Liputan6.com, Jakarta - Becak di Yogyakarta kembali ke hakikatnya sebagai kendaraan ramah lingkungan setelah sempat didominasi becak motor alias bentor. Bukan versi konvensional, namun becak kayuh listrik lah yang beroperasi di Kota Gudeg sejak Minggu, 7 April 2024.
"Sedulur sudah lihat konvoi becak listrik di sepanjang Jalan Malioboro belum?" tanya akun TikTok Humas Pemda DIY di unggahan, Minggu. Menurut akun tersebut, eksistensi becak kayu sebagai kendaraan tradisional saat ini semakin tergerus keberadaan bentor. Karena itu, Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan inovasi melalui teknologi alternatif listrik pada becak kayu.
Advertisement
Becak kayu bertenaga listrik ini diklaim lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi udara dan suara. Kendaraan ini digadang-dagang akan jadi andalan dan daya tarik wisata di Yogyakarta. Sebelumnya, mengutip akun resmi Pj. Walikota Yogyakarta, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, disebutkan becak kayuh listrik merupakan salah satu inovasi dan solusi untuk kendaraan tradisional becak di Kota Budaya.
"Ada beberapa prototype yang dikembangkan, totaly unit baru (becak wisata)," tulisnya di keterangan video yang diunggah pada 24 Desember 2023. Singgih menjelaskan, sudah ada konversi dari becak kayu lama ke becak kayuh listrik.
"Ada 50 unit tahap pertama di tahun 2023," tulisnya lagi sambil menyebut bahwa proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi Dinas Perhubungan DIY bersama Pemerintah Kota Yogyakarta. Di video disebutkan bahwa saat melewati jalan datar, becak bisa nge-gas. Sementara saat becak dikayuh, kekuatannya akan bertambah. Bagian setirnya pun dibuat lebih enteng untuk pengendara.
Sudah Uji Coba
Sebelumnya, mengutip kanal Regional Liputan6.com, 22 Maret 2023, Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwi Panti Indrayanti menjelaskan bahwa becak listrik merupakan pilot project pengaturan transportasi perkotaan, termasuk yang berkaitan dengan pengadaan becak kayuh bertenaga alternatif.
"Sudah dilakukan uji coba juga oleh para ahli," kata dia. "Eekomendasinya memang pada becak yang mungkin secara tipe atau secara statisnya itu tidak sesuai becak yang sering kita lihat. Jadi, cenderungnya pada becak wisata. Seperti disampaikan Bapak Gubernur, dari sisi kenyamanan dan keamanan, ini yang lebih utama."
Pengoperasiannya akan disesuaikan dengan SE Dirjen Perhubungan, merujuk pada spesifikasi penggunaan kendaraan umum. Standar teknis berkaitan becak kayuh diklaim sudah berpedoman pada SE Dirjen Perhubungan Darat, terutama terkait modifikasi tenaga penggerak.
Ni Made menambahkan, pihaknya bakal memproduksi sebanyak 50 unit becak listrik, dan charging station di Beskalan. Meski sudah ada becak kayuh listrik, Ni Made mengatakan, becak konvensional bisa terus beroperasi di DIY.
Advertisement
Ingin Melestarikan Becak
"Kita ingin melestarikan becak. Namun saat ini, melihat pengayuh yang sudah renta, orang cenderung sungkan karena kasihan. Nah, ini yang coba kita fasilitasi, biar mereka bisa terus naik becak tanpa sungkan pada pengayuhnya, mengingat tukang becak butuh penumpang untuk mencari nafkah," sebut Ni Made.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai becak listrik yang sudah dimodifikasi sangat diperlukan untuk mengurangi beban tukang becak kayuh di lokasi wisata, seperti seputaran kraton Yogyakarta. Melihat jalanan perkotaan di DIY yang memiliki kemiringan dan perbedaan tinggi, jika ditambahkan dinamo pada becak, setidaknya bisa mengurangi beban kayuh para tukang becak.
"Jadi kita ingin mengurangi beban, itu lebih ringan genjotnya karena ada motor penggerak yang membantu mengurangi beban, sehingga kalau itu bisa cocok untuk mereka, harapan saya ada perubahan. Kalau sekarang kan ngayuh sampai sana sudah langsung keringetan," kata Sri Sultan usai meninjau becak-becak listrik dengan berbagai desain di halaman Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada 20 Maret 2023.
Sarana Mencari Nafkah
Sri Sultan mengatakan, becak-becak yang telah lolos Tim Penguji Kelayakan Listrik masih punya beberapa catatan perbaikan. "Perlu diperbaiki karena bagi wanita mungkin punya problem dengan terlalu pendek (jarak antara tempat kaki dan pembatasnya)," sebutnya kala itu.
"Llau, untuk orang yang tinggi juga itu jadi masalah. Kurang dalam sedikit gitu, terlalu pendek sepertinya, jadi kalau ngerem mendadak khawatir, kalau enggak pakai sabuk pengaman, bisa kejlungup," sambung Sri Sultan.
Saat itu, ia berharap Dinas Perhubungan DIY dapat segera memperbaiki becak listrik dan meluncurkannya tanpa beban biaya ke tukang becak. Sultan mengatakan, keberadaan becak listrik merupakan salah satu upaya melestarikan becak dan andong sebagai kendaraan tradisional dengan sentuhan modern tanpa membuang sisi khasnya.
"Yang paling penting adalah tidak mempersulit masyarakat yang hendak mencari nafkah untuk keluarga," dia menegaskan.
Advertisement