Israel Lancarkan Serangan Diplomatik, Gandeng 32 Negara Desak Sanksi untuk Iran yang Serang Tel Aviv

Israel mendesak mitra-mitranya untuk memberikan sanksi kepada Teheran terjadi ketika Israel mempertimbangkan pembalasan militer atas serangan Iran ke negaranya pada akhir pekan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Apr 2024, 08:00 WIB
Para pemimpin Iran dan Israel. Ilustrasi Iran dan Israel. (AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel melancarkan "serangan diplomatik" terhadap Iran, menyerukan sanksi terhadap republik Islam tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan pada hari Selasa 16 April 2024 bahwa dia telah menghubungi 32 negara untuk meminta mereka menjatuhkan sanksi terhadap Teheran. Langkah ini dilakukan ketika Israel mempertimbangkan tanggapan militer terhadap serangan Iran terhadap Israel.

Iran mengatakan serangannya pada hari Sabtu (13/4), yang menggunakan lebih dari 300 drone, rudal jelajah dan rudal balistik, merupakan pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah. Serangan itu menewaskan 13 orang, termasuk dua komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guards Corps/IRGC).

Militer Israel mengatakan mereka mencegat 99 persen ancaman udara dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya, dan serangan itu hanya menyebabkan kerusakan kecil, termasuk pangkalan militer di selatan negara itu.

"Di samping respons militer terhadap penembakan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicle (UAV)/kendaraan udara tak berawak (UAV), saya memimpin serangan diplomatik terhadap Iran," kata Katz via seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (17/4/2024).

"(Selasa 16/4) Pagi ini, saya mengirim surat ke 32 negara dan berbicara dengan puluhan menteri luar negeri dan tokoh terkemuka di seluruh dunia, menyerukan sanksi untuk dikenakan pada proyek rudal Iran dan agar Korps Garda Revolusi Islam dinyatakan sebagai organisasi teroris," tegas Katz.

Katz tidak merinci pemerintah mana yang dia minta untuk menjatuhkan sanksi.

Adapun sebelum dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Israel, IRGC sudah masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan tunduk pada sanksi UE (Uni Eropa).

"Iran harus dihentikan sekarang – sebelum terlambat," tegas Katzlagi.


Peringatan dari Iran

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Ketegangan meningkat ketika Israel mempertimbangkan reaksinya terhadap serangan hari Sabtu (13/4) terhadap negaranya.

Tekanan internasional yang menyerukan pengendalian diri banyak dilakukan oleh mitra Tel Aviv, di tengah kekhawatiran bahwa perang di Gaza mengancam eskalasi konflik lebih lanjut di Timur Tengah.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan komandan militer telah berjanji akan melakukan pembalasan, meskipun dalam bentuk yang belum ditentukan untuk sementara waktu.

Kepala staf militer Israel Herzi Halevi mengatakan pada Senin (16/4) bahwa "peluncuran begitu banyak rudal, rudal jelajah dan drone ke wilayah Israel akan ditanggapi dengan baik” tetapi tidak memberikan rincian.

Dengan latar belakang ini, Iran pada hari Selasa memperingatkan bahwa pihaknya akan merespons dengan cepat setiap tindakan yang bertentangan dengan kepentingannya.

"Kami dengan tegas menyatakan bahwa tindakan sekecil apa pun terhadap kepentingan Iran pasti akan dibalas dengan respons yang parah, meluas, dan menyakitkan terhadap pelaku mana pun,” kata Presiden Ebrahim Raisi kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menurut Iranian Students’ News Agency (ISNA).

Qatar telah berusaha memainkan peran sebagai mediator di tengah perang Israel-Hamas selama enam bulan terakhir.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengatakan kepada TV pemerintah pada Senin malam bahwa tanggapan Teheran terhadap pembalasan Israel akan jadi "hanya hitungan detik".

Iran tidak akan menunggu 12 hari lagi untuk merespons, katanya, merujuk pada penundaan antara serangan tanggal 1 April terhadap fasilitas diplomatik Suriah dan serangan Iran terhadap Israel.


Koneksi Ukraina

Serangan Iran telah mendorong diskusi baru mengenai sanksi di Barat, memperbarui perdebatan yang dipicu oleh pasokan drone Teheran ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Jerman pada hari Selasa (16/4) meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap teknologi drone Iran.

"Saya berkampanye pada akhir musim gugur bersama dengan Prancis dan mitra lain di Uni Eropa agar sanksi drone ini diperluas lebih jauh… Saya berharap kita sekarang akhirnya dapat mengambil langkah ini bersama-sama," kata Annalena Baerbock pada konferensi pers di Berlin, menjelang konferensi pers kunjungan ke Israel.


Retno Marsudi Beberkan Peran Indonesia di Tengah Konflik Iran Vs Israel

Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri)

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membeberkan peran Indonesia dalam menyikapi konflik Iran Vs Israel yang memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Kepada awak media di Jakarta, Retno Marsudi mengatakan bahwa ia sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah negara yang terlibat konflik, termasuk Amerika Serikat yang memiliki pengaruh.

“Kita terus bicara dengan pihak-pihak terkait, misalnya kenapa kita bicara dengan Amerika Serikat. Jadi dengan AS kita bertukar pesan,” kata Retno Marsudi di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

“Kita tahu bahwa Amerika Serikat punya peran yang sangat besar untuk dapat menggunakan pengaruhnya agar deeskalasi terjadi. Tadi saya sampaikan langsung bahwa 'Anda punya pengaruh besar, dan tolong gunakan pengaruh tersebut'”, kata Retno Marsudi.

Tak hanya AS, Retno Marsudi menyebut bahwa ia sudah menghubungi Iran dalam hal ini menteri luar negerinya untuk menyampaikan posisi Indonesia sebagai penengah.

“Kebetulan dengan Iran, kita berhubungan dengan baik. Saya bicara langsung dengan menteri luar negeri Iran hampir 1 jam, 50 menit dan saya sampaikan juga bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun. Jadi untuk upaya diplomatik kita terus jalankan.”

Selengkapnya di sini...

Infografis Iran dan Israel Saling Serang Militer, Perdamaian Timur Tengah Terancam? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya