Liputan6.com, Jakarta - Iran telah meluncurkan serangan balasan pada Sabtu, 13 April 2024 malam waktu setempat, dengan mengerahkan lusinan drone dan rudal ke arah Israel.
Bersamaan dengan peluncuran rudal dan drone tersebut, Iran dilaporkan langsung mengerahkan sistem peperangan elektronik (EW) terkuat merela, yakni Avtobaza-M.
Advertisement
Mengutip laman Defence Security Asia, Minggu (14/4/2024), sejumlah kendaraan EW Avtobaza-M ini ditempatkan di berbagai wilayah di sekitar ibu kotanya, Teheran.
Mobilsasi dilakukan pihak Iran sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Israel dan sekutunya, yaitu Amerika Serikat (AS).
Pengerahan ini menyusul laporan serupa beberapa hari lalu mengatakan, Iran juga mengerahkan sistem pertahanan udara jarak pendaknya, Zoubin, yang dijuluki "Kubah Besi Iran" di sekitar ibu kota.
Disebutkan, Avtobaza-M yang dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Iran (Iranian Revolutionary Guard Corps, IRGC) ini sangat ditakuti oleh militer Barat.
Hal ini karena, Avtobaza-M telah berhasil "mengalahkan" drone rahasia milik AS pada 2011. Iran sendiri memperoleh sistem peperangan ini dari Rusia sekitar enam bulan, sebelum mereka menangkap pesawat drone siluman milik AS.
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat setelah jet tempur milik Israel mengebom gedung kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, dan menewaskan tiga pejabat tinggi militer Iran.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, "IDF dalam keadaan siaga tinggi dan terus memantau situasi operasional."
IDF Pantau Target Drone dan Rudal Iran
"Array Pertahanan Udara IDF dalam keadaan siaga tinggi, bersama dengan jet tempur IAF dan kapal Angkatan Laut Israel yang sedang menjalankan misi pertahanan di wilayah udara Israel. IDF memantau semua target."
Para pejabat Israel menuturkan kepada CBS News bahwa dibutuhkan waktu berjam-jam sebelum drone tersebut mencapai wilayah udara Israel. Peringatan mulai terdengar di seluruh Israel sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Alarm berbunyi di Israel Selatan, di tepi Laut Mati, di Yerusalem, dan wilayah Shomron.
"Pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut juga telah menembak jatuh beberapa drone yang diluncurkan Iran," kata dua pejabat AS kepada CBS News.
Serangan balasan Iran terjadi sebagai respons atas serangan Israel pada 1 April terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam (IRGC).
IRGC mengakui serangan itu, dan mengatakan Iran telah “meluncurkan serangan hukuman terhadap wilayah pendudukan.”
"Operasi ini melibatkan penggunaan rudal dan drone," kata IRGC.
Advertisement
Israel Siap Kemungkinan Serangan Langsung dari Iran
Misi Iran di PBB mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan di Suriah dan, "Masalah ini dapat dianggap selesai. Namun, jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, respons Iran akan jauh lebih parah."
Mereka menambahkan, “Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat dan AS HARUS MENJAUHINYA!”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada warga Israel melalui pidato video pada Sabtu malam, dengan mengatakan, "Dalam beberapa tahun terakhir dan terlebih lagi dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan langsung dari Iran."
"Sistem pertahanan kami dikerahkan , kami siap menghadapi skenario apa pun, baik dalam pertahanan maupun serangan. Negara Israel kuat, IDF kuat, masyarakat kuat."
Seorang pejabat di wilayah tersebut mengatakan kepada CBS News bahwa apa pun yang melewati wilayah Yordania adalah sebuah masalah dan akan dicegat. Seorang pejabat Inggris juga mengonfirmasi bahwa Inggris telah mengirimkan jet dari Siprus.
Untuk mengantisipasi serangan tersebut, Sabtu pagi, Komando Front Dalam Negeri Israel mengeluarkan pedoman yang membatasi pertemuan maksimal 1.000 orang. Semua sekolah ditutup setidaknya sampai hari Senin (15/4). Masyarakat diimbau untuk tetap berada di dekat ruang aman dan tempat berlindung.