7 Kuliner Jalur Pansela, Bisa Dicoba Sambil Mudik

Berikut kuliner khas Jalur Pansela yang dapat dicoba sambil perjalanan mudik.

oleh Tifani diperbarui 11 Apr 2024, 05:00 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan Jalan Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa sepanjang 1.547,5 km, sebagai jalur alternatif bagi para pemudik Lebaran 2023.

Liputan6.com, Yogyakarta - Jalur Pansela atau Jalan Lintas Pantai Selatan masih menjadi salah satu rute mudik yang cukup diminati. Menariknya, pemudik yang melewati jalur ini akan disuguhi pemandangan indah pantai selatan pulau Jawa.

Tak hanya itu, para pemudik juga dapat mencicipi berbagai kuliner khas yang tak kalah menggoda. Setiap daerah di sepanjang Jalur Pansela memiliki ciri khas kuliner tersendiri.

Terlebih, ragam kuliner Pansela ini mudah ditemukan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut kuliner khas Jalur Pansela yang dapat dicoba sambil perjalanan mudik.

1. Satai Maranggi

Satai atau sate maranggi merupakan makanan khas Purwakarta. Nama "Maranggi" dalam bahasan Sunda memiliki arti "petukangan" atau yang berarti seorang ali pebuat sarung keris.

Salah satu sumber sejarah satai maranggi yang dikutip dari laman jurnal berjudul "Sate Maranggi, Kuliner Khas Kabupaten Purakarta" (2017) oleh Irvan Setiawan, menyebutkan kata "Maranggi" dalam Satai Maranggi merupakan nama panggilan yang ditujukan pada seorang penjual Satai, yaitu Mak Anggi.

Satai maranggi terbuat dari daging sapi atau kambing yang dimarinasi dengan bumbu rempah-rempah khas. Tak seperti satai pada umumnya, satai maranggi dibumbui menggunakan ketumbar, jinten, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah lainnya, sehingga menghasilkan rasa gurih dan sedikit pedas.

Satai maranggi biasanya disajikan dengan sambal oncom, acar, dan ketan bakar. Kuliner khas Jalur Pansela ini merupakan salah satu makanan favorit di Jawa Barat, khususnya di daerah Purwakarta.

 


Soto Sokaraja

2. Soto Sokaraja

Soto sokaraja merupakan salah satu makanan khas daerah Banyumas. Berbda dengan soto pada umumnya, soto jenis ini menggunakan bumbu sambal kacang dan ketupat yang dicampur di dalam mangkuk.

Seporsi soto sokaraja berisi bihun, suwiran ayam atau sapi, kol, dan kerupuk cantir yang bewarna-warni. Kemudian disiram dengan kuah kaldu sapi dari sandung lamur yang dimasak dengan bumbu khusus, sehingga memberikan cita rasa yang khas.

Selain itu, kuah pada Soto Sokaraja ini cenderung lebih bening dan berwarna kekuningan.

3. Yutuk

Yutuk goreng atau undur-undur pantai menjadi camilan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja apabila melewati Jalur pansela saat mudik lebaran. Yutuk goreng dapat dengan mudah ditemui di pesisir pantai Kebumen, tepatnya di pantai Petanahan.

Oleh warga sekitar, yutuk diolah menjadi rempeyek yang renyah dan gurih. Makanan khas ini cocok dijadikan cemilan bersama keluarga. Yutuk goreng dijual dengan harga Rp1.000 per biji.

4. Mi Ongklong

Mi atau mie ongklok merupakan makanan khas Jawa Tengah, khususnya daerah Wonosobo. Mi Ongklok terbuat dari mi kuning yang dimasak dengan kuah kaldu sapi yang kental dan gurih.

Mi Ongklok dapat disantap bersama dengan satai ayam atau satai kambing. Nama "ongklok" berasal dari alat yang digunakan untuk merebus mi, yaitu keranjang bambu yang disebut "ongklok".

Salah satu kuliner khas Jalur Pansela ini memiliki cita rasa yang gurih dan manis. Kuahnya terbuat dari kaldu sapi yang dibumbui dengan bawang putih, kemiri, dan gula merah.

Mi Ongklok biasanya disajikan dengan taburan daun kucai dan bawang goreng.

 


Geblek

6. Geblek

Geblek merupakan camilan khas Jalur Pansela selanjutnya. Kudapan ini terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan daun kucai dan bumbu-bumbu lainnya, seperti bawang putih, garam, dan gula merah.

Adonan geblek kemudian dicetak berbentuk bulat dan digoreng hingga matang. Geblek memiliki tekstur yang kenyal dan gurih.

Geblek juga memiliki cita rasa yang gurih dan manis. Saus kacang atau saus sambal yang disajikan bersama geblek menambah cita rasa gurih dan pedas.

7. Ayam Lodho

Ayam lodho merupakan makanan khas Tulungagung, Jawa Timur. Ayam lodho dibuat dengan cara dipanggang atau dibakar terlebih dahulu.

Kemudian, ayam dimasak dengan bumbu halus dan santan. Daging ayam lodho empuk dan bumbunya meresap sampai ke tulang.

Kata "lodho" dalam bahasa Jawa berarti empuk dan mudah lepas. Hal ini dikarenakan tekstur daging ayamnya yang sangat empuk, sehingga mudah untuk digigit atau dipisahkan dari tulang-tulangnya.

Kuliner khas Jalur Pansela ini biasanya disajikan bersama nasi hangat dan urap. Hidangan ayam ini sangat mudah ditemukan di Provinsi Jawa Timur, khususnya Trenggalek dan Tulungagung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya