51 Saham Terancam Delisting dari Bursa, Ini Penyebabnya

Berikut daftar lengkap saham perusahaan tercatat yang berpotensi terdepak atau delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Apr 2024, 12:00 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat puluhan saham perusahaan tercatat yang terancam delisting. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat puluhan saham perusahaan tercatat yang terancam delisting. Berdasarkan data Bursa per 26 Maret 2024, terdapat 51 saham perusahaan tercatat yang berada di pemantauan khusus lantaran telah mengalami suspensi lebih dari 6 bulan.

Berdasarkan ketentuan III.3.1.2. Peraturan Bursa No. I I tentang penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa, maka Bursa dapat melakukan delisting apabila perusahaan telah dikenakan suspensi sekurang kurangnya selama 24 bulan terakhir. Terdapat emiten yang telah disuspensi sejak 2013, seperti PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI).

Namun, sebagian besar suspensi dilakukan pada 2019 hingga 2020, termasuk emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Informasi saja, periode tersebut bertepatan dengan pandemi Covid 19 yang sempat melumpuhkan ekonomi banyak negara termasuk Indonesia. Lebih lanjut, berikut daftar lengkap saham perusahaan tercatat yang berpotensi terdepak atau delisting dari Bursa:

1. SCPI - PT Organon Pharma Indonesia Tbk, suspensi sejak 1 Februari 2013

2. PLAS - PT Polaris Investama Tbk, suspensi sejak 28 Desember 2018

3. GOLL - PT Golden Plantation Tbk, suspensi sejak 30 Januari 2019

4. KBRI - PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, suspensi sejak 23 April 2019

5. TRIL - PT Triwira Insanlestari Tbk, suspensi sejak 2 Mei 2019

6. LCGP - PT Eureka Prima Jakarta Tbk, suspensi sejak 2 Mei 2019

7. JKSW - PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, suspensi sejak 2 Mei 2019

8. BTEL - PT Bakrie Telecom Tbk, suspensi sejak 27 Mei 2019

9. HDTX - PT Panasia Indo Resources Tbk, suspensi sejak 29 Mei 2019

10. SUGI - PT Sugih Energy Tbk, suspensi sejak 1 Juli 2019

 

 


Saham NIPS-OCAP

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

11. NIPS - PT Nipress Tbk Consumer, suspensi sejak 1 Juli 2019

12. ARMY - PT Armidian Karyatama Tbk, suspensi sejak 2 Desember 2019

13. MYRX - PT Hanson International Tbk, suspensi sejak 16 Januari 2020

14. TRAM - PT Trada Alam Minera Tbk, suspensi sejak 23 Januari 2020

15. SMRU - PT SMR Utama Tbk, suspensi sejak 23 Januari 2020

16. IIKP - PT Inti Agri Resources Tbk, suspensi sejak 23 Januari 2020

17. HOME - PT Hotel Mandarine Regency Tbk, suspensi sejak 3 Februari 2020

18. RIMO - PT Rimo International Lestari Tbk, suspensi sejak 11 Februari 2020

19. SKYB - PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk, suspensi sejak 17 Februari 2020

20. SIMA - PT Siwani Makmur Tbk, suspensi sejak 17 Februari 2020

21. MABA - PT Marga Abhinaya Abadi Tbk, suspensi sejak 17 Februari 2020

22. POOL - PT Pool Advista Indonesia Tbk, suspensi sejak 10 Juni 2020

23. COWL - PT COWELL DEVELOPMENT Tbk, suspensi sejak 13 Juli 2020

24. NUSA - PT Sinergi Megah Internusa Tbk, suspensi sejak 31 Agustus 2020

25. MTRA - PT Mitra Pemuda Tbk, suspensi sejak 31 Agustus 2020

26. KRAH - PT Grand Kartech Tbk, suspensi sejak 31 Agustus 2020 

27. OCAP - PT ONIX CAPITAL Tbk, suspensi sejak 1 September 2020 

 


Saham TRIO-TECH

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

28. TRIO - PT Trikomsel Oke Tbk , suspensi sejak 5 Oktober 2020

29. POSA - PT Bliss Properti Indonesia Tbk, suspensi sejak 24 November 2020

30. ENVY - PT Envy Technologies Indonesia Tbk, suspensi sejak 1 Desember 2020

31. UNIT - PT Nusantara Inti Corpora Tbk, suspensi sejak 1 Maret 2021

32. TDPM - PT Tridomain Performance Materials Tbk, suspensi sejak 27 April 2021

33. SRIL - PT Sri Rejeki Isman Tbk, suspensi sejak 18 Mei 2021

34. KPAS - PT Cottonindo Ariesta Tbk, suspensi sejak 24 Agustus 2021

35. MAMI - PT Mas Murni Indonesia Tbk, suspensi sejak 30 Agustus 2021

36. KPAL - PT Steadfast Marine Tbk, suspensi sejak 30 Agustus 2021

37. FORZ - PT Forza Land Indonesia Tbk, suspensi sejak 30 Agustus 2021

38. DUCK - PT Jaya Bersama Indo Tbk, suspensi sejak 30 Agustus 2021

39. DEFI - PT Danasupra Erapacific Tbk, suspensi sejak 6 Januari 2022

40. MAGP - PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, suspensi sejak 18 Juli 2022

41. LMAS - PT Limas Indonesia Makmur Tbk, suspensi sejak 1 Agustus 2022

42. HOTL - PT Saraswati Griya Lestari Tbk, suspensi sejak 1 Agustus 2022

43. JSKY - PT Sky Energy Indonesia Tbk, suspensi sejak 1 Agustus 2022

44. CBMF - PT Cahaya Bintang Medan Tbk, suspensi sejak 16 Februari 2022

45. MTFN - PT Capitalinc Investment Tbk, suspensi sejak 16 Februari 2023

46. WSKT - PT Waskita Karya (Persero) Tbk, suspensi sejak 8 Mei 2023

47. HKMU - PT HK Metals Utama Tbk, suspensi sejak 3 Juli 2023

48. BAPI - PT Bhakti Agung Propertindo Tbk, suspensi sejak 3 Juli 2023

49. CPRI - PT Capri Nusa Satu Properti Tbk, suspensi sejak 3 Juli 2023

50. GAMA - PT Aksara Global Development Tbk, suspensi sejak 3 Juli 2023

51. TECH - PT Indosterling Technomedia Tbk, suspensi sejak 7 Agustus 2023

 


Suspensi Capai 4 Tahun, Bursa Ingatkan Potensi Delisting Northcliff Citranusa Indonesia

Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan potensi delisting PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB). Hal itu lantaran suspensi saham perseroan akan mencapai 4 tahun pada 17 Februari 2024.

Penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa diatur dalam Peraturan Bursa No I-I. Pada ketentuan III.3.1.1, Bursa dapat menghapus pencatatan saham perusahaan tercatat apabila perusahaan mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, Baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Sementara dalam ketentuan III.3.1.2, Bursa dapat melakukan delisting saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

"Masa suspensi saham perseroan di pasar reguler dan pasar tunai telah mencapai 24 bulan pada tanggal 17 Februari 2022 dan masa suspensi perseroan akan mencapai 48 bulan pada tanggal 17 Februari 2024," mengutip pengumuman dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/2/2024).

Berdasarkan keterbukaan informasi 28 Oktober 2019, 23 Maret 2020, 29 Juli 2020, 23 Desember 2020 dan 13 Mei 2022 yang diumumkan di website Bursa, seluruh Dewan Komisaris dan Direksi perseroan telah mengajukan pengunduran diri sebagai pengurus perseroan.

 

 


Pemegang Saham

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun nama-nama pengurus perseroan itu antara lain:

Komisaris Utama: Erry Sulistio

Komisaris: Budi Purwanto

Komisaris Independen: Ratih D. Item

Direktur Utama: Wahyu Mulyana

Direktur: Sigit Kamseno

Direktur: Irwando Saragih

Sementara susunan pemegang saham SKYB berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek perseroan per 31 Desember 2019, terdiri dari Ora Pro Nobis Internasional sebanyak 107.444.000 lembar atau setara 18,37 persen. Lalu Tres Maria Capital Ltd sebanyak 89.420.000 atau 15,29 persen.

Reksa Dana Narada sebanyak 61.319.300 lembar atau 10,48 persen. DBS Bank Ltd SG-PB Clients 52.646.100 lembar atau 9,00 persen, PT Syailendra Capital dengan kepemilikan 45.250.000 lembar saham atau setara 7,74 persen, dan Erry Sulistio sebanyak 44.563.700 lembar atau 7,62 persen. Sisanya sebanyak 184.356.900 lembar atau 31,50 persen merupakan kepemilikan publik.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya