Gerak Bursa Asia Bervariasi jelang Rilis Data Ekspor Impor China

Investor bursa Asia tengah menanti data perdagangan China untuk bulan Maret yang bakal dirilis hari ini. Ekonom memperkirakan ekspor China turun 2,3% YoY.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Apr 2024, 09:00 WIB
Indeks acuan Kospi Korea Selatan turun 0,38%, tetapi indeks saham kecil Kosdaq naik 0,62%. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51%, sedangkan Topix berbasis luas naik 0,53%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,25%. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik atau bursa Asia bergerak bervariasi pada perdagangan Jumat ini. Pada sesi perdagangan sebelumnya telah terjadi aksi jual yang dipicu data inflasi China yang melemah.

Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), investor bursa Asia tengah menanti data perdagangan China untuk bulan Maret yang bakal dirilis hari ini. Ekonom memperkirakan ekspor China turun 2,3% YoY. Hal ini menyusul kenaikan inflasi negara tersebut yang lebih lemah dari perkiraan.

Sedangkan menurut perkiraan awal, pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura pada kuartal I 2024 naik 2,7% YoY. Angka ini lebih cepat atau lebih tinggi dari pertumbuhan 2,2% yang tercatat pada kuartal IV 2023.

Bank sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneternya tetap stabil, tidak mengubah cakupan dan tingkat kebijakannya. Berbeda dengan negara lain, Singapura menggunakan pengaturan nilai tukar untuk kebijakan moneternya, bukan menggunakan suku bunga acuan.

Tingkat pengangguran Korea Selatan pada bulan Maret naik menjadi 2,8%, sementara investor menunggu keputusan suku bunga Bank Sentral Korea.

Indeks acuan Kospi Korea Selatan turun 0,38%, tetapi indeks saham kecil Kosdaq naik 0,62%.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51%, sedangkan Topix berbasis luas naik 0,53%.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,25%.

Namun, indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17.014, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan Hang Seng Hong Kong di 17.095,03.


Wall Street Menghijau dan Nasdaq Cetak Rekor

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Indeks harga saham Amerika Serikat (AS) atau sering disebut dengan Wall Street bergerak cerah pada penutupan perdagangan Kamis.

Indeks S&P 500 melonjak dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertingginya yang didukung oleh saham-saham teknologi. Wall Street rebound dari kemunduran sebelumnya karena kekhawatiran akan berlanjutnya inflasi.

Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), S&P 500 naik 0,74% dan ditutup pada 5.199,06. Nasdaq Composite bertambah 1,68% untuk mengakhiri hari di 16,442.20, dan mencetak rekor tertinggi.

Sedangkan Industri Dow Jones berkinerja buruk dan tergelincir 2,43 poin atau 0,01% menjadi pada 38.459,08.

Saham-saham teknologi mengangkat S&P 500 dan Nasdaq Composite ke wilayah positif pada tengah hari perdagangan Kamis karena investor membeli saham-saham yang sudah melemah dalam sejak awal pekan ini.

 


Magnificent Seven

Sejumlah saham yang masuk dalam “Magnificent Seven” perkasa pada perdagangan Kamis. Untuk diketahui, pada 2023, analis Bank of America Michael Hartnett mulai menggunakan frasa "Magnificent Seven" untuk mendeskripsikan saham teknologi kapitalisasi besar penghuni indeks S&P 500.

Nvidia melonjak 4,1%. Amazon bertambah 1,7% dan mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi tersebut, dan Alphabet naik lebih dari 2%.

Apple melonjak 4,3% setelah Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan tersebut akan mengalihkan lini produk Mac-nya ke chip yang berfokus pada kecerdasan buatan. Saham pembuat iPhone ini mencatat hari terbaiknya sejak Mei 2023.

Infografis Klarifikasi Artis Terseret Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya