Top 3 Islami: Punya Utang Puasa, Qadha Dulu Apa Puasa Syawal? Gus Baha Kisahkan Sahabat yang Tak Jawab Salam Nabi

Artikel kedua yang juga populer adalah Gus Baha mengisahkan sahabat nabi yang tak menjawab salam Rasulullah SAW. Sementara, artikel ketiga yaitu pertanyaan umum usai lebaran, bolehkah orang tua memakai uang amplop lebaran anak

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 12 Apr 2024, 06:30 WIB
Ilustrasi Membaca Niat Puasa Ayyamul Bidh Credit: shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam kini telah memasuki bulan Syawal. Pada bulan Syawal, ada berbagai amalan yang dianjurkan. Salah satunya adalah puasa Syawal.

Puasa Syawal yakni puasa sunnah yang dilakukan di bulan Syawal. Waktu terbaik, menurut para ulama, ada enam hari pertama Syawal.

Namun begitu, karena berbagai sebab, adakalanya seorang muslim masih punya utang puasa Ramadhan. Mungkin karena sakit, atau karena uzur lain. Bagi muslimah, karena haid maupun nifas.

Pertanyaannya kemudian, yang didahulukan apakah qadha puasa Ramadhan atau boleh langsung puasa Syawal?

Ulasan pengasuh Ustadzah Syifa Nurfadhilah mengenai hal ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (11/4/2024).

Artikel kedua yang juga populer adalah Gus Baha mengisahkan sahabat nabi yang tak menjawab salam Rasulullah SAW.

Sementara, artikel ketiga yaitu pertanyaan umum usai lebaran, bolehkah orang tua memakai uang amplop lebaran anak.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Punya Utang Puasa Ramadhan, Lebih Baik Qadha Dulu atau Puasa Syawal?

Ilustrasi Membaca Niat Puasa Dzulhijjah Credit: pexels.com/pixabay

Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, yakni beragama Islam, berakal, baligh, dan mampu berpuasa. Bagi muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan, maka wajib mengganti atau mengqadha di bulan lain sebelum memasuki Ramadhan tahun berikutnya.

Utang puasa Ramadhan dibayar dengan berpuasa lagi sejumlah hari yang ditinggalkan. Ketentuan qadha puasa Ramadhan ini termaktub dalam Al-Qur’an.

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 184)

Sebagian umat Islam melaksanakan qadha puasa Ramadhan di bulan Syawal. Namun, pada Syawal juga terdapat amalan puasa sunnah enam hari yang keutamaannya luar biasa. Jika puasa Ramadhan dan dilanjut enam hari Syawal, maka seperti puasa setahun.

Lantas, mana yang lebih dulu dilakukan bagi yang punya utang puasa? Puasa qadha atau ikut melaksanakan puasa Syawal?

Selengkapnya baca di sini


2. Gus Baha: Ada Sahabat Nabi Tak Jawab Salam Rasulullah, Endingnya Bikin Ngakak

Sayid Said Agil Husin Al Munawwar, Gus Baha dan Gus Mus. (Sumber: Instagram/republik.santri)

Betapa bahagianya jika mendapat salam 'Assalamualaikum Warahmatullah, (Semoga keselamatan dan rahmat Allah selalu tercurahlimpahkan kepadamu) langsung dari Rasulullah SAW. Jika itu terjadi, maka kita pasti akan menjawabnya dengan antusias dan secepat kilat.

Tetapi ada kisah sahabat Nabi yang tidak mau menjawab salam dari manusia paling mulia di muka bumi ini.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengisahkan pernah ada sahabat Nabi yang tidak mau menjawab salam yang Nabi SAW.

Nabi SAW pun tak marah. Nabi bahkan sampai salam sampai 3 kali.

Namun begitulah kisah sahabat yang diceritakan oleh Gus Baha ini. Hanya saja, endingnya bikin ngakak.

Selengkapnya baca di sini

Amplop Lebaran anti-mainstream (Foto: TikTok @diesnidaraina)

3. Bolehkah Orangtua Memakai Uang Amplop Lebaran Anak? Begini Aturannya dalam Islam

Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu hal yang paling dinanti ketika lebaran. Pemberian THR ini sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan khususnya oleh masyarakat Indonesia.

Biasanya uang THR Lebaran ini sering dibagikan terlebih dahulu kepada anak-anak. Namun, kerap kali orangtua justru mengambil alih uang amplop lebaran anak yang diberikan oleh saudara ataupun tetangga kepada anak.

Sementara mungkin bagi sebagian anak tidak merasakan penggunaan uang tersebut secara langsung, sebab orangtua merasa lebih membutuhkannya.

Lantas, apakah orangtua diperbolehkan menggunakan uang amplop Lebaran anaknya tersebut? Berikut penjelasannya dikutip dari laman NU Online.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya