Liputan6.com, Jakarta - Dokter menyarankan agar masyarakat mengganti menu sarapan mereka dari daging asap dan sosis dengan ikan guna mengurangi kemungkinan Anda mati muda.
Menurut studi terbaru, mengganti daging merah dengan ikan berminyak seperti ikan haring dan ikan teri dapat mencegah hingga 750 ribu kematian pada tahun 2050. Hal ini juga ditemukan oleh para peneliti Jepang, yang mencatat risiko kesehatan terkait dengan daging merah dan daging olahan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker usus.
Advertisement
"Ikan sebagai alternatif pengganti daging merah dapat menghindari kematian yang terjadi karena konsumsi daging merah. Analisis kami menunjukkan bahwa pakan ikan merupakan solusi yang menjanjikan," ungkap dr. Shujuan Xia dari National Institute for Environmental Studies, seperti dilansir Mirror, Selasa (16/4/2024).
Ia menekankan bahwa beralih dari daging merah ke ikan bisa lebih bermanfaat daripada sekadar mengurangi asupan daging merah.
"Kebijakan yang menargetkan alokasi pakan ikan ke daerah-daerah yang membutuhkan pakan dapat lebih efektif dalam memaksimalkan potensi pakan ikan untuk mengurangi beban penyakit," sambung dia.
Mengurangi Angka Kematian di Seluruh Dunia
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi daging merah atau daging olahan secara teratur dapat meningkatkan peluang terkena penyakit jantung dan stroke.
Sementara menurut sebuah studi lainnya, mengonsumsi makanan laut juga secara signifikan mengurangi angka kematian di seluruh dunia.
"Mengganti daging merah dengan ikan berpotensi memberikan manfaat besar bagi kesehatan masyarakat," tambah dr. Xia.
Advertisement
Posisi Kasur dan Cara Tidur Jadi Rahasia Umur Panjang Warga Jepang
Sementara itu, masyarakat Jepang memiliki rahasia tersendiri agar bisa memiliki umur panjang.
Orang Jepang memiliki tradisi tidur di lantai sejak lama, dan ini bukan hanya karena tradisi atau keterbatasan ruang di ruang keluarga yang kecil.
Menariknya, praktik ini menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan.
Jepang yang terkenal dengan umur panjangnya warganya, telah menggugah rasa ingin tahu kita tentang alasan di balik kebiasaan tidur di lantai yang telah berusia berabad-abad ini.
Selengkapnya di sini...