Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut bakal bertemu dalam momentum lebaran Idul Fitri. Namun, momen itu masih tak kunjung terjadi.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, sebenarnya baik Prabowo dan Megawati bisa saja berkoalisi. Namun, dari PDIP tak ingin ada lagi sosok Presiden Jokowi yang mengekornya.
Advertisement
"Saya melihatnya bahwa sebetulnya ada kemungkinan Ibu Megawati atau PDI Perjuangan mau berkoalisi dengan Pak Prabowo, tetapi tidak mau ada Pak Jokowi. Saya melihat di situlah kemudian letak kerumitan atau kerepotannya," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2024).
Menurut Qodari, hal ini tak mudah, mengingat Prabowo dekat dengan Jokowi. Apalagi dalam momentum Idul Fitri bertemu sampai dua kali.
Dia menyebut kini keputusan berada di tangan Prabowo untuk menentukan arah apakah ingin tetap berjalan bersama Presiden Jokowi atau memilih berkoalisi dengan Megawati.
"Jadi tugas sejarah Pak Prabowo untuk menentukan istilahnya beliau akan jalan bareng dengan Pak Jokowi atau jalan bareng dengan Ibu Mega? Saya melihatnya seperti itu," jelas Qodari.
Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan Roeslani menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Rabu (10/4/2024). Kehadiran Rosan diketahui tidak hanya satu kali, bahkan sampai dua kali.
Menganalisis pertemuan tersebut, analis politik sekaligus Direktur Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan pertemuan terkait tidak sebatas momentum lebaran. Namun lebih daripada itu, yakni ada pesan khusus terkait silaturahmi politik.
“Pertemuan Rosan Roslani dengan Megawati ini minimal ada kepentingan kedua belah pihak, artinya PDIP juga melihat peluang politik apakah berkoalisi pasca Pilpres dengan Prabowo-Gibran pasca putusan MK nantinya,” kata Arifki melalui pesan singkat diterima Liputan6.com, Kamis (11/4/2024).
Melihat Peluang Politik
Arifki menambahkan, pertemuan juga bisa diartikan dengan saling melihat peluang politik. Sebab diketahui, hubungan antara PDIP dan Prabowo merenggang pasca momentum batu tulis.
“Saya juga melihat peluang-peluang, deal-deal politik untuk melihat pertemuan politik yang selama ini sedikit renggang pasca batu tulis. Jadi kesempatan ini kita lihat kedepan tentu tawaran politik ini juga sudah lama diberikan TKN ke PDIP untuk mendapatkan ruang kursi menteri,” yakin Arifki.
Advertisement
Ada Momentum
Arifki percaya, momentum lebaran menjadi ruang rekonsiliasi bagi keduanya, khususnya Prabowo dan Megawatk. Sebab mau tidak mau, PDIP adalah pemenang Pemilu dan akan dihitung sebagai penentu konstelasi 5 tahun kedepan.
“Jadi tentu TKN berkepentingan merangkul ruang-ruang yang akan dilihat PDIP di pemerintahan baru nanti dan saya rasa pertemuan di lebaran ini adalah momentum yang pas, karena idul fitri dan ini akan dimanfaatkan dengan baik ketika Prabowo dan Megawati bertemu,” Arifki menandasi.