Liputan6.com, Jakarta - Masjid Islamic Center Samarinda atau yang lebih dikenal dengan nama resminya Masjid Baitul Muttaqien adalah masjid yang terletak di Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Masjid ini merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Mengutip dari laman Dunia Masjid, Senin, 8 April 2024, masjid ini bisa ditemukan setelah melewati jembatan Sungai Mahakam. Menghiasi landmark kota penghasil batu bara, Masjid Baitul Muttaqien kemegahan bangunan berkubah besarnya dilengkapi dengan menara yang menjulang tinggi.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Masjid Islamic Center Samarinda, selain lokasinya. Berikut enam fakta menarik Masjid Baitul Muttaqien yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Masjid Termegah Kedua di Asia Tenggara
Masjid ini memiliki luas bangunan 43.500 meter persegi, serta luas bangunan pendukung 7.115 meter persegi, dan luas lantai basemen 10.235 meter persegi. Lantai dasar masjid memiliki luas 10.270 meter persegi dan lantai utama mempunyai luas 8.185 meter persegi.
Luas lantai balkon masjid ini adalah 5.290 meter persegi. Dengan tujuh minaret dan satu kubah besar, masjid ini merupakan yang termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid lstiqlal.
2. Inspirasi Gaya Arsitektur Turki dan Eropa
Masjid megah ini bergaya arsitektur khas Turki dengan kombinasi unsur Eropa, Timur Tengah, dan Indonesia. Perpaduan aneka gaya arsitektur tersebut bisa dilihat dari kubah yang mengadopsi model kubah Masjid Haghia Sophia di Istanbul, Turki dan penempatan gerbang-gerbang tinggi yang megah ala Eropa kuno. Adapun desain menara terinspirasi menara Masjid Nabawi, di Madinah.
2. Memiliki 7 Menara
Didirikan pada 2001, Masjid Baitul Muttaqien mampu menampung hingga 45 ribu jemaah. Tampak dari atas masjid ini pun sangat besar dan megah, menonjolkan menara masjidnya yang terdiri tujuh buah.
Masjid ini memiliki tujuh minaret atau menara masjid, dan minaret utamanya mencapai 99 meter, yang mengacu pada asmaulhusna, atau 99 nama Allah. Menara masjid utama terdiri dari bangunan dengan 15 lantai dan setiap lantai memiliki ketinggian rata-rata 6 meter.
Sementara anak tangga dari lantai dasar ke lantai utama masjid berjumlah 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah hitungan tasbih Islam.
Tak hanya menara masjid utama, bangunan ini juga memiliki enam minaret lainnya di sisi masjid. Empat di antaranya terletak di setiap sudut masjid dan tingginya mencapai 70 meter, dan dua di antaranya berada di pintu gerbang dan tingginya mencapai 57 meter. Keenam menara masjid juga berarti jumlah Rukun Iman dalam Islam.
Advertisement
4. Serambi Masjid
Setelah melewati anak tangga masjid, pengunjung akan disambut serambi masjid yang sangat mewah. Sentralisasi visual tertuju pada beduk raksasa yang diletakkan di tengah ruangan.
Di sini serambi masjid dihiasi lampu gantung kristal dan lampu dinding yang unik bertuliskan kaligrafi huruf Arab. Masjid ini juga dilengkapi dengan elevator, lift, serta jalur khusus penyandang disabilitas untuk memudahkan orang mencapai lantai masjid yang lebih tinggi.
5. Material Bangunan Lantai Granit Masjid
Ruang utama masjid untuk salat menampilkan kesan yang tak kalah megah namun menyejukkan mata. Penggunaan material granit pada lantai dengan pilihan warna krem muda beraksen garis vertikal hitam semakin padu dengan dinding mihrab berwarna gelap.
Plafon ruang utama terlihat mengikuti bentuk kubah yang berhias lukisan garis abstrak geometris bermotif bintang. Sementara lampu gantung kuningan yang mengelilingi sisi luar lingkaran kubah juga menimbulkan kesan megah.
6. Sejarah Berdirinya Masjid
Menurut rencana, pembangunan Masjid lslamic Center ini menjadi tahap awal pembangunan pusat peradaban Islam di Kalimantan Timur. Diharapkan, keberadaan masjid in bisa membangkitkan semangat kebersamaan masyarakat setempat.
Mengutip dari laman resmi Islamic Center Samarinda, masjid ini dicetuskan pertama kali oleh Brien TNI (Purn) H. Abd. Wahab Syachranie, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur usai penyelenggaraan MTQ Nasional ke IX yang berlangsung di Kota Samarinda. Saat itu, putera-puteri Kaltim berhasil meraih prestasi yang bertarafnasional dengan memperoleh juara I, HM. Ali Yusni, Qori Tingkat Dewasa dan Hj. Qustaniah, Juara I Qoriah Putri Dewasa.
Di tahun 2000, memasuki milenium ketiga, Suwarna Abdul Fatah, Gubernur Kalimantan Timur ke-10 dan 11 menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Saat berada di Masjid Nabawi Madinah Al Munawarrah, muncul inspirasi dibenaknya untuk membangun sebuah masjid besar di Benua Etam atau Kutai Kertanegara.
Advertisement