Liputan6.com, Jakarta - Selama arus mudik Lebaran 2024, Airnav Indonesia memantau, ada lebih dari 36 ribu penerbangan. Baik itu reguler ataupun pesawat kargo.
"Alhamdulillah, hingga statement ini dikeluarkan AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan baik penerbangan regular, extra, military, cargo, charter, positioning dan repatriasi,"ungkap Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti.
Advertisement
Polana menambahkan, puncak arus mudik angkutan udara tahun 2024 ini terjadi pada Jumat, 5 April 2024 lalu, dengan jumlah sebanyak 4.819 penerbangan, atau dengan kenaikan 13 persen, jika dibandingkan dengan Lebaran 2023 sebanyak 4.252 penerbangan.
"Sedangkan di Bandara Soekarno – Hatta sendiri, puncak arus mudik terjadi pada Sabtu tanggal 06 April 2024, dengan kantor cabang JATSC melayani lebih dari 1.200 penerbangan,"ungkap Polana.
Sementara, layanan navigasi penerbangan di atas Kepulauan Riau dan Natuna, yang telah beralih dari Singapura kepada Indonesia melalui AirNav Indonesia per 21 Maret 2024 pukul 00.00 UTC atau 22 Maret 2024 pukul 03.00 WIB.
"Di tanggal 11 April kemarin pun kami pantau dan himpun dari laporan posko ada beberapa laporan volcanic ash, di antaranya Gunung Ibu, Gunung Lewotobi, Gunung Semeru, dan lainnya, namun alhamdulillah masih aman terkendali dan tidak ada rute ataupun bandara yang terdampak” lanjut Polana.
Airnav Indonesia juga mendapati laporan pilot (PIREP) terkait aktivitas balon udara sebanyak 6 buah tersebar di wilayah Jawa Tengah. Namun, AirNav dengan sigap memitigasi dengan mengalihkan ke rute penerbangan yang lebih aman.
"Secara jumlah memang sudah jauh berkurang dibanding dengan tahun tahun sebelumnya, dan hingga saat ini AirNav Indonesia terus bekerjasama, baik melalui pemerintah kota dan kabupaten, pihak Kepolisian dan TNI setempat, untuk mengurangi jumlah penerbangan balon udara secara liar. Kami akan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan” tegas Polana.
769 Ribu Orang Gunakan Angkutan Umum di H2 Lebaran, Terbanyak Kereta Api
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat pengguna angkutan umum pada H2 Lebaran, 11 April 2024 mencapai 769.593 orang. Data tersebut terpantau dari Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Kemenhub, Jakarta.
"Pada H2 Lebaran, pengguna angkutan umum terbanyak ada pada moda kereta api, yakni sebanyak 217.614 orang atau 28,28 persen dari total penumpang angkutan umum," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Sabtu (13/4/2024).
Berikut rincian jumlah penumpang angkutan umum per moda transportasi pada H2 Lebaran 2024:
• Angkutan jalan (bus) sebanyak 175.111 penumpang. Angka ini naik 17,65 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebanyak 148.846 penumpang, serta naik 70,51 persen dibanding pergerakan normal harian.
• Angkutan penyeberangan sebanyak 144.030 penumpang. Angka ini menurun 26,21 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebanyak 195.176 penumpang. Namun demikian, jumlah tersebut mengalami kenaikan 507,06 persen jika dibanding pergerakan normal harian.
• Angkutan udara sebanyak 184.395 penumpang. Angka ini menurun 5,84 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebanyak 195.823 penumpang. Namun demikian, jumlah tersebut mengalami kenaikan 42,07 persen jika dibanding pergerakan normal harian.
• Angkutan laut sebanyak 48.443 penumpang. Angka ini menurun 14,37 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebanyak 56.571 penumpang. Jumlah tersebut juga menurun 34,49 persen jika dibanding pergerakan normal harian pada tahun 2024.
• Angkutan kereta api sebanyak 217.614 penumpang. Angka ini naik 21,92 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebanyak 178.488 penumpang, serta naik 84,34 persen dibanding pergerakan normal harian pada tahun 2024.
Adita juga menjelaskan, pengguna angkutan umum pada moda angkutan udara jadi yang tertinggi secara kumulatif sampai H2 Lebaran, yakni sebanyak 2.875.762 penumpang.
"Kami meminta operator bandara dan maskapai penerbangan untuk mengantisipasi, baik dari sisi kesiapan armada hingga ketepatan waktu dan pengendalian penumpang. Sehingga tidak terjadi penumpukan pada arus balik Lebaran," tuturnya.
Advertisement
Penumpang Pesawat Mudik Lebaran 2024 Lampaui Sebelum Pandemi Covid
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengecek pergerakan penumpang dan pesawat pada masa arus balik di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (12/4/2024).
Diketahui, penerbangan saat arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta mencapai titik tertinggi pada H-4 atau 6 April 2024 dengan 1.236 penerbangan (take off dan landing) dan 187.750 penumpang.
Sedangkan pasca Lebaran (hingga saat tinjauan ini dilakukan) titik tertinggi terjadi pada 11 April 2024 yakni terdapat 843 penerbangan dengan 121.325 penumpang.
Menhub mencatat, pergerakan penumpang pesawat untuk beberapa titik di arus mudik Lebaran 2024 bahkan telah melampaui level pra pandemi pada 2019 silam
"Di sini pergerakan sudah mencapai 1.236 mendekati tahun 2019 sebesar 1.280. Kejutannya adalah jumlah penumpangnya lebih besar. Kalau di Jakarta lebih besar 101 persen dibandingkan 2019 sedangkan di Bali 104 persen. Ini tidak mungkin terjadi jika kita tidak melakukan kolaborasi," jelasnya.
Melihat angkat tersebut, jelang puncak arus balik yang diperkirakan terjadi pada Minggu (14/4/2024) hingga Senin (15/4/2024) mendatang, Menhub meminta semua pihak kembali berkolaborasi mewujudkan mudik yang berkeselamatan.
"Saya hanya mengingatkan bahwa biasanya arus balik ini masalahnya di bagasi karena jumlah pergerakan yang akan datang hari Senin (15/4/2024) itu pasti melebihi 1.236, saya menduga ini akan sampai 1.250. Jadi semua maskapai harus mempersiapkan diri," pintanya.
Runway Ketiga
Kemudian untuk memaksimalkan pergerakan pesawat, Menhub meminta kepada AirNav Indonesia untuk mengoptimalkan runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta runway, dimana runway kedua dan ketiga harus dapat landing bersama-sama.
"Apabila semua instrumen dilaksanakan pergerakan pesawat bisa 110 per jam. Sekarang baru 87 dan menuju ke arah situ. Tapi dengan 87 pergerakan per jam pun sudah bisa mengakomodasi 1.236 sehari, itu luar biasa," ucap Menhub.
Untuk menghindari kepadatan pada arus balik, Menhub menganjurkan pemudik untuk kembali lebih awal. Disamping itu, Menhub dan jajaran juga telah mempersiapkan beberapa skenario untuk mengantisipasi apabila kepadatan tetap terjadi.
"Kalau arus balik itu berbeda dengan mudik yaitu sentripetal atau menuju ke satu titik yakni Jakarta, bukan menyebar seperti mudik. Pemerintah telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasinya. Satu lagi untuk arus balik saya minta Kepolisian lakukan penegakan hukum seperti merazia travel gelap," tutur Menhub.
Advertisement