Longsor Terjang 6 Desa di Kabupaten Kuningan, Sejumlah Rumah dan Fasilitas Umum Rusak

BPBD Provinsi Jawa Barat terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kuningan untuk mempercepat penanganan dan pembersihan material tanah longsor.

oleh Arie Nugraha diperbarui 16 Apr 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Tanah Longsor Credit: pexels.com/Wolfgang

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak enam desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar) diterjang tanah longsor beberapa waktu lalu.

Enam desa itu berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Darma dan Kecamatan Selajambe antara lain Desa Padahurip, Cantilan, Bunigeulis, Pakapasan Girang, Margabakti, dan Cimenga.

Menurut Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat, BPBD Provinsi Jawa Barat terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kuningan untuk mempercepat penanganan dan pembersihan material longsor Kuningan.

"Akibat tanah longsor tersebut, sejumlah masyarakat terdampak. Seperti di Desa Bunigeulis, sebanyak tiga kepala keluarga atau 16 jiwa terdampak tanah longsor. Di Desa Pakapasan Girang, sebanyak satu kepala keluarga atau empat jiwa terdampak, sedangkan di Desa Margabakti, tujuh kepala keluarga atau 26 jiwa terdampak tanah longsor," ujar Hadi, Bandung, Senin, 15 April 2024.

Hadi mengatakan tanah longsor juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum, seperti jalan dan saluran drainase, serta sejumlah rumah mengalami rusak ringan dan sedang. Menurut Hadi, penanganan dan pembersihan material akibat tanah longsor terus berprogres.

Salah satunya adalah Jalan Raya Penghubung Cipasung-Selajambe-Subang Blok Luluk atau Sadagung di Desa Padahurip sudah dilalui kendaraan roda dua dan roda empat secara hati.

Selain melakukan pendataan dan pemantauan langsung, BPBD Kuningan berkoordinasi dengan aparatur desa, aparatur kecamatan, TNI, POLRI, dan Dinas PUTR Kabupaten Kuningan dalam penanganan bencana tanah longsor.

"Pengerjaan pembukaan akses jalan yang tertutup longsoran dengan alat berat masih berlangsung, progres pengerjaan sudah 85 persen per Minggu (14/4/2024) pukul 17:30 WIB," kata Hadi.

Kondisi Jalan Raya Penghubung Cipasung-Selajambe-Subang Blok Gase di Desa Padahurip masih belum bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

Pengerjaan pembukaan akses jalan yang tertutup longsoran dengan alat berat masih berlangsung dengan progres pengerjaan sudah 75 persen.

Pengerjaan pembukaan akses jalan dan pembersihan material tanah longsor masih terus berlangsung di Desa Cantilan, Desa Cimenga, Desa Bunigeulis, Desa Pakapasan Girang, dan Mergabakti. Hadi mengatakan, warga yang rumahnya terdampak tanah longsor sudah mengungsi ke rumah saudaranya.

"Penanganan, pengerjaan pembukaan akses jalan, dan pembersihan material tanah longsor masih terus dilakukan dan dipercepat. Semua masyarakat bergotong royong membersihkan material yang menutupi akses," jelas Hadi.

 


Data Bencana 1 Januari-15 April 2024

Dicuplik dari laman BPBD Jabar, data kejadian bencana dari 1 Januari-15 April 2024 ada 434 kejadian bencana alam secara keseluruhan.

Rinciannya antara lain 84 banjir, 166 tanah longsor, 177 cuaca ekstrem, dan 7 kejadian gempa bumi. Hal ini menyebabkan 141.501 orang terdampak dan 25 orang diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan kerugial material yakni 2.471 bangunan terdampak, 34.911 bangunan tertimbun atau terendam, 1.147 bangunan rusak ringan, 679 rusak sedang dan 645 rusak berat.

Selain itu terdata juga 19 lahan terdampak bencana, 162 bangunan dilaporkan juga terdampak, 199 sarana pendidikan rusak, ditambah 248 fasilitas umum mengalami hal serupa.

 


Peringatan Dini Staklim Jabar

Kondisi cuaca dua hari mendatang disebutkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG Stasiun Klimatologi Jabar), berpotensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Berikut Prakiraan Tiga Harian Jawa Barat 15-17 April 2024 diupdate 15 April 2024 pukul 09.30 WIB:

15 April 2024

Waspada potensi hujan di sertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal pada siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kota Depok, Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Bekasi, Kab Karawang, Kab Subang, Kab Indramayu, Kab dan Kota Cirebon, Kab Purwakarta, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab dan Kota Bandung, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Ciamis, Kota Banjar dan Kab Pangandaran.

16 April 2024

Waspada potensi hujan di sertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal pada siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab Karawang, Kab Subang, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Purwakarta, Kab dan Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kab Bandung Barat.

17 April 2024

Waspada potensi hujan di sertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal pada siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab Purwakarta, Kab Karawang, Kab Bekasi, Kab Subang, Kota Depok, Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Sumedang, Kab Majalengka dan Kab Kuningan. Pada dini hari di sebagian wilayah Kab Ciamis, Kab Tasikmalaya, Kab Pangandaran dan Kab Indramayu.

 


4 langkah Antisipasi Potensi Tanah Longsor

Memasuki musim penghujan, menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia.

Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini.

Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :

1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.

2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng.

3. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.

4. Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.

Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisir terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa.

Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya