Tips Menangkal Disinformasi dari Pakar Literasi Media

Pustakawan literasi media di University of Alabama, Brooke Becker mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kemampuan literasi digital dan literasi media untuk menghadapi arus disinformasi khususnya di ruang digital.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 17 Apr 2024, 08:44 WIB
Ilustrasi literasi media (ilustrasi: AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar literasi media di University of Alabama, Brooke Becker mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kemampuan literasi digital dan literasi media untuk menghadapi arus disinformasi khususnya di ruang digital.

Literasi digital dan literasi media ditujukan agar masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, membuat, dan bertindak melalui segala bentuk komunikasi. Terutama di era digital dan pesatnya kemajuan teknologi, menjadi pribadi yang melek media adalah keterampilan yang sanga t penting di dunia saat ini.

“Literasi media memberdayakan kita untuk menjadi pemikir kritis dengan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam semua aspek kehidupan kita,” kata Becker dilansir dari UAB News.

Menurut Becker, media yang dikonsumsi oleh masyarakat akan memengaruhi segala aspek kehidupan. Khususnya mengingat bahwa media menjadi wadah peredaran informasi yang diterima oleh masyarakat.

Becker menegaskan bahwa masyarakat harus menjadi konsumen media yang cerdas di  era kemajuan teknologi dengan mempertimbangkan peran akses terhadap informasi, kredibilitas dan konteks informasi, serta interpretasi terhadap pesan yang terkandung dalam informasi yang diterima.

“Prinsip inti dalam memilah antara fakta dari misinformasi dan disinformasi adalah dengan mempertimbangkan saluran informasi yang kita akses”, ujar Becker menjelaskan.

Menurut National Association for Media Literacy Education, akses tersebut merujuk pada bagaimana, kapan, di mana, dan jangkauan terhadap teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan.


Analisis Media dan Refleksikan Informasi

Dalam meningkatkan kemampuan literasi media, Becker juga mengimbau agar masyarakat dapat menganalisis konten atau informasi yang diterima.

“Cari tahu siapa penulisnya, bagaimana kredibilitas mereka, apa tujuan dari beredarnya informasi tersebut, bagaimana teknik mereka dalam menarik audiens, konteksnya seperti apa, dan bagaimana bias mereka dalam informasi tersebut,” ucapnya menjelaskan.

Selain itu, Becker juga menekankan bahwa penting untuk merefleksikan informasi tersebut terhadap diri sendiri, misalnya membedakan apakah informasi tersebut adalah fakta atau opini belaka, apakah informasi tersebut bermanfaat atau malah cenderung merugikan banyak pihak, dan mengenali emosi pribadi saat mencerna informasi tersebut untuk menghindari bias pribadi.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya