10 Minggu Absen, Lagu Taylor Swift Balik Lagi ke TikTok

Lagu Taylor Swift kembali lagi ke TikTok setelah 10 minggu absen. Ada masalah apa?

oleh Iskandar diperbarui 12 Apr 2024, 10:13 WIB
Konser Taylor Swift akan digelar di Singapura selama tiga hari pada 2024. (Foto: Instagram @taylorswift)

Liputan6.com, Jakarta - Lagu Taylor Swift kembali lagi ke TikTok setelah 10 minggu absen. Menurut laporan Variety, lagu-lagunya sempat menghilang dari platform video pendek itu karena TikTok gagal bernegosiasi dengan Universal Music Group (UMG).

Tidak jelas kesepakatan seperti apa yang dibuat Taylor Swift dengan TikTok untuk mengizinkannya kembali ke platform tersebut.

Kesepakatan itu tidak mencakup ketentuan untuk sesama artis UMG, sehingga Billie Eilish, The Weeknd, dan Drake masih hilang dari TikTok.

Taylor Swift, sebagai musisi paling populer di dunia, kemungkinan besar melakukan kesepakatan khusus dengan TikTok.

Sang Diva tidak sendirian saat kembali ke TikTok. Beberapa lagu dari artis UMG lainnya sudah mulai muncul di platform tersebut, siap digunakan dalam video berdurasi pendek.

Artis-artis itu antara lain Ariana Grande dan Camila Cabello. Variety mencatat musik mereka dibawakan oleh penggemar atau perwakilan artis.

Pun demikian, belum jelas apakah mereka membuat kesepakatan sendiri seperti yang dilakukan Taylor Swift. Demikian seperti dikutip dari Engadget, Jumat (12/4/2024).

Kembalinya Taylor Swift bisa menjadi langkah promosi untuk album mendatangnya, 'The Tortured Poets Department' yang dirilis pada 19 April dan kemungkinan besar akan memiliki banyak lagu yang cocok untuk pengguna TikTok.

Perlu dicatat bahwa Taylor Swift bermitra dengan platform tersebut untuk mempromosikan 'Midnights', album terakhirnya yang berisi materi baru.


Ancaman Universal Music Group ke TikTok

Logo TikTok. Liputan6.com/Iskandar

Itu semua bermula ketika UMG mengancam akan menarik lagu-lagu dari TikTok setelah negosiasi kontrak gagal, di mana label tersebut menulis dalam surat terbuka bahwa TikTok ingin membayar 'sebagian' dari tarif yang dibayarkan oleh situs media sosial lainnya.

“Saat negosiasi kami berlanjut, TikTok berusaha menindas kami agar menerima kesepakatan yang nilainya lebih rendah dari kesepakatan sebelumnya, jauh di bawah nilai pasar wajar dan tidak mencerminkan pertumbuhan eksponensial mereka,” tulis UMG.

“TikTok mencoba membangun bisnis berbasis musik, tanpa membayar nilai wajar untuk musik tersebut,” perusahaan menambahkan.

TikTok membalas dengan 'berita palsu' dan menulis bahwa “terlepas dari narasi dan retorika Universal yang salah, faktanya mereka memilih untuk meninggalkan dukungan kuat dari platform dengan lebih dari satu miliar pengguna yang berfungsi sebagai sarana promosi dan penemuan gratis.”

Perlu dicatat bahwa bantahan TikTok tidak menyebutkan pembayaran artis, namun mengatakan bahwa pihaknya telah mampu mencapai kesepakatan dengan musisi dan penerbit lain.

Apa pun alasan kembalinya Swift, para pengguna TikTok pasti senang karena bisa kembali melakukan lip sync dengan lagu "Cruel Summer" dan "You Belong With Me".

 


Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Rampung 100%, Bakal Dongkrak Penjualan Produk Lokal

Logo TikTok. Liputan6.com/Iskandar

Di sisi lain, tuntasnya migrasi dan sinergi antara Tiktok Shop dan Tokopedia menjadi kabar baik bagi jutaan pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia.

Pasalnya kolaborasi dua perusahaan teknologi kelas dunia itu akan memudahkan pelaku ekraf yang saat ini sudah bertransformasi ke sistem digital untuk menjangkau pasar yang kelih luas dengan lebih cepat.

Pelaku ekraf yang sudah melek digital juga membutuhkan peran perusahaan teknologi seperti Tiktok Shop dan Tokopedia sebagai media promosi sekaligus bertransaksi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S. Uno mengungkapkan, para pelaku UMKM di sektor ekraf banyak mengandalkan penjualan produk mereka melalui e-commerce. Ini terutama terjadi pada produk-produk andalan ekraf seperti subsektor fesyen, kriya, dan kuliner.

“Kami optimistis pemanfaatan teknologi informasi ini akan meningkatkan efisiensi, produktivitas bisnis, dan inovasi di berbagai sektor serta dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional. Dengan digitalisasi, askes pemasaran juga semakin meluas sehingga potensi penjualan produk-produk ekraf menjadi lebih tinggi,” kata dia dikutip Minggu (74/2024).

Sandiaga mengatakan pemerintah terus berupaya mengakselerasi transformasi digital guna mendukung peningkatan ekonomi digital Indonesia. Ekosistem digital menjadi langkah awal dalam bertransformasi menuju ekosistem kolaborasi teknologi informasi agar dapat tetap bertahan.

“Kami optimistis pemanfaatan teknologi informasi ini akan meningkatkan efisiensi, produktivitas bisnis, dan inovasi di berbagai sektor serta dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional,” kata Sandi.

Sementara itu proses migrasi dan integrasi sistem TikTok Shop ke Tokopedia sudah rampung 100% per 27 Maret 2024. Dengan demikian proses fasilitasi transaksi pembayaran TikTok Shop kini dilakukan pada sistem elektronik Tokopedia. Jadi masyarakat yang klik icon TikTok Shop, auto masuk domain Tokopedia.

"Tanggal 27 Maret 2024 kami sudah selesai compliance sesuai Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Secara payment yang dulunya memang masih di sistem elektronik TikTok sendiri, sekarang sudah fully by Tokopedia," kata Melissa.


Bantu Target 30 Juta UMKM Go Digital

Keranjang TikTok Shop telah kembali hadir di aplikasi TikTok (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Lebih lanjut, Sandi menyakini integrasi antara Tiktok Shop dan Tokopedia akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekosistem UMKM di Indonesia khususnya di sektor ekraf.

Itu sebabnya, Kemenparekraf akan mendorong pelaku UMKM memanfaatkan TikTok Shop dan Tokopedia untuk berjualan serta memanfaatkan program upskilling & reskilling SDM pelaku UMKM, di antaranya melalui program TikTok Jalin Nusantara.

Hal ini juga bisa mendukung program digitalisasi 30 juta UMKM dari total 60 juta di seluruh Indonesia.

“Kami harap dengan kolaborasi ini para pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif dapat memiliki akses pasar yang lebih luas dan memiliki peluang untuk meningkatkan penjualan secara masif. Melalui integrasi ini juga membantu target Presiden Joko Widodo untuk menghasilkan 30 Juta UMKM yang bertransformasi digital pada tahun 2024,” kata Sandi.

Sandiaga menilai kolaborasi Tiktok Shop dan Tokopedia akan meningkatkan daya saing produk dalam negeri sehingga pasar tidak dibanjiri oleh produk impor.

Apalagi, kedua platfiorm ini sudah memiliki program kampanye digital yang sangat gencar dalam memasarkan produk lokal.


Infografis Wajah Baru TikTok Shop Kembali Jualan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Wajah Baru TikTok Shop Kembali Jualan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya