Liputan6.com, Jakarta - Gus Baha atau bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim, pernah menjelaskan jika dibandingkan antara manusia saat ini dengan para malaikat maka iman yang paling keren adalah iman manusia kekinian.
Penjelasan Gus Baha ini bukan tanpa dasar, saat ngaji, Gus Baha pernah menjelaskan apa yang ia ungkapkan tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.
"Malaikat itu gak pernah ngaji dia iman ya iman saja. Karena malaikat tahu surga tahu neraka terus iman gitu saja," kata Gus Baha seperti dikutip dari unggahan chanel Youtube @alalaradio.
"Jadi imannya malaikat itu enggak keren, keren kita. Imannya loh ya, loh itu yang ngendikan Nabi bukan saya," katanya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa Nabi pernah tanya sama sahabat, iman yang paling keren siapa? Jawaban sahabat malaikat.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pernyataan Nabi Muhammad yang Ditirukan Gus Baha, Ini Iman Paling Keren
"Ya nggak. Karuan malaikat iman wong dia yang tahu surga neraka tahu segalanya, masa gak iman ya pasti imanlah katanya," ujar Gus Baha menirukan kata Nabi Muhammad saat berbincang dengan sahabat.
"Terus ya para sahabat engkau iman ya wajar kan menangi (melihat) saya nemuin saya. Yang hebat orang-orang yang tidak melihat saya, tidak saya didik tapi tetap iman karena dididik akal, dididik Al-Qur'an," tandas Gus Baha mengutip Nabi Muhammad lagi.
Pernyataan bahwa "keimanan kita lebih baik daripada para malaikat" adalah refleksi dari konsep penting dalam Islam tentang nilai dan potensi manusia.
Advertisement
Meski Keren, Tidak Lantas Sombong
Seperti diketahui, dalam Islam, manusia diberikan kebebasan berpikir, bertindak, dan memilih, yang merupakan anugerah yang tidak diberikan kepada malaikat.
Meskipun malaikat dianggap sebagai makhluk yang suci dan taat yang menjalankan perintah Allah SWT tanpa cela, keimanan manusia dianggap lebih berharga karena ia memilih untuk taat kepada Allah SWT dalam keadaan memiliki potensi untuk berbuat baik atau jahat.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, merenung, dan memilih dengan bebas, yang merupakan aspek penting dari ujian hidup di dunia ini.
Namun demikian, penting juga untuk diingat bahwa pernyataan ini tidak bermaksud merendahkan malaikat, tetapi lebih menekankan bahwa manusia memiliki potensi unik dan tanggung jawab besar dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Dalam Islam, manusia dianggap sebagai khalifah (pengelola) di muka bumi, yang diberi tugas untuk menjaga keadilan, mempraktikkan kasih sayang, dan mencari ridha Allah SWT melalui perbuatan baik dan ketaatan kepada-Nya.
Dengan demikian, kesadaran akan nilai keimanan yang dimiliki manusia harus diimbangi dengan tanggung jawab yang besar dalam menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam, serta upaya terus-menerus untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul