Nyala Lilin dan Hening Cipta pada Peringatan 30 Tahun Genosida Rwanda

Para pemuda Rwanda memegang lilin saat mengheningkan cipta memperingati 30 tahun genosida Rwanda tahun 1994 di BK Arena, Kigali. Peringatan tersebut untuk menandai peristiwa pembantaian massal salah satu suku atau genosida pada 1994 yang menewaskan lebih dari 1 juta orang. Kala itu, selama lebih dari 100 hari, sejak 7 April 1994, suku Tutsi dan sebagian suku Hutu moderat secara sistematis dibantai oleh anggota suku Hutu yang ekstremis. Aksi ini dipimpin oleh tentara Rwanda dan milisi yang dikenal sebagai Interahamwe.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 08 Apr 2024, 18:45 WIB
Peringatan 30 Tahun Genosida Rwanda
Para pemuda Rwanda memegang lilin saat mengheningkan cipta memperingati 30 tahun genosida Rwanda tahun 1994 di BK Arena, Kigali. Peringatan tersebut untuk menandai peristiwa pembantaian massal salah satu suku atau genosida pada 1994 yang menewaskan lebih dari 1 juta orang. Kala itu, selama lebih dari 100 hari, sejak 7 April 1994, suku Tutsi dan sebagian suku Hutu moderat secara sistematis dibantai oleh anggota suku Hutu yang ekstremis. Aksi ini dipimpin oleh tentara Rwanda dan milisi yang dikenal sebagai Interahamwe.
Para pemuda Rwanda memegang lilin saat mengambil bagian dalam acara mengheningkan cipta memperingati 30 tahun genosida Rwanda tahun 1994 di BK Arena, Kigali, 7 April 2024. (LUIS TATO/AFP)
Peringatan tersebut untuk menandai peristiwa pembantaian massal atau genosida pada 1994 yang menewaskan lebih dari 1 juta orang. (LUIS TATO/AFP)
Selama lebih dari 100 hari, sejak 7 April 1994, suku Tutsi dan sebagian suku Hutu moderat secara sistematis dibantai oleh anggota suku Hutu yang ekstremis. (LUIS TATO/AFP)
Aksi ini dipimpin oleh tentara Rwanda dan milisi yang dikenal sebagai Interahamwe. (LUIS TATO/AFP)
Presiden Rwanda, Paul Kagame mengatakan terjadinya pembantaian tersebut tidak boleh dibiarkan muncul lagi dalam politik di negara itu. (LUIS TATO/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya