9 Fakta Menarik tentang Luar Angkasa

Miliaran galaksi, bintang dan planet-planet di tata surya tentunya belum seluruhnya dijelajahi oleh para ilmuwan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Apr 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan dan astronom terus melakukan penjelajahan luar angkasa. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai alam semesta.

Meski sudah banyak penemuan, tapi pengetahuan manusia terkait luar angkasa masih sangat minim. Miliaran galaksi, bintang dan planet-planet di tata surya tentunya belum seluruhnya dijelajahi oleh para ilmuwan.

Hal tersebut menyebabkan ilmu terkait luar angkasa akan terus bertambah. Dikutip dari laman Space pada Selasa (09/04/2024), berikut fakta luar angkasa.

1. Matahari Sangat Berat

Meskipun tata surya memiliki massa yang sangat luas ternyata sebagian besar massanya terisi dengan massa matahari. Massa matahari adalah 99,86 persen dari massa gabungan planet, satelit alam, planet katai, asteroid, dan benda antariksa lainnya di tata surya.

matahari sendiri terdiri sebagian besar dari hidrogen dan kemudian disusun pula oleh helium.

2. Matahari Terbenam di Mars Berwarna Biru

Momen matahari terbenam merupakan sebuah momen yang keindahannya sering dinikmati manusia di bumi. Namun, matahari terbenam di Mars memiliki warna kebiruan.

NASA menyatakan bahwa jika mengamati matahari yang terbenam di Mars maka matahari terbenam tersebut akan nampak berwarna kebiruan. Hal ini disebabkan karena debu halus yang membuat warna biru di bagian dekat matahari jauh lebih terlihat.

 


Bintang di Alam Semesta Sangat Banyak

3. Bintang di Alam Semesta Sangat Banyak

Ukuran alam semesta tentunya sangat jauh lebih luas jika kita bandingkan dengan Bima Sakti. Para ilmuwan memperkirakan jumlah bintang di alam semesta adalah sekitar 1.000.000.000.000.000.000.000.000 bintang, atau septillion.

Sedangkan perkiraan jumlah pasir di bumi adalah sekitar tujuh triliun, lima ratus kuadriliun butir. Jumlah bintang di alam semesta lebih banyak dibandingkan pasir di bumi.

4. Satu Hari di Venus Lebih Lama Dari Satu Tahun

Venus diketahui memiliki rotasi dengan sumbu lambat yang membutuhkan 243 hari bumi untuk menyelesaikan harinya. Orbit Venus mengelilingi matahari selama 225 hari bumi.

Hal ini menyebabkan satu tahun di Venus memiliki waktu 18 hari lebih sedikit dibanding satu harinya.

5. Planet dari Berlian

Sebuah planet yang terbuat dari berlian dan berukuran dua kali lebih besar dari ukuran bumi. Julukan yang diberikan adalah 'Super Earth' atau '55 Cancri e'.

Tetapi planet ini kemungkinan besar tertutup oleh grafit dan intan.

6. Suhu dari Planet Terpanas di Tata Surya Mencapai 450°C

Uniknya suhu terpanas planet dalam tata surya kita bukan lah planet dengan jarak terdekat dari tata surya yaitu planet Venus. Justru, planet terpanas dalam tata surya kita adalah planet Merkurius dengan suhu mencapai 450° C.

Planet Merkurius ternyata tidak memiliki atmosfer yang dapat mengatur suhu dan menyebabkan terjadinya fluktuasi yang besar. Hal ini menyebabkan Merkurius memiliki suhu yang sangat panas dan menjadi planet terpanas dalam tata surya.

 


Tidak Ada Suara di Tata Surya

7. Tidak Ada Suara di Tata Surya

Di tata surya tidak ada suara apapun. Hal ini disebabkan tidak adanya atmosfer di dalam luar angkasa tersebut.

Atmosfer sendiri merupakan sebuah medium agar suara yang diciptakan dapat merambat dan kita dengar. Tidak adanya atmosfer inilah yang kemudian menyebabkan luar angkasa sangat sunyi.

8. Jejak Kaki Astronaut dalam Misi Apollo

Bulan juga tak memiliki atmosfer. Dengan begitu, tak ada angin dan air di sana.

Hasilnya, ketika diberi tekanan, bekas yang tertinggal akan bertahan lama. Misalnya saja jejak kaki para astronaut di Bulan, diperkirakan bisa bertahan hingga 100 juta tahun.

Memang tak selamanya, sebab Bulan dibombardir dengan banyak mikro-meteorit yang menyebabkan terjadinya erosi.

9. Posisi Bintang Utara Bisa Berubah

Navigasi akan jadi aneh ketika Polaris berhenti menjadi Bintang Utara dalam waktu 13.000 tahun ke depan. Sebab, poros bumi mengalami gerakan yang disebut 'presesi'.

Artinya, poros planet akan berubah dan mengikuti bentuk kerucut. Dibutuhkan sekitar 26.000 tahun bagi sumbu untuk menelusuri bentuk kerucut secara lengkap.

Ketika bumi mengalami presesi, maka Bintang Utara yang saat ini merupakan Polaris akan ikut bergeser. Pada 3.000 SM, Bintang Utara diyakini adalah Thuban atau dikenal juga sebagai Alpha Draconis. Dalam waktu 13.000 tahun, bintang Vega akan menjadi Bintang Utara.

Namun, pada 26.000 tahun, Polaris akan kembali jadi Bintang Utara karena bumi terus mengalami presesi.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya