi banjir (Dok. Pixabay)

Banyak layanan kereta api di Sydney yang belum berjalan karena adanya banjir di relnya, sementara banyak jalan juga ditutup.

Satu-satunya akses jalan menuju Lembah Megalong di Blue Mountains, sebelah barat Sydney, terputus akibat tanah longsor besar akibat cuaca basah.

Walikota setempat Mark Greenhill mengatakan, pemberian makanan mungkin harus dilakukan untuk warga yang diisolasi.

“Kehancurannya begitu besar sehingga kita bahkan tidak bisa mengeluarkan orang, apalagi kendaraan,” katanya kepada ABC Radio Sydney.

Gambar juga menunjukkan rumah-rumah hancur di kota Wollongong, di selatan ibu kota negara bagian.

Peringatan banjir juga telah dikeluarkan di negara bagian Queensland, dan warga diimbau menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya