Liputan6.com, Jakarta - Ambon termasuk salah satu kota yang memesona di Indonesia. Terletak di Kepulauan Maluku, kota ini telah ada sejak abad ke-16 silam. Jadi, ada banyak situs bersejarah yang antik dan menarik untuk dikunjungi.
Tak hanya menarik perhatian turis domestik, ibu kota provinsi Maluku ini juga merupakan destinasi wisata menarik bagi turis asing atau wisman (wisatawan mancanegara). Baru-baru ini, seorang traveler yang aktif membuat konten di YouTube bernama Nick K membagikan momennya saat berlibur ke Ambon.
Advertisement
Melansir video di akun Youtube Nick, Senin, 8 April 2024, wisman asal Amerika Serikat (AS) ini berkunjung ke sebuah desa bernama Kaitetu. Desa tersebut menyimpan sejarah tentang perjalanan masyarakat Maluku saat masih dijajah Portugis dan Belanda. Hal ini dibuktikan dari banyaknya bangunan berusia berabad-abad yang masih mengusung konsep khas kolonial.
Ada dua bangunan keagamaan yang sangat bersejarah, yaitu gereja dan masjid. Lewat vlog-nya, Nick memperlihatkan momen saat berkunjung ke masjid tertua di Ambon, yakni Masjid Tua Wapauwe atau Masjid Wapauwe. Ia cukup terkejut ketika mengetahui bahwa masjid tersebut dibangun 600 tahun lalu.
Sambil menikmati keindahan arsitektur bangunan dan mengamati kayu penyangga masjid tua ini, Nick disambut oleh seorang marbot masjid yang juga seorang guru ngaji. Menariknya, sang guru ngaji menyambut Nick dengan bahasa Inggris yang begitu fasih.
"Welcome to my village, welcome to Ambon, and welcome to my mosque (selamat datang di desa saya, selamat datang di Ambon, dan selamat datang di masjid kami)," ucap sang guru ngaji bernama Arsat ini.
Masjid Wapauwe Sudah Banyak Dikunjungi Wisman
Mengetahui pria paruh baya di depannya bisa berbahasa Inggris dengan baik, Nick langsung bertanya mengenai informasi terkait masjid bersejarah ini. Masjid yang dibangun pada 1414 ini awalnya bernama Masjid Wawane karena dibangun di lereng Gunung Wawane.
Keberadaan masjid itu merupakan imbas kedatangan para pedagang Arab ke Indonesia Timur, termasuk Maluku, untuk menyebarkan agama Islam. Menurut Arsat, masjid ini telah dikunjungi oleh banyak wisman.
Saat menyambut turis asing, Arsat akan menyesuaikan bahasanya dengan mereka karena ia mengaku fasih empat bahasa asing. "Saya berbicara bahasa Inggris, bahasa Belanda juga, dan Jerman, dan Italia. Saya guru, saya baru pensiun empat tahun yang lalu," tutur Arsat.
Nick yang merasa takjub tak lupa memuji keramahan yang ditunjukkan Arsat dan para warga di Ambon. "Saya sangat senang di sini, orang-orangnya baik," kata Nick. Video yang dibagikannya langsung direspons warganet di kolom komentar.
"Masya Allah, bapak Ustadz Arsyat keren, kuasai 4 bahasa atau lebih. Semoga bapak Ustadz Asyad selalu diberi kesehatan dan umur panjang," komentar seorang warganet.
Advertisement
Perjalanan ke Desa Kaitetu
"Suka kalau lihat orang Ambon pintar berbahasa Inggris ini baru ini orang tua lagi mantap dha," tulis warganet yang lain.
"Saya suka konten di kampung-kampung seperti ini. Banyak nilai sejarahnya dan banyak pembelajaran yang kita ambil terutama budayanya. Sehingga rasa saling menghargai satu sama lain semakin tinggi," ujar waerganet lain.
"Keren sekali pak arshad kapan2 vlog lagi sama pak arshat," kata warganet lainnya.
Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke Masjid Wapauwe atau tempat wisata lainnya di Desa Kaitetu, kita dapat menggunakan kendaraan bermotor menuju Negeri atau Desa Kaitetu yang berada di wilayah utara Pulau Ambon.
Melansir laman Indonesia Kaya, Senin, 8 April 2024, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan dari pusat Kota Ambon. Kita akan melewati jalan memotong wilayah pegunungan dan berakhir di pesisir pantai utara Ambon.
Jarak yang ditempuh sebenarnya hanya sekitar 35 kilometer dari kota Ambon, tapi perjalanan jadi lebih lama karena kontur jalan yang tidak rata dan berkelok-kelok. Tidak perlu kuatir bosan karena selama perjalanan kita akan melihat pemandangan pegunungan dan pesisir utara Pulau Ambon yang indah.
Masjid Direnovasi dan Dirawat dengan Baik
Masjid Wapauwe adalah masjid yang memiliki arsitektur mirip rumah joglo. Masjid ini tidak berkubah dan sekilas bentuknya mirip Masjid Agung Kota Demak yang juga merupakan peninggalan sejarah.
Ada banyak hal unik ditemukan di masjid tersebut. Salah satunya adalah konstruksi masjid yang dibuat dari kayu disambung tanpa menggunakan paku, melainkan pasak, yang memungkinkan masjid dapat dilepas pasang secara mudah (knock down).
Masjid ini sudah beberapa kali direnovasi, namun bentuk aslinya tidak diubah sama sekali. Di bagian dalam masjid, terdapat empat pilar yang merupakan pilar asli sejak masjid dibangun. Sebuah bedug yang berumur sama dengan masjid juga masih terawat dengan baik dan tentu saja masih digunakan sesuai fungsi seharusnya.
Ada pula sebuah peninggalan sejarah berupa mushaf Alquran buatan Mushaf Nur Cahya terawat baik sampai sekarang. Naskah mushaf Alquran ini konon termasuk salah satu yang tertua di Indonesia.
Naskah ini dibuat dengan tulisan tangan di atas kertas berkualitas tinggi pada 1500-an. Benda-benda ini hingga kini dianggap sebagai pusaka Masjid Wapauwe dan dirawat dengan baik oleh keturunan penjaga masjid yang bermarga Hatuwe.
Advertisement