Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Ingatkan Idulfitri Jadi Momen Perkuat Nilai Kebangsaan

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengatakan Idulfitri bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, seperti religiusitas, persatuan, toleransi, gotong royong, dan nasionalisme.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Apr 2024, 17:30 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menegaskan bahwa satu-satunya solusi dan jalan keluar dari penjajahan Israel atas Palestina adalah mewujudkan Palestina yang merdeka dan berdaulat di atas tanahnya sendiri. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengatakan Idulfitri bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, seperti religiusitas, persatuan, toleransi, gotong royong, dan nasionalisme.

"Dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut, umat Islam dapat berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera," kata Jazuli Juwaini, dikutip dari Antara, Rabu (10/4/2024).

Dia menyebut, Idulfitri merupakan waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan merenungkan amalan-amalan yang telah dilakukan selama tahun-tahun sebelumnya.

"Umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara," ucap Jazuli.

Dalam konteks kebangsaan, lanjut dia, Idulfitri harus menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara, memperbaiki kualitas pengamalan nilai-nilai karakter, dan budaya bangsa yang termanifestasi dalam sila-sila Pancasila.

"Yang pertama, Idulfitri mengajak setiap warga negara untuk kembali pada hakikat manusia sebagai mahkluk yang spiritual, religius, yaitu sosok manusia Indonesia beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagai pengamalan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa," papar Jazuli.

Dia mengatakan, manusia yang spiritual memiliki hati yang bersih, tulus, ikhlas jauh dari iri, dengki, dan prasangka buruk, serta tidak ada niatan untuk mencelakai sesama anak bangsa.

"Tidak pula punya niatan menghancurkan bangsa yang dibangun susah payah oleh para pendiri dan pejuang bangsa ini. Jika ia seorang pemimpin ia punya kepekaan hati," terang Jazuli.

"Melihat semua masalah kebangsaan dan penyelesaiannya dengan hati. Bersikap adil dan mencintai seluruh rakyatnya sepenuh hati apapun latar belakang agama, suku, budaya, kepentingan dan golongannya," sambung dia.

 


Momentum Selanjutnya

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menilai Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk gencatan senjata di Gaza Palestina sangat terlambat. (Ist)

Yang kedua, lanjut Jazuli, Idulfitri menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut dia, silaturahim yang dilakukan di momen hari raya tidak terbatas antar umat Islam tapi melintasi suku, agama, ras, dan antargolongan, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh rasa nasionalisme.

"Dalam praktek kehidupan berbangsa, masyarakat kita punya kearifan luar biasa. Idul Fitri tidak hanya perayaan bagi umat Islam tapi juga dirasakan oleh saudara-saudara kita di luar Islam dengan saling mengucap selamat, saling mengunjungi, dan saling berbagi bingkisan, hadiah, juga makanan. Inilah bentuk riil toleransi yang tidak sekadar basa-basi," terang dia.

Ketiga, sambung Jazuli, Idulfitri menjadi momen untuk meningkatkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Tradisi zakat fitrah infak dan sedekah mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan.

"Inilah cermin dari pengamalan sila kedua dan kelima Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap dia.

"Hal ini sekaligus mempertebal dimensi kesalehan sosial dari ibadah puasa (dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam) sehingga tidak hanya mempertebal kesalehan pribadi semata," sambung Jazuli.

 


Momentum Selanjutnya

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini. (Liputan6.com/Istimewa)

Keempat, lanjut Jazuli, Idulfitri menjadi momen untuk meneguhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme. Nilai-nilai seperti religiusitas, disiplin, kerja keras, konsisten, persisten, dan pantang menyerah yang diajarkan dalam Islam dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah di tahun-tahun mendatang. Setiap warga negara dituntut untuk memiliki semangat nasionalisme yang kokoh sekaligus produktif sehingga bukan saja tidak luntur oleh tantangan dan ancaman tapi juga terus bergerak maju," ucap dia.

Jazuli mengatakan, globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membawa dampak positif sekaligus dampak negatif. Nasionalisme bangsa mendapatkan tantangan, sekaligus ancaman dari "isme-isme" lain yang dominan seperti liberalisme, sekularisme, kapitalisme, individualisme, hingga ancaman terorisme dan radikalisme.

"Jika tidak hati-hati dan antisipasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, bangsa kita bisa kehilangan jati diri dan karakternya yang sejati. Sehingga mudah terombang-ambing, tidak punya prinsip dan pendirian, tidak punya martabat dan kemandirian. Momentum Idul Fitri harus mampu mempertebal jati diri dan mengokohkan nasionalisme bangsa," tandas dia.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya