LINAC dan Brachytherapy Disebut Sebagai Terobosan Baru Pengobatan Kanker, Apa Keunggulannya?

LINAC merupakan metode radiasi eksternal sementara Brachytherapy adalah terapi radiasi internal.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Apr 2024, 17:00 WIB
LINAC dan Brachytherapy Disebut Terobosan Baru Pengobatan Kanker, Apa Keunggulannya? Foto: Siloam Hospitals Group.

Liputan6.com, Jakarta Teknologi pengobatan kanker semakin menunjukkan perkembangan. Salah satu terobosan terbaru dalam terapi radiasi kanker adalah Linear Accelerator (LINAC) dan Brachytherapy.

Menurut dokter spesialis onkologi radiasi RS Siloam MRCCC Semanggi, Denny Handoyo Kirana, LINAC adalah metode radiasi eksternal sementara Brachytherapy adalah terapi radiasi internal.

Terapi Radiasi Eksternal

Terapi radiasi eksternal menggarahkan sinar radiasi ke area tubuh yang terkena kanker dari luar tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mesin radiasi yang bergerak di sekitar tubuh pasien.

Durasi terapi radiasi berbeda-beda bergantung pada rencana pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter spesialis onkologi radiasi berkisar antara 4 hingga 15 menit.

Terapi Radiasi Internal

Sementara, terapi radiasi internal yang juga dikenal sebagai Brachytherapy, melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau di dalam tubuh pasien. Ini menargetkan area kanker secara langsung.

“Metode ini terutama digunakan untuk mengobati kanker pada kanker serviks, prostat, kepala, dan leher. Prosedur Brachytherapy membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit,” kata Denny kepada Health Liputan6.com melalui keterangan tertulis, Selasa (16/4/2024).

Teknologi radiasi LINAC dan Brachytherapy membuat terapi radiasi kanker menjadi lebih cepat sehingga pihak rumah sakit dapat melayani lebih dari 36.000 terapi radiasi per tahunnya.


Permudah Pasien Kanker Dapatkan Perawatan yang Sesuai

Dokter spesialis onkologi radiasi RS Siloam MRCCC Semanggi, Denny Handoyo Kirana soal terapi radiasi. Foto: Siloam Hospitals Group.

Dengan penggunaan LINAC dan Brachytherapy, setiap pasien kanker akan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Hal ini berkaitan pula dengan peningkatan peluang kesembuhan dan kualitas hidup yang baik untuk pasien.

Sebelumnya, disampaikan bahwa penanganan yang cepat dan tepat pada pasien kanker amat diperlukan. Pasalnya, pada 2022, jumlah pengidap kanker di dunia sebanyak 9,6 juta orang.

Indonesia menduduki peringkat ke-8 di Asia Tenggara untuk jumlah penderita kanker terbanyak. Salah satu pengobatan kanker yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan terapi radiasi atau sering dikenal dengan radioterapi.


Mengenal Terapi Radiasi

Denny menjelaskan, terapi radiasi sendiri adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan radiasi sebagai pembunuh sel kanker dan upaya pencegahan kanker yang diderita pasien.

Sekitar 60 persen lebih pasien kanker di Indonesia memerlukan perawatan ini. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa tahapan awal yang perlu dilakukan adalah pengambilan gambar dari pasien (CT Planning) untuk mendeteksi target radiasi.

Lalu, akan dilakukan penentuan titik target dan perencanaan radiasi oleh dokter sebelum dilakukannya radioterapi atau terapi radiasi.


Tujuan Terapi Radiasi

Terapi radiasi dipertimbangkan menjadi salah satu upaya perawatan untuk beberapa tujuan, antara lain:

  • Mengecilkan ukuran tumor sebelum operasi
  • Mengobati kanker
  • Mencegah kanker kembali muncul
  • Mengurangi nyeri akibat kanker yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

”Jadi, sebelum dilakukan terapi radiasi yang penting adalah penentuan karakter dari kanker tersebut, apakah berespons baik terhadap terapi radiasi atau tidak,” jelas Denny.

Terapi radiasi, lanjut Denny, merupakan perawatan yang lebih fokus dan tertarget dibandingkan dengan pengobatan kanker yang lain. Pasalnya, metode ini secara tepat dan akurat hanya menyerang area kanker namun menghindari organ sehat yang berada disekitar target.

Hal ini juga menjadi keunggulan dari terapi radiasi dibandingkan metode pengobatan kanker lainnya.

 


Efek Samping Terapi Radiasi

Seperti pengobatan lain, terapi radiasi juga memiliki risiko efek samping. Efek samping dari terapi radiasi dibedakan menjadi dua yakni:

  • Efek samping jangka pendek (jika muncul segera hingga di bawah 6 bulan).
  • Efek samping jangka panjang (jika muncul di atas 6 bulan).

Efek samping jangka pendek dari radioterapi yakni:

  • Mual dan muntah: Dapat terjadi pada pasien yang mendapat terapi radiasi area perut dan saluran pencernaan.
  • Rontoknya rambut: Bisa terjadi pada area kulit yang mendapat terapi radiasi.
  • Perubahan kulit: Kulit yang terkena terapi radiasi dapat berubah kemerahan.

Sementara, efek samping jangka panjang dari radioterapi adalah:

  • Perubahan pada organ terkena radiasi: Jika radiasi diberikan pada organ yang sensitif dapat memengaruhi fungsi organ jangka panjang.
  • Perubahan pada organ reproduksi: Radioterapi pada area reproduksi dapat berdampak pada kesuburan.
(Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya