Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5% Sulit Tercapai Jika Perang Iran dan Israel Meluas

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Bambang Beodjonegoro mengingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% akan sulit dicapai, jika ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel meluas.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Apr 2024, 18:20 WIB
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Bambang Beodjonegoro mengingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% akan sulit dicapai, jika ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel meluas atau berlangsung lama.

“Kalau eskalasi ini (Iran dan Israel) menjadi lebih besar atau lebih lama dan menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak, mungkin akan challenging ya target (pertumbuhan ekonomi) 5%, mungkin bisa terdorong ke bawah ke 4,6% atau 4,8%,” ungkap Bambang dalam diskusi daring bertajuk Ngobrol Seru Konflik Iran-Israel, dikutip Senin (15/4/2024).

Bambang menjelaskan, risiko itu didorong oleh gangguan dari keseimbangan eksternal ditambah dengan potensi kenaikan inflasi.

Seperti diketahui, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada konsumsi dalam negeri.Maka satu-satunya agar pertumbuhan ekonomi masih bisa 5%, menurut Bambang, adalah dampak dari Pilkada.

 

“Tapi kalau melihat dampak dari Pemilu kemarin agak berbeda sama pemilu yang terakhir, karena saat ini sebagian besar orang (mengikuti kegiatan Pemilu) di media sosial, jadi tidak banyak dapat konsumsi yang di luar konsumsi data atau internet.Sedangkan Pilkada Kemungkinan tidak akan beda jauh,” bebernya.

 

Terkait keseimbangan eksternal, Bambang menyoroti masa sebelum pecahnya ketegangan Israel dengan Hamas, di mana Indonesia melihat neraca perdagangan selalu surplus selama 2 tahun.

Namun saat ini, meski melanjutkan surplus, angka neraca perdagangan Indonesia sudah dibawah USD 1 miliar.

“Jadi ini sebenarnya sudah mulai lampu kuning, jangan-jangan kita tidak bisa lagi melanjutkan surplus di neraca perdagangan. Kenapa ini kritis ? karena kinerja kita secara eksternal akan dilihat dari keseimbangan neraca berjalan yang merupakan gabungan dari neraca perdagangan barang dan jasa,” tukasnya.

“Nah kalau melihat kondisi saat ini, agak sulit kita membayangkan neraca perdagangan barang kita akan membaik,” sambungnya.

Inflasi

Kemudian mengenai inflasi, dampak yang perlu diwaspadai di Indonesia saat ini adalah angka inflasi yang masih di atas target, terutama pada harga pangan

“Di 2022 kita itu pernah mengalami inflasi di atas 5% yang di atas rata-rata, karena pada waktu itu perang antara Rusia dan Ukraina membuat harga minyak di atas USD 100,” Bambang menyoroti.


Joe Biden ke Benjamin Netanyahu: AS Tak Akan Bantu Israel Serang Balik Iran

Presiden Amerika Serikat Joe Biden disambut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, pada 18 Oktober 2023. (Dok. Evan Vucci/AP)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan membantu Israel melakukan serangan balik ke Iran.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (14/4/2024) Joe Biden mengatakan hal tersebut ke PM Israel dalam panggilan telepon.

Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih yang tak disebutkan namanya.

Joe Biden juga mengatakan kepada Benjamin Netanyahu bahwa tindakan pertahanan bersama yang dilakukan Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara lain di kawasan akan mampu menggagalkan serangan Iran.

“Kamu sudah mendapatkan kemenangan. Ambillah kemenangan ini,” kata Joe Biden kepada Netanyahu, menurut pejabat Gedung Putih tersebut.

Pejabat tersebut juga mengatakan, ketika Biden mengatakan AS tidak akan melakukan operasi ofensif apa pun terhadap Iran, Netanyahu mengatakan bahwa dia memahaminya.

Sementara itu, usai serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) Joe Biden dan tim keamanan nasionalnya langsung menggelar rapat guna memantau situasi.

Biden mempersingkat masa tinggalnya di rumah pada akhir pekan yang terletak di pantai Delaware untuk bertemu dengan tim keamanan nasional di Gedung Putih.

Setelah itu, Biden kembali ke Washington beberapa menit sebelum para pejabat Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi drone Iran menyerang wilayahnya, dikutip dari laman AP, Minggu (14/4).


Iran Sudah Sampaikan Pesan Akan Balas Serangan

Iran pada Sabtu (13/4/2024) malam meluncurkan serangan balasan ke arah Israel. Menurut IDF, Iran meluncurkan drone dari dalam wilayahnya menuju Israel (AP).

Serangan tersebut menandai pertama kalinya Iran melancarkan aksi militer langsung terhadap Israel, yang berisiko menimbulkan konflik regional yang lebih luas.

Selama berhari-hari, AS dan Israel sudah bersiap menghadapi serangan yang diklaim oleh Iran sebagai pembalasan atas insiden di Suriah.

Sebelumnya, gedung konsulat Iran di Suriah diserang oleh Israel dan menewaskan belasan orang.

Pentagon melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin sudah berbicara dengan rekannya dari Israel untuk membahas ancaman regional yang mendesak dan menjelaskan bahwa Israel dapat mengandalkan dukungan penuh AS untuk membela diri.


AS Tetap Beri Dukungan ke Israel

Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan upaya membela diri. (AFPTV/AFP)

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan juga berbicara dengan penasihatnya untuk memperkuat komitmen kuat Washington terhadap keamanan Israel.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan dalam pernyataan bahwa Iran telah memulai serangan udara terhadap Israel.

Dia menambahkan: “Amerika Serikat akan mendukung rakyat Israel dan mendukung pertahanan mereka terhadap ancaman dari Iran.”

  

Infografis Serangan Drone AS Tewaskan Jenderal Top Iran. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya