Top 3 Islami: Catatan Kecil Ini Selamatkan Ahli Maksiat di Hari Kiamat, Dosa di Bulan Ramadhan Tak Cukup Sholat Taubat Kata Buya Yahya

Ulasan mengenai apa yang harus dilakukan setelah berbuat dosa di Bulan Ramadhan ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (8/4/2024). Artikel kedua yang tak kalah populer yakni kisah catatan kecil yang menyematkan ahli maksiat di hari kiamat.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 09 Apr 2024, 06:30 WIB
Gurun Sahara turun salju. (Via: boredpanda.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manusia tak lepas dari kesalahan, baik sengaja maupun tidak. Tak tertutup kemungkinan, seseorang juga berbuat dosa di Bulan Ramadhan.

Sebagaimana amalan dan ibadah yang diganjar dengan pahala berlipat, berbuat dosa di bulan Ramadhan juga diberi hukuman dosa berlipat. Karena itu, menurut ulama kharismatik Buya Yahya, seseorang harus secepatnya taubat.

Namun, menurut Buya Yahya, taubat tak cukup hanya sekadar sholat taubat. Ulasan mengenai apa yang harus dilakukan setelah berbuat dosa di Bulan Ramadhan ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (8/4/2024).

Artikel kedua yang tak kalah populer yakni kisah catatan kecil yang menyematkan ahli maksiat di hari kiamat.

Sementara, artikel ketiga yakni peringatan Gus Baha agar seseorang tidak kagum terhadap koruptor yang kaya raya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Ketika Catatan Kecil Selamatkan Ahli Maksiat di Hari Kiamat, Apa Amalannya?

Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com

Sebagai muslim kita meyakini akan adanya hari kiamat. Bahkan, percaya kepada hari akhir termasuk salah satu rukun yang harus diimani.

Pada hari kiamat seluruh alam semesta beserta isinya hancur. Khusus orang beriman, mereka tidak akan merasakan dahsyatnya peristiwa hari kiamat, karena lebih dulu akan menghirup angin lembut yang membuatnya meninggal dunia.

Setelah alam semesta beserta isinya hancur, Allah SWT akan membangkitkan lagi seluruh manusia sejak zaman Nabi Adam As hingga yang paling terakhir. Kemudian Allah SWT kumpulkan di Padang Mahsyar dan manusia menerima catatan amalnya.

Selanjutnya manusia akan menghadapi beberapa fase pascakiamat. Inilah waktu pertanggungjawaban segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia.

Seluruh catatan amal manusia yang telah diterima akan dihitung dan diperlihatkan. Amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat. Kemudian catatan amal itu akan ditimbang. Setelahnya manusia akan menerima pembalasan dari apa yang telah diperbuatnya selama di dunia.

Menilik ke belakang, 14 abad lalu, Rasulullah SAW mengisahkan seorang laki-laki yang ahli maksiat tapi dia selamat di hari kiamat karena satu catatan kecil. Catatan amal baik yang tak sebanding dengan perbuatan maksiatnya itu ternyata berdampak besar baginya di hari kiamat. 

Selengkapnya baca di sini


2. Berbuat Dosa saat Ramadhan, Ternyata Sholat Taubat Saja Tak Cukup Diampuni Allah Kata Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh berkah. Sejatinya, pada bulan suci ini umat Islam lebih banyak berbuat amal saleh ketimbang maksiat. Namun tak dapat dipungkiri masih ada yang melakukan perbuatan dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar. 

Sebelum Ramadhan berakhir, sebaiknya segera bertaubat atas perbuatan maksiat yang telah dilakukan saat bulan suci. Jika ingin permohonan ampunnya diampuni, apakah cukup dengan melakukan sholat taubat saja?

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menuturkan, pada dasarnya Allah Maha Pengampun. Dosa-dosa karena perbuatan zina, judi, hingga mabuk jangan khawatir tidak diampuni Allah. Sebanyak apapun dosanya akan sangat mudah bagi Allah untuk mengampuni, asalkan benar-benar taubat.

Buya Yahya menjelaskan, yang dimaksud benar-benar taubat adalah timbul rasa penyesalan atas perbuatan maksiat tersebut, sehingga tidak akan mengulanginya lagi.

“Kalau dia serius bertaubat menuju kepada Allah, orang bertaubat dari dosa seperti yang tidak berdosa. Catatannya adalah serius dalam bertaubat, menyesal dulu,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Ahad (7/4/2023).

“Jadi penyesalan harus dihadirkan dalam hatinya kemudian dirasakan oleh anggota tubuhnya. Sehingga betul-betul (taubat) dia. Kalau ingin melakukan kejahatan tersebut menjadi ketakutan dia,” imbuh Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini


3. Gus Baha: Hati-Hati Kagum Terhadap Golongan Ini 'Wah Hidupnya Enak Ya Banyak Uang'

KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Pernyataan "Wah, hidupnya enak ya, banyak uang" sering terucap atau terlintas di pikiran banyak orang ketika melihat pelaku korupsi atau orang yang terlibat dalam tindakan penyalahgunaan kekuasaan dan uang.

Tak terkecuali pada kasus terbaru Rp271 Triliun. Banyak orang mengatakan 'senangnya punya banyak uang'.

Sebaiknya kita berhati-hati dalam cara pandang terhadap sesuatu, apalagi sampai mengagumi atau mengidolakan orang yang terlibat dalam tindakan korupsi hanya karena kekayaan atau gaya hidup mewah yang mereka miliki.

Sebaliknya, kita harus memberikan apresiasi kepada mereka yang mencapai keberhasilan melalui usaha yang jujur, kerja keras, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha sosok alim alamah murid Mbah Moen ini pernah menyatakan, bahwa cara pandang semacam itu sangat berbahaya, dan bisa dikategorikan sebagai maksiat hati.

"Allah itu akan menindak Apa yang kamu perbuat oleh hati kamu, bima kasabat qulub," kata Gus Baha dalam salah satu unggahan video pendek channel youtube akun ALghifari22.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya