Liputan6.com, Jakarta - PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI), emiten di bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3 menargetkan pertumbuhan pendapatan 15-20 persen pada 2024.
Direktur Multi Hanna Kreasindo, Alwi menuturkan, perseroan selalu memiliki target yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Per September 2023, pertumbuhan bisnis Multi Hanna Kreasindo mencapai 13,13 persen.
Advertisement
"Untuk 2024 kita mengoptimalkan pertumbuhan sampai 15-20 persen dari sisi revenue. Kinerja perseroan tahun ketahun bertumbuh positif meskipun pada 2020 pandemi Covid berdampak secara global tapi kami masih bisa berjalan dalam dunia perlimbahan,” kata Alwi dalam konferensi pers, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4/2024).
Alwi menambahkan, perseroan optimistis dengan industri limbah di Indonesia. Menurut data yang didapat Alwi, Indonesia menghasilkan limbah sebanyak 60 juta ton per tahun dihasilkan setahun. Hal itu menjadi pasar yang besar bagi perseroan.
"Market kita memang cukup luas sangat luas kurang dari 60 juta ton kita MHKI hanya berkontribusi 6,13 persen. Ke depan kita optimis, Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan industri maka akan ada limbah yang dihasilkan,” jelas Alwi.
MHKI menjadi emiten ke-22 tercatat di bursa pada 2024, sekaligus menjadi perusahaan pionir pengelola limbah yang mencatatkan saham di Bursa.
Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), Perseroan melepas saham ke publik sebanyak 750 juta lembar atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.
Adapun harga penawaran umum dengan nominal Rp 160 per saham, sehingga melalui aksi korporasi ini MHKI mampu menggalang dana mencapai Rp 120 miliar. Manajemen MHKI menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana Emisi Efek.
IPO, Multi Hanna Kreasindo Tetapkan Harga Rp 160 per Saham
Sebelumnya diberitakan, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, Multi Hanna Kreasindo menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Mengutip laman e-ipo, selasa (2/3/2024), perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 160 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 120 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 160 sampai dengan Rp 200 per saham.
Rencananya, sekitar 78,33 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pada rencana pabrik baru perseroan di Lamongan, Jawa Timur. Lalu sekitar 39,68 persen akan digunakan untuk belanja modal di Head Office.
Sisanya digunakan untuk modal kerja (working capital), yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.
Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar. Perseroan telah dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment Plant (WWTP) sendiri guna menjaga air buangan dari hasil proses agar selalu berada dibawah ambang baku mutu lingkungan.
Perseroan juga dilengkapi fasilitas Incenerator untuk pengolah limbah medis infeksius, sehingga pengolahan limbah medis dari rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat terlayani.
Advertisement
Intip Kinerja Keuangan Calon Emiten Multi Hanna Kreasindo
Sebelumnya, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MHKI. Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar.
Perseroan telah dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment Plant (WWTP) sendiri guna menjaga air buangan dari hasil proses agar selalu berada dibawah ambang baku mutu lingkungan. Perseroan juga dilengkapi fasilitas Incenerator untuk pengolah limbah medis infeksius, sehingga pengolahan limbah medis dari rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat terlayani.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 108 miliar. Pendapatan itu naik 13,31 persen dari pendapatan pada per September 2022 yang tercatat sebesar Rp 95,32 miliar.
Sementara pendapatan naik, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 44,55 miliar pada September 2023 dibanding Rp 46,63 miliar pada September 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada September 2023 menebal, menjadi Rp 63,45 miliar dari Rp 48,69 miliar pada September 2022.
Aset Perseroan
Pada September 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 33,67 miliar, naik hampir dua kali lipat dari beban usaha pada September 2022 yang sebesar Rp 17,78 miliar. Sehingga laba usaha susut menjadi Rp 29,78 miliar dari RP 30,91 miliar pada September 2022.
Bersamaan dengan itu, jumlah pendapatan lain-lain pada September 2023 turun menjadi Rp 291,05 juta dibandingkan September 2022 yang sebesar Rp 1 miliar.
Setelah dikurnagi beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 23,25 miliar. Laba ini turun 5,56 persen dibandingkan laba periode berjalan per September 2022 yang tercatat sebesar Rp 24,62 miliar.
Aset perseroan per September 2023 tercatat sebesar Rp 326,8 miliar, naik dari Rp 170,19 miliar pada akhir 2022. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 24,34 miliar dari sebelumnya Rp 18,31 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan September 2023 naik menjadi Rp 302,46 miliar dibandingkan ekuitas pada Desember 2022 yang sebesar Rp 151,89 miliar.
Advertisement