Liputan6.com, Jambi - Hujan deras baru saja reda, namun gerimis rintik masih menyelimuti langit Desa Lampisi, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Jalan pedesaan yang licin dan becek itu tak menyurutkan antusias warga desa menggelar takbir keliling dalam menyambut hari raya Idul Fitri 1445 H.
Takbir keliling itu digelar pada Selasa malam (9/4/2024) atau setelah pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Rabu 10 April 2024. Warga desa pun berbondong-bondong. Dari yang tua muda, remaja mengikuti iring-iringan mobil hias mengelilingi desa mereka.
Advertisement
Gema takbir lewat pelantang suara diiringi tabuhan beduk menjalar di sekeliling kampung. Jalan tanah yang sedikit becek tak menyurutkan mereka. Puluhan sepeda motor mengiringi jalannya takbir keliling.
"Takbir tahun ini kurang meriah dan ramai dibanding tahun lalu, karena hujan dan cuaca kurang bersahabat," kata Warga Desa Lampisi Nur Hidayah.
Meski cuaca yang kurang mendukung dan jaringan listrik padam, ratusan warga tetap antusias. Ada sekitar 13 mobil bak terbuka yang mengangkut aneka sound sistem dan dihiasi ornamen lampu warna-warni. Peserta takbir keliling berasal dari masjid dan surau di tingkat rukun tetangga.
Desa Lampisi SP 2 yang berjarak sekitar 150 kilometer dari ibukota Provinsi Jambi--merupakan desa transmigrasi era 1990-an itu terbilang kompak. Setiap tahun, warganya yang dulunya mayoritas berasal dari Jawa itu tak pernah absen dengan tradisi takbir keliling desa.
Meski jauh terpaut jarak dari Pulau Jawa, suasana kejawaan di desa transmigrasi tersebut masih terasa kental. Di sela-sela takbir keliling itu, seorang pemuda lewat pelantang suara berkelakar dengan bahasa jawanya.
"Seng ora poso, gak oleh melu riyoyo (yang tidak puasa tidak boleh lebaran)," kelakar seorang dari dalam mobil bak terbuka lewat pelantang suara.
Atraksi Obor
Kegiatan pawai dan takbir keliling yang diikuti ratusan dan remaja masjid di Desa Lampisi ini dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. Mereka melewati rute menyusuri jalanan desa.
Usai berkeliling desa, peserta takbir keliling berkahir di lapangan sepak bola Desa Lampisi. Di sana belasan pemuda menggelar atraksi obor.
Obor berbentuk tongkat panjang itu kedua sisinya menyala api. Tongkat obor tersebut kemudian mereka mainkan layaknya mayoret dalam pertunjukkan drum band.
Sesekali dari mereka beratraksi menyemburkan api dari mulut. Atraksi ini merupakan bagian kearifan lokal.
Atraksi obor itu berlangsung hampir satu jam. Usai atraksi peserta takbir keliling pun undur diri. "Minal aidzin, mohon maaf lahir dan batin. Sampai berjumpa dengan takbir keliling di tahun depan," kata seorang peserta lewat pelantang suara.
Advertisement