Harga Saham BBCA Hari Ini 17 April 2024 Kembali Menghijau

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,79 persen ke posisi Rp 9.550 per saham hingga sesi pertama, Rabu, 17 April 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Apr 2024, 14:15 WIB
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Rabu, (17/4/2024).(Dok: BCA)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Rabu, (17/4/2024).

Mengutip data RTI, pada sesi pertama perdagangan Rabu pekan ini, harga saham BBCA naik 0,79 persen ke posisi Rp 9.550 per saham. Harga saham BBCA dibuka naik 75 poin ke posisi Rp 9.550 per saham. Hingga sesi pertama, harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 9.675 dan terendah Rp 9.550 per saham.

Total frekuensi perdagangan 22.001 kali dengan volume perdagangan 509.654 saham. Nilai transaksi harian saham BBCA Rp 488,6 miliar.

Penguatan saham BBCA terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berbalik arah ke zona hijau. IHSG naik 0,05 persen ke posisi 7.168,71. IHSG dibuka stagnan di posisi7.164,80 pada Rabu pagi, 17 April 2024.

IHSG berada di level tertinggi 7.234,37 dan terendah 7.158,31. Sebanyak 345 saham melemah dan 239 saham menguat. 188 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 877.725 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,2 triliun.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,14 persen dan sektor saham infrastruktur bertambah 0,12 persen. Sektor saham energi susut 0,28 persen melemah 1,44 persen, sektor saham industri tergelincir 0,96 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,31 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal susut 0,16 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,15 persen, dan sektor saham properti terpangkas 0,16 persen. Sedangkan sektor saham properti terperosok 2,04 persen dan sektor saham transportasi naik 0,30 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saham BBCA menguat secara teknikal dan ada peluang untuk menutup gap di 9.675-9.825.

Sebelumnya, harga saham BBCA merosot 3,56 persen ke posisi Rp 9.475 per saham pada perdagangan Selasa, 16 April 2024. Total frekuensi perdagangan 77.628 kali dengan volume perdagangan 283,27 juta saham. Nilai transaksi Rp 2,67 triliun.


Sejumlah Direktur dan Komisaris BCA Kompak Beli Saham BBCA

BCA ikut berpartisipasi di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Sejumlah bank menawarkan beragam fasilitas untuk menarik pengunjung menabung di tempatnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejumlah direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kompak membeli saham BBCA pada 22 Maret 2024. Tujuan pembelian saham BBCA tersebut untuk investasi jangka panjang.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/3/2024), Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja membeli 810.832 saham BBCA dengan harga Rp 10.107,56 per saham. Nilai pembelian saham BBCA itu sekitar Rp 8,19 miliar. Setelah pembelian saham BBCA itu, Jahja Setiaatmadja mengenggam 33.629.685 saham BBCA dari sebelumnya 32.818.853 saham BBCA.

Selain itu, Direktur BCA John Kosasih membeli 226.215 lembar saham BBCA dengan harga Rp 10107,66 per saham. Ia merogoh kocek sekitar Rp 2,28 miliar untuk membeli saham BBCA tersebut. Usai membeli saham BBCA, John Kosasih memiliki 731.076 saham BBCA dari sebelumnya 504.861 saham.

Selanjutnya Direktur BCA Haryanto Tiara Budiman membeli 214.404 lembar saham BBCA dengan harga Rp 10.107,66. Haryanto membeli saham BBCA itu sekitar Rp 2,16 miliar. Usai transaksi pembelian saham BBCA, Haryanto memiliki 776.099 saham dari sebelumnya 561.695 saham.

Selain itu, Komisaris BCA Tonny Kusnadi membeli 181.699 saham BBCA dengan harga Rp 10.107,66 per saham. Ia membeli saham BBCA itu sekitar Rp 1,83 miliar. Setelah pembelian saham BBCA, Tonny memiliki 7.269.681 saham BBCA dari sebelumnya 7.087.982 saham.

Adapun direksi dan komisaris BCA tersebut kompak membeli saham BBCA untuk investasi jangka panjang dengan status kepemilikan saham langsung.

 


BCA Tebar Dividen Final Rp 227,50 per Saham, Cek Jadwalnya

Selain pembukaan RDN secara online, BCA juga menyediakan fasilitas monitoring portofolio dana bagi investor melalui fitur info RDN pada BCA Mobile dan Klik BCA secara online.

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA akan tebar dividen final sebesar Rp 227,50 per saham untuk tahun buku 2023.

Sebelumnya BCA telah tebar dividen interim 2023 sebesar Rp 42,50 per saham pada 20 Desember 2023. Dengan demikian, Perseroan membayar total dividen 2023 sebesar Rp 270 per saham. Pembagian dividen 2023 telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) pada 14 Maret 2024. Demikian dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024).

Adapun data keuangan per 31 Desember 2023 yang mendasari pembangian dividen BCA antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 48,63 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 219,72 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 242,53 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen BCA untuk tahun buku 2023:

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen):

-Pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 Maret 2024

-Pasar tunai pada 26 Maret 2024

Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen):

-Pasar regular dan pasar negosiasi pada 25 Maret 2024

-Pasar tunai pada 27 Maret 2024

Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen pada 26 Maret 2024

Tanggal pembayaran dividen tunai pada 4 April 2024

 

 


BCA Tebar Dividen Rp 270 per Saham

Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui pembagian dividen Rp 270 per saham dari laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 48,6 triliun.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan dividen tahun buku 2023 meningkat 31,7 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2022. Adapun dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2023 sebesar Rp 42,50 per saham yang telah dibayarkan perseroan kepada para pemegang saham pada 20 Desember 2023.

"Sehingga sisa yang akan dibayarkan Perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan Direksi Perseroan sebesar Rp 227,50 per saham," ungkap Jahja dalam keternagan resmi, Kamis (14/3/2024).

Selanjutnya, pemegang saham memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk membayar dividen interim untuk tahun buku 2024. Catatannya, jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan serta dengan memperhatikan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Kami berterima kasih kepada para nasabah atas kepercayaannya, seluruh stakeholders yang terus memberikan dukungan, serta pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan regulator lainnya, sehingga BCA mampu melewati tahun 2023 dengan kinerja solid," kata Jahja.

Perseroan melihat perekonomian Indonesia tetap tangguh dan stabil, serta berpotensi terus tumbuh di tengah berbagai tantangan yang ada di tingkat global dan regional. Hasil keputusan RUPST BCA hari ini menunjukkan komitmen Perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham.

"Kami optimistis atas prospek bisnis ke depan dan tetap melangkah secara prudent sepanjang 2024, sekaligus konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor," ujar Jahja.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya