Liputan6.com, Jakarta - Mata uang yen Jepang sempat ditakuti, tapi kini anjlok ke posisi terendahnya dalam 30 tahun terakhir. Negeri Sakura perlahan-lahan tergelincir dalam resesi.
Mengutip dari laman New York Post, Kamis, 11 April 2024, Tokyo kini turun lebih dari 20 peringkat ke posisi ke-60 dalam survei biaya hidup tahunan Economist. Dengan posisi tersebut, Jepang termasuk negara yang relatif murah.
Advertisement
Berita ini muncul ketika New York menuju ke arah yang berlawanan. Tahun lalu, Big Apple yang dilanda inflasi melonjak ke nomor satu dalam daftar yang sama. Sekarang, New York menjadi kota termahal ketiga, setelah Jenewa dan Singapura.
Meskipun stasiun kereta bawah tanah di AS mungkin masih kotor dan toilet tanpa air untuk menyiramnya, New York yang berantakan tiba-tiba menjadi melesat naik. Sementara, Tokyo selama bertahun-tahun seolah-olah berada di luar jangkauan wisatawan.
Beberapa perbandingan biaya yang menyoroti perbedaan dari kedua kota tersebut bisa ditelusuri. Turis bisa tinggal di hotel dengan harga lebih murah, bahkan untuk mereka yang punya anggaran terbatas.
Bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas, jaringan Toyoko Inn yang teruji dan benar ada di mana-mana. Sering kali biaya menginapnya hanya seharga 50 dolar AS per malam (setara Rp800 ribu), sudah termasuk sarapan prasmanan gratis dan fasilitas sambutan lainnya.
Di Tokyo juga bisa menginap di jaringan hotel APA. Hotel terpercaya lainnya ini sering kali membuka penawaran dengan harga sekitar 50 dolar AS (setara Rp800 ribu). Biayanya jauh lebih terjangkau dibandingkan di New York City, dengan biaya menginap termurah di Hampton Inn di masa tenang setelah Memorial Day adalah 249 dolar per malam (Rp3,9 juta). Lokasinya pun jauh dari pusat kota.
Membandingkan Harga Makanan
Perbedaan harga begitu signifikan ketika menginap di jaringan The Peninsula. Bila tamu di New York harus membayar 1.500 dolar AS per malam (Rp24 juta), kamar superior The Peninsula Tokyo dikenakan biaya 841 dolar AS (setara Rp13,4 juta). Jalan-jalan ke mana pun masih terjangkau di Jepang dibandingkan New York.
Seperti sebagian besar kota-kota saat ini, Tokyo juga tidak kebal terhadap kenaikan biaya. Namun dalam hal makanan, Tokyo juga masih jauh lebih murah. Misalnya, rata-rata semangkuk ramen, menurut Unseen Japan, sekarang berharga sekitar 860 yen atau 5,62 dolar AS per mangkuk (setara Rp96 ribu). Di New York, semangkuk ramen seharga kurang dari 14 dolar AS (Rp224 ribu) tampaknya kurang wajar.
Meskipun banyak restoran-restoran berbintang Michelin di Tokyo, sering kali harganya sama mahalnya dengan restoran-restoran di Big Apple atau Paris. Di L'Insieme, sebuah tempat yang populer untuk pizza bergaya Neapolitan, Anda bisa mendapatkan pai seharga 11 dolar AS (setara Rp176 ribu). Di Una Pizza Napoletana di Lower East Side Manhattan, margherita akan berharga lebih dari 20 dolar AS.
Advertisement
Pilihan Street Food hingga Beli Minum di Vending Machine
Soal jajanan kaki lima, Anda bisa membeli semuanya mulai dari onigiri, yakitori, hingga mochi dan masih banyak lagi. Harganya tentu jauh berbeda dengan yang dijual di jalanan Midtown Manhattan.
Selain itu, jika melihat standar kebersihan makanan yang ketat di Jepang, tak perlu khawatir untuk makan street food. Siapa pun bisa pulang dengan perasaan bahagia, begitu juga dengan perut Anda.
Haus? Tokyo memiliki beberapa bar koktail terbaik di dunia, salah satunya The Bellwood di Shibuya. Tapi, ada pilihan lebih murah di kota ini dengan membeli bir dari mesin penjual otomatis. Bisa dibandingkan ketika Anda pergi ke toko kelontong secara acak di sudut Manhattan, enam kaleng bir Bud Light dijual seharga 16,99 dolar AS atau 2,83 dolar AS (Rp48 ribu) per botol.
Salah satu hal hebat tentang Tokyo adalah Anda tidak perlu melakukan banyak hal dalam membuat perencanaan. Anda cukup membaca dan melihat bagian kota mana yang paling menarik bagi Anda dan cari tahu melalui ponsel untuk bepergian.
Petualangan di Tokyo dengan Biaya Terjangkau
Ada banyak tempat wisata gratis di Tokyo. Ada pula yang berbayar. Berikut di antaranya yang tak boleh Anda lewatkan:
1. Wisata ke Kuil
Nikmati keheningan di salah satu dari banyak kuil di kota ini secara gratis. Sensō-ji Budha adalah yang tertua dan paling penting, sedangkan Meiji-Jingu, sebuah kuil Shinto di hutan dekat Stasiun Harajuku, lebih santai, bahkan ketika sibuk.
2. Shibuya
Penyeberangan pejalan kaki tersibuk di dunia membuat Times Square tak ada apa-apanya. Ikuti kerumunan orang yang berjalan zig-zag melintasi pertemuan jalan-jalan utama yang gila ini, lalu pergi ke salah satu pusat kuliner di department store terdekat dan lihatlah beberapa stroberi termahal di dunia.
3. Taman Yoyogi
Taman mana pun bisa digunakan, namun taman seluas 134 hektare ini adalah contoh bagus tentang bagaimana ruang terbuka yang restoratif dapat diterapkan di sebuah kota, bahkan di jantung kota seperti Tokyo. Seperti halnya zona hijau kota lainnya, bagian terbaiknya adalah kawasan hutan yang membuat Anda merasa seperti berada sangat jauh dari kota.
4. Museum Yayoi Kusama
Saat ini dia sangat terkenal di seluruh dunia, begitu juga di New York. Seniman kontemporer ini memiliki museumnya sendiri di Shinjuku, dan harga tiketnya hanya sekitar 7 dolar AS (Rp112 ribu).
Advertisement