Liputan6.com, Jakarta - Chatbot AI besutan perusahaan milik Elon Musk disebut-sebut kini telah mampu "memahami" gambar, mulai dari sebuah diagram hingga bagan berisikan informasi.
Hal ini diungkap xAI lewat postingan di blog resmi mereka, di mana perusahaan memamerkan kemampuan Grok-1.5V atau Grok 1.5 "Vision".
Advertisement
Mengutip Mashable, Minggu (14/4/2024), Grok 1.5 ini adalah model multimodal generasi pertama xAI yang tidak hanya dapat merespons gambar dan unggahan tangkapan layar.
"Grok versi baru ini juga dapat melakukan penalaran dan analisa dokumen kompleks, diagram sains, bagan, tangkapan layar, dan foto," tulis perusahaan bentukan Elon Musk itu.
Tak hanya itu, perusahaan juga menyematkan kemampuan "pemahaman spasial dunia nyata" sehingga Grok mampu memahami dunia fisik lebih baik dari gambar yang diunggah oleh pengguna Grok AI.
“Meningkatkan pemahaman multimoda merupakan langkah penting dalam membangun AGI bermanfaat sehingga dapat memahami alam semesta,” tulis perusahaan itu dalam pengumumannya.
xAI mengklaim, akan ada peningkatan signifikan pada kemampuan AI Grok. “Dalam beberapa bulan mendatang, kami mengantisipasi peningkatan signifikan pada kemampuan tersebut, di berbagai modalitas seperti gambar, audio, dan video.”
Grok-1.5V dirilis bersama dengan RealWorldQA xAI, sebuah gambar dan kumpulan data dirancang untuk menguji model GenAI lainnya terhadap pemikiran Grok di dunia nyata.
Elon Musk Bawa Grok AI Buat Semua Pelanggan Premium X Alias Twitter
Elon Musk memboyong chatbot Grok AI besutan perusahaannya, Grok, tersedia bagi lebih banyak orang yang membayar langganan X alias Twitter.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui X, sang miliarder mengatakan, dirinya berencana untuk membuat Grok tersedia bagi seluruh pelanggan premium X, termasuk yang membayar USD 8 per bulannya.
Sebelumnya, akses chatbot AI Grok terbatas hanya untuk pelanggan premium plus X yang bertarif USD 16 per bulannya.
Sayangnya, Elon Musk tidak mengungkap kapan tanggal pasti perilisan Grok AI di seluruh pelanggan premium Twitter.
Sekadar informasi, langkah hadirkan chatbot Grok ini jadi cara baru Musk untuk meningkatkan persaingan terhadap perusahaan kecerdasan buatan lain, terutama OpenAI.
Apalagi, Elon Musk dikenal memiliki sejarah panjang dalam mendukung teknologi tersebut, sekaligus ia juga rajin memperingatkan kemungkinan deskruktif atau bahaya dari AI.
Asal tahu saja, pada Februari lalu, Elon Musk menggugat OpenAI --yang awalnya ia bantu dirikan-- dengan tudingan pelanggaran kontrak.
Advertisement
Elon Musk Gugat OpenAI dan Investasi ke Grok
Mengutip Cnet, Jumat (29/3/2024), dalam gugatan tersebut, Musk menyebut, OpenAI seharusnya menjadi lab open source.
"OpenAI harusnya menjadi lab nirlaba yang akan mengejar Google dalam perlombaan untuk hadirkan Artificial General Intelligence (AGI), namun justru kebalikannya," demikian gugatan Musk.
Namun, menurut Elon Musk, OpenAI malah menjadi salah satu perusahaan AI terpanas di dunia dan mengharuskan pengguna membayar USD 20 per bulan untuk mengakses versi lanjutan dari teknologi ChatGPT.
Saat itulah Elon Musk juga menginvestasi sejumlah besar uangnya ke perusahaan AI yang ingin dijadikan sebagai pesaing OpenAI, yakni Grok.
Teknologi ini merupakan bagian dari upaya baru yang diumumkan tahun lalu bernama xAI. Kini Grok diintegrasikan ke jejaring sosial X alias Twitter yang dimiliki Elon Musk. Twitter sendiri dibeli Elon Musk pada 2022 dengan harga lebih dari USD 44 miliar.
Ingin Grok Jadi Pesaing ChatGPT, Copilot, hingga Bard
Sekadar informasi, Grok diklaim sebagai teknologi tak biasa, bukan hanya karena namanya yang tak biasa. Kata "Grok" ini merupakan sebuah istilah yang diungkapkan penulis sains Robert Heinlein.
Ia menggunakan kata Grok dalam novelnya di tahun 1961 'Stranger in a Strange Land'. Novel ini berkisah tentang manusia yang dibesarkan oleh alien di Mars kemudian dibawa kembali ke Bumi.
Grok merupakan bahasa yang dipakai di Mars, yang berarti "memahami sesuatu hingga poin di mana hal tersebut menjadi bagian dari diri seseorang."
Lantas, Grok mau dibuat apa oleh Musk? Saat dirilis oleh Elon Musk November lalu, sang pemilik perusahaan bilang ia memposisikan teknologi tersebut sebagai rival dari ChatGPT milik OpenAI, Copilit milik Microsoft, hingga Gemini (Bard) Google.
Musk sesumbar di X alias Twitter, bahwa Grok akan jadi sangat "lucu" dan akan "netral politik", tak seperti "WokeGPT" kata Musk.
Advertisement