Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan YouTuber Indah Gunawan alias Indah G perihal bahasa Indonesia miskin kosakata telah menuai kontroversi, membuat beberapa figur turun ke media sosial untuk membahas hal itu. Setelah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, giliran pegiat bahasa Indonesia Ivan Lanin yang buka suara.
Kendati tidak secara frontal menyebut nama YouTuber itu, ia menulis di X, dulunya Twitter, Senin, 8 April 2024, "Agar tidak ada lagi yang berani menyebut bahasa Indonesia miskin kosakata, saya akan menginfokan satu kata baru atau mengingatkan satu kata lama tiap hari.Jangan buruk muka cermin dibelah, karena kita yang tidak mau belajar, bahasa kita pula yang disalahkan."
Advertisement
Itu kemudian jadi utas yang membuat beberapa kosakata yang dijanjikan, mulai dari sundoku, yang berarti perilaku seseorang yang gemar membeli buku, tapi hanya ditumpuk dan tidak dibaca; adarusa yang artinya orang yang meminjam sesuatu, tapi tidak ada kemauan untuk mengembalikan uang atau barang tersebut; sampai senandika.
Itu dijelaskan sebagai "wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar."
Sementara itu, Anies Baswedan pernah menyinggung hal tersebut saat hadir di podcast "Close The Door" di akun YouTube Deddy Corbuzier pada 2019 lalu. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menyoroti fenomena masyarakat sekarang yang berbicara dengan mencampur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Akar Masalahnya
Salah satu akar masalahnya, menurut Anies, adalah kurangnya kosakata di bahasa Indonesia. "Yang kita harus dorong ini bahasa Indonesia harus diperkaya, supaya kosakata lebih banyak, karena memang bahasa muda," terangnya. "Bahasa Inggris itu bro, tahu berapa kosakatanya? Satu juta. Kita 100 (ribu) lebih. Nah kita harus nambahin itu."
Saat masih menjabat sebagai Mendikbud pada 2014--2016, ia membuat program agar orang-orang bisa mengusulkan kosakata baru. Caranya, Kemendikbud membuat laman khusus untuk mendaftarkan kosakata yang diserap dari bahasa daerah.
"Tidak ada bangsa lain di dunia yang punya kekayaan bahasa daerah seperti kita, kenapa itu enggak diserap? Karena banyak bahasa Indonesia tidak punya terjemahannya. Misalnya unyeng-unyeng," kata Anies saat itu.
Cuplikan video podcast lawas yang diunggah warganet ini langsung ditanggapi Anies. "Saya jawab sendiri deh. Padanan unyeng-unyeng dalam bahasa Indonesia adalah pusar rambut. Kalau mau mengusulkan entri baru untuk KBBI bisa lewat situs berikut, tapi harus mendaftar dulu ya," tulis Anies di akun X pada Jumat, 5 April 2024.
Advertisement
Dibandingkan dengan Bahasa Inggris
Bahasan kosakata bahasa Indonesia ini diungkap Indah G bersama Cinta Laura. Keduanya membicarakan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mereka setuju bahwa bahasa Inggris lebih efisien karena dapat langsung menuju inti pembahasan, sementara bahasa Indonesia perlu lebih banyak penjelasan.
"Bahasa Indonesia itu sebenarnya adalah bahasa yang miskin kosakata, dan itu sangat benar, terutama dibandingkan bahasa Arab dan bahasa Inggris," kata Indah. Pernyataannya sontak mengundang kritik dari warganet. Tidak sedikit yang mengaku beda pendapat dengan perempuan lulusan Loyola Marmount University, Los Angeles, California itu.
Terlepas dari itu, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Umum, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO. Keputusan itu ditetapkan dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO pada 20 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris, Perancis, dilansir dari Antara, 21 November 2023.
Oemar membuka presentasi proposal Indonesia dengan menyampaikan bahwa bahasa Indonesia telah jadi kekuatan penyatu bangsa sejak masa pra-kemerdekaan, khususnya melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Dengan perannya sebagai penghubung antar-etnis di Indonesia, bahasa Indonesia juga telah melanglang buana.
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum PBB
Kurikulum bahasa Indonesia telah masuk di sejumlah negara di dunia dengan setidaknya 150 ribu penutur asing saat ini. Ia menekankan bahwa meningkatkan kesadaran terhadap bahasa Indonesia merupakan bagian dari upaya global Indonesia mengembangkan konektivitas antar-bangsa.
Itu juga dilakukan untuk memperkuat kerja sama dengan UNESCO, dan bagian dari komitmen Indonesia terhadap pengembangan budaya di tingkat internasional. Di akhir pidatonya, Dubes Oemar menegaskan bahwa pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO akan berdampak positif terhadap perdamaian, keharmonisan, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya di tingkat nasional, namun juga seluruh dunia.
Upaya Pemerintah Indonesia mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO merupakan salah satu implementasi amanat Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaaan, yaitu "pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia jadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan."
Usulan ini juga merupakan upaya de jure agar bahasa Indonesia dapat mendapat status bahasa resmi di sebuah lembaga internasional, setelah secara de facto pemerintah Indonesia membangun kantong-kantong penutur asing bahasa Indonesia di 52 negara.
Advertisement