Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Jerawat, Skincare Mahal pun Tak Mampu Membasminya

Ternyata, Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Jerawat

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 17 Apr 2024, 15:00 WIB
5 Alasan Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Jerawat (Foto: Unsplash/Barbara Krysztofiak)

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi terlalu banyak gula tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan tubuh, tapi juga dapat memperburuk kondisi kulit, seperti memicu jerawat dan tanda-tanda penuaan dini seperti garis halus dan kulit kendur.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa konsumsi gula berlebih juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

CDC merekomendasikan membatasi asupan gula tambahan --- yang tercantum pada label Fakta Nutrisi --- hingga sekitar 12 sendok teh per hari, sedangkan rata-rata konsumsi orang dewasa adalah 17 sendok teh per hari.

Menurut WebMD, sumber utama gula tambahan meliputi minuman manis, permen, makanan yang dipanggang, dan produk susu manis.

Berbeda dengan gula alami yang terdapat dalam buah, yang juga menyediakan serat dan nutrisi penting lainnya yang berkontribusi pada hasil kesehatan yang lebih positif.

Menurut MedlinePlus, kulit adalah organ terbesar dalam tubuh dan kualitasnya sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi. Pun dengan jerawat yang muncul di wajah kita.

"Pola makan memainkan peran penting dalam kesehatan kulit," kata direktur dermatologi laser dan kosmetik di University of Texas di Austin Dell Medical School, S. Tyler Hollmig, MD.


1. Dapat Meningkatkan Jerawat

Jika Anda merasa jerawat di wajah tidak kunjung hilang, bahkan justru bertambah banyak, coba periksa kadar gula dalam tubuh. "Kadar gula yang tinggi dalam tubuh umumnya sering dikaitkan dengan jerawat," kata Hollmig.

Sebuah penelitian JAMA Dermatology yang mengamati hampir 25.000 orang dewasa menemukan bahwa konsumsi makanan berlemak dan bergula dikaitkan dengan peningkatan risiko jerawat sebesar 54 persen, sementara minuman bergula meningkatkan risiko tersebut sebesar 18 persen.

Para penulis menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak dan gula sesuai dengan pola makan Barat modern.

Bisa jadi gula memicu peningkatan insulin, yang meningkatkan peradangan, salah satu faktor yang mendorong perkembangan jerawat.

Gula juga dapat meningkatkan faktor pertumbuhan tertentu yang meningkatkan kadar androgen, yang merupakan hormon yang berhubungan dengan produksi sebum atau minyak yang menyumbat pori-pori dalam jumlah yang lebih besar.


2. Dapat Mempercepat Tanda-tanda Penuaan

Dalam hal penuaan, gula memiliki efek yang berbeda pada kulit melalui proses yang disebut glikasi.

"Glikasi adalah proses di mana molekul gula berikatan dengan protein, lipid, atau asam nukleat. Hasilnya adalah apa yang disebut produk akhir glikasi tingkat lanjut, yang dapat merusak serat kolagen dan elastin di kulit," kata Hollmig.

Glikasi mengganggu perbaikan kolagen, sebuah proses yang sangat penting untuk mempertahankan serat kolagen yang kenyal, jelas penelitian di Clinics in Dermatology. Hasilnya adalah potensi percepatan penuaan kulit. Selain itu, glikasi dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas yang merusak kulit.

"Bagi seseorang dengan kadar gula yang tinggi, hal ini dapat meningkatkan garis-garis halus dan kerutan," kata Hollmig. Hal ini juga dapat menyebabkan kulit menjadi kendur.


3. Menyebabkan Kenaikan Berat Badan

Mengutip dari laman Medical News Today, risiko yang signifikan dari mengonsumsi gula makanan berlebih adalah kenaikan berat badan. Dalam kebanyakan kasus, makanan dan minuman manis mengandung kalori yang tinggi.

Mengonsumsi terlalu banyak produk ini akan menyebabkan kenaikan berat badan, karena tubuh biasanya mencerna produk yang mengandung gula tambahan lebih cepat, produk tersebut tidak dapat menahan rasa lapar dalam waktu yang lama.

Hal ini dapat menyebabkan keinginan makan dan asupan kalori yang lebih besar secara keseluruhan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa gula dapat memengaruhi jalur biologis yang mengatur rasa lapar.

Leptin adalah hormon yang mengatur rasa lapar dengan menentukan berapa banyak energi yang dibutuhkan tubuh. Gangguan pada fungsi leptin dapat menyebabkan kenaikan berat badan bahkan obesitas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya