Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjanjikan dukungan yang kuat kepada Israel di tengah kekhawatiran Iran dapat melancarkan serangan balasan. Biden memperingatkan Iran mengancam akan melancarkan "serangan signifikan" setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi keamanan Israel," ujar Biden seperti dilansir BBC, Kamis (11/4).
Advertisement
Sebelumnya pada hari Rabu, pemimpin Iran mengatakan serangan Israel di Damaskus setara dengan serangan terhadap Iran sendiri.
"Ketika mereka menyerang wilayah konsulat kami, mereka seperti menyerang wilayah kami," kata Ayatullah Ali Khamenei dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
"Rezim jahat harus dihukum dan mereka akan dihukum."
Belum jelas bentuk serangan balasan apa yang akan dilancarkan.
Jika Iran menyerang Israel secara langsung akan berisiko meningkatkan konflik yang lebih besar dan para analis mengatakan Iran tidak memiliki kemampuan militer untuk melakukan konfrontasi yang signifikan.
Alternatif yang mungkin dilakukan adalah serangan melalui proksi Iran seperti Hizbullah, yang sering melakukan serangan kecil terhadap Israel dari Lebanon.
Pada hari Minggu, seorang pejabat Iran memperingatkan bahwa kedutaan besar Israel tidak lagi aman, mengisyaratkan bahwa gedung konsulat mungkin menjadi target serangan balasan.
Para ahli juga menilai Iran dapat menargetkan Israel dengan serangan siber.
Respons Agresif
Tiga belas orang tewas dalam serangan 1 April ke gedung konsulat Iran, termasuk para pemimpin senior militer Iran.
Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun secara luas dianggap jelas mendalanginya.
Pasukan AS dan Israel di wilayah tersebut telah disiagakan pada hari-hari berikutnya.
Pernyataan Biden disampaikan saat dia berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Rabu.
"Seperti yang saya katakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, komitmen kami terhadap keamanan Israel atas ancaman dari Iran dan proksinya sangatlah kuat – izinkan saya mengatakannya lagi, sangat kuat," kata Biden.
Komentar tersebut muncul satu hari setelah Biden, dalam sebuah wawancara, menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza dan mengatakan dia tidak setuju dengan strategi perang Netanyahu.
"Saya pikir apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan. Saya tidak setuju dengan pendekatannya," ujarnya dalam wawancara dengan Univision yang direkam sekitar sepekan lalu.
Selain itu, pernyataan Biden juga mengemuka hampir seminggu setelah percakapan telepon yang menegangkan antara dirinya dan Netanyahu pasca pembunuhan Israel terhadap tujuh pekerja bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Biden belakangan telah mempertajam retorikanya atas perilaku Israel dalam perang di Jalur Gaza dan menyuarakan rasa frustrasinya yang semakin besar terhadap Netanyahu.
Namun, bagaimanapun, pejabat AS disebut berusaha mengirim pesan kepada Iran bahwa meskipun terdapat perbedaan pendapat antara Biden dan Netanyahu, setiap serangan terhadap Israel akan dibalas dengan respons agresif dari AS.
Advertisement
Pesan AS untuk Iran
Dalam upaya meredakan ketegangan, Axios melaporkan, menteri luar negeri Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Irak bertemu dengan mitra mereka dari Iran minggu ini.
Para menteri negara Arab itu diminta untuk menyampaikan pesan dari penasihat senior Biden di Timur Tengah, Brett McGurk, tentang perlunya de-eskalasi.