Pria Asal Jepang Ditahan Gara-Gara Retas Game Pokemon dan Jual Monster Buatan

Seorang pria asal Jepang ditahan kepolisian setelah kedapatan meretas game Pokemon dan menjual monster ciptaannya secara online.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Apr 2024, 16:00 WIB
Pokemon Scarlet dan Violet (YouTube Nintendo of America)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Jepang menahan seorang pria setelah ia terbukti secara ilegal memanipulasi data penyimpanan untuk game Nintendo Switch, Pokemon Scarlet and Violet. Data ini kemudian dipakai untuk membuat karakter monster hasil kustomisasi yang kemudian dijualnya di pasar game online.

Menurut NHK dan Asahi Shimbun, polisi Prefektur Kochi menangkap Yoshihiro Yamakawa, pria 36 tahun, pada 9 April lalu setelah petugas patroli siber mendapati pria ini menjual karakter hasil buatan secara online.

Mengutip The Verge, Sabtu (13/4/2024), Yamakawa memakai tool online untuk memodifikasi data penyimpanan game. Ia ditangkap karena diduga melanggar undang-undang Jepang yang dikenal sebagai Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tak Kompetitif.

Laporan polisi menyebutkan, patroli siber polisi Jepang menangkap Yamakawa ketika ia tengah menerima pesanan.

Yamakawa kedapatan menawarkan kesepakatan untuk monster yang sulit dilatih dan langka. Di mana ia menjual "6 Pokemon hanya dengan USD 30 (setara Rp 490 ribuan)" di platform online yang menjual aset permainan dan karakter.

Sekadar informasi, game Pokemon Scarlet dan Violet menghadirkan pertaruangan dan pengumpulan monster. Tak mengherankan jika game ini dipenuhi berbagai monster Pokemon yang belum pernah dilihat sebelumnya.


Pemain Gandrung Karakter Monster Langka Jadi Peluang

(Foto: Instagram @pokemongoapp)

Dalam game ini, pemain melakukan serangan yang makin sulit untuk menangkap monster langka. Selanjutnya mereka melatih, bertarung, dan membiakkan monster tersebut. Sejumlah pemain yang kecanduan game ini pun rela membeli monster langka di dark web.

Karena adanya permintaan yang cukup besar, berbagai hal ilegal dilakukan, termasuk oleh Yamakawa. Namun masalah seperti ini bukanlah yang pertama kalinya.

Pada 2021, polisi Jepang menangkap seorang pria di bawah UU yang sama, karena ia secara ilegal mengubah data penyimpanan game Pokemon Sword and Shield.


The Pokemon Company Tak Tinggal Diam

Balon Pokemon di Macy's Thanksgiving Day Parade 2022. (Foto: Charles Sykes/Invision/AP)

Dalam laporan tentang insiden tersebut, peretasan data dan penyimpanan game Pokemon menjadi praktik yang merajalela di kalangan para pelanggan aturan. Oleh karenanya, The Pokemon Company mulai menindak praktik ilegal ini.

Dalam rentang waktu antara Desember 2022 dan Maret 2023, Yamakawa diduga menjual monster kustom masing-masing dengan harga hingga 13.000 yen, atau setara USD 85.

Meski Yamakawa mengakui tindakannya, ia mengklaim kalau apa yang dilakukan ini merupakan upayanya dalam mencari nafkah.

Polisi menduga, total keuntungan Yamakawa mencapai jutaan Yen atau setara puluhan hingga ratusan ribu dolar AS. Penyelidikan pun masih berlangsung.

 

Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya