Liputan6.com, Jakarta - Amsterdam sedang berupaya menghilangkan kesan sebagai kota vulgar dengan distrik prostitusi legalnya. Diketahui saat ini turis yang berkunjung ke kota tersebut datang hanya karena penasaran dengan distrik lampu merah, sebuah area prostitusi legal di Belanda.
Kota ini sedang mencoba pendekatan lebih halus lewat kampanye terbaru mereka. Mengutip Euronews, Senin, 9 April 2024, lewat program bertajuk "Renew Your View," Amsterdam berharap bisa menarik turis dengan tujuan kunjungan yang berbeda.
Advertisement
Menurut otoritas setempat, mereka ingin mendorong wisatawan melihat kota dari sudut pandang penduduk lokal, tanpa mengelaborasi perspektif apa yang ditawarkan. Dibanding mencari sensasi dan hiburan vulgar, kampanye ini mempromosikan sisi kota yang bebas dari perilaku transgresif dan pesta bujangan yang gaduh.
Ibu kota Belanda juga telah meluncurkan kuis pra-perjalanan bagi pengunjung, termasuk pertanyaan terkait narkoba guna menghalangi wisatawan yang hanya ingin bersuka ria. Amsterdam telah meluncurkan situs web di mana mereka yang merencanakan liburan ke kota tersebut dapat mengikuti kuis tentang tujuan kunjungan mereka.
Disebut Amsterdam Rules, peraturan ini diharapkan dapat mengarahkan pengunjung mempertimbangkan kembali rencana aktivitas mereka di kota tersebut. Jika setuju dengan jawaban seperti menginginkan tur berpemandu ke pekerja seks atau penjelajahan pub, situs web tersebut akan menjawab bahwa aktivitas tersebut sekarang dilarang dan menyatakan bahwa kota tersebut bukanlah tujuan terbaik bagi Anda.
Amsterdam Rules
Pertanyaan lain akan berupa, "Produk terkenal apa yang ingin Anda coba?" dan menawarkan pilihan stroopwafels, poffertjes (mini pancake), tulip, molly (bahasa gaul untuk ekstasi), dan kokain.
Jika memilih salah satu dari dua pilihan terakhir, akan ada pesan yang muncul, "Membeli narkoba dari pedagang kaki lima adalah ilegal. Pedagang kaki lima menjual obat-obatan palsu yang berbahaya bagi kesehatan Anda. Membeli narkoba di jalan dapat mengakibatkan denda."
Namun, jika jawaban menunjukkan aktivitas sesuai peraturan kota, Anda akan diarahkan ke portal pariwisata resmi mereka, Iamsterdam. Menggambarkan kota ini sebagai tempat untuk "ide, inisiatif, dan inspirasi," kampanye "Renew Your View" Amsterdam akan berlangsung hingga akhir 2025.
Pernyataan ini menekankan keberagaman masyarakat dan sudut pandang kota tersebut, dengan mengatakan "Amsterdam membuat Anda melihat... bagaimana Anda bisa jadi diri Anda sendiri, sambil memberi ruang pada orang lain."
Advertisement
Kampanye Stay Away
Sebelumnya, kampanye Stay Away di Amsterdam awalnya dilaporkan menyasar pria muda Inggris ketika dirilis pada Maret 2024. Kota ini meneruskan pesan tersebut hingga 2024 dan memperluasnya ke pria berusia 18 hingga 35 tahun dari negara-negara Uni Eropa dan Belanda.
Sejak diluncurkan, kampanye ini diklaim telah dibarengi langkah-langkah mengekang perilaku "mengganggu" di pusat kota. Hal ini termasuk larangan merokok ganja, serta penutupan awal restoran dan penjual makanan di Distrik Lampu Merah.
Ini juga memperingatkan bahwa akhir pekan yang berantakan di kota bisa membuat Anda dikenakan denda dan catatan kriminal. Sejauh ini, aturan tersebut tidak membuat wisatawan putus asa secara signifikan, namun telah mengubah citra kota tersebut dan membuat pengunjung lebih sadar akan peraturan tersebut, Wali Kota Femke Halsema mengatakan pada dewan kota.
PSK di Distrik Lampu Merah Demo
Sebelumnya, mengutip laporan kanal Global liputan6.com, 21 Oktober 2023, pekerja seks komersial di Amsterdam memprotes rencana pemindahan distrik Red Light ke luar kota. Mereka protes sebab menganggap lokasi sebelumnya mampu mendukung perjuangan mereka.
Puluhan orang yang sebagian besar mengenakan masker untuk melindungi identitas mereka, berbaris di jalan menuju Balai Kota sembari membawa spanduk bertuliskan, "Jika pekerja seks tidak bisa disalahkan, lalu mengapa kami dihukum?"
Wali Kota Amsterdam Femke Halsema ingin mencabut izin distrik Red Light dan memindahkannya ke luar kota. Tujuannya untuk menghilangkan citra Amsterdam sebagai “kota dosa” sekaligus mengurangi masalah kejahatan di daerah tersebut, dikutip dari The Guardian.
Ia menghadapi pertentangan dari warga lokal dan para pekerja seks yang merasa mereka dijadikan kambing hitam. Halsema telah lama menentang distrik Red Light yang sudah berusia berabad-abad, yang dikenal sebagai De Wallen, tempat para pekerja seks berdiri di depan jendela menunggu pelanggan.
Advertisement