Hubungan Prabowo dan Megawati Masih Baik, Dasco Gerindra Sebut Tak Perlu Rekonsiliasi

Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, hubungan ketua umumnya Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri baik-baik saja, dan masih berkomunikasi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 17 Apr 2024, 14:45 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) memberi keterangan terkait pertemuan dan makan siang bersama di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, hubungan ketua umumnya Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri baik-baik saja, dan masih berkomunikasi.

Menurut dia, dengan melihat hal tersebut tak diperlukan rekonsiliasi antara keduanya.

"Jadi sebenarnya kalau ada yang ngomong rekonsiliasi saya pikir enggak ada yang perlu direkonsiliasi karena tidak pernah ada yang namanya perselisihan, yang namanya perpecahan antara kedua tokoh ini," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

Menurut dia, rencana pertemuan keduanya baru akan terlaksana usai keputusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

"Pak Prabowo sangat menghormati Bu Mega, dan saya pikir komunikasi-komunikasi lebih intens mungkin akan ditingkatkan setelah putusan MK," kata dia.

Karena itu, Dasco mengungkapkan tak ada pertemuan Prabowo dan Megawati dalam waktu dekat.

“Komunikasi ini akan jalan setelah putusan MK,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut bakal bertemu dalam momentum lebaran Idul Fitri. Namun, momen itu masih tak kunjung terjadi.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, sebenarnya baik Prabowo dan Megawati bisa saja berkoalisi. Namun, dari PDIP tak ingin ada lagi sosok Presiden Jokowi yang mengekornya.

"Saya melihatnya bahwa sebetulnya ada kemungkinan Ibu Megawati atau PDI Perjuangan mau berkoalisi dengan Pak Prabowo, tetapi tidak mau ada Pak Jokowi. Saya melihat di situlah kemudian letak kerumitan atau kerepotannya," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2024).


Tak Mudah Karena Dekat dengan Jokowi

Menurut Qodari, hal ini tak mudah, mengingat Prabowo dekat dengan Jokowi. Apalagi dalam momentum Idul Fitri bertemu sampai dua kali.

Dia menyebut kini keputusan berada di tangan Prabowo untuk menentukan arah apakah ingin tetap berjalan bersama Presiden Jokowi atau memilih berkoalisi dengan Megawati.

"Jadi tugas sejarah Pak Prabowo untuk menentukan istilahnya beliau akan jalan bareng dengan Pak Jokowi atau jalan bareng dengan Ibu Mega? Saya melihatnya seperti itu," jelas Qodari.


Ada Kepentingan

Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan Roeslani menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Rabu (10/4/2024). Kehadiran Rosan diketahui tidak hanya satu kali, bahkan sampai dua kali.

Menganalisis pertemuan tersebut, analis politik sekaligus Direktur Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan pertemuan terkait tidak sebatas momentum lebaran. Namun lebih daripada itu, yakni ada pesan khusus terkait silaturahmi politik.

“Pertemuan Rosan Roslani dengan Megawati ini minimal ada kepentingan kedua belah pihak, artinya PDIP juga melihat peluang politik apakah berkoalisi pasca Pilpres dengan Prabowo-Gibran pasca putusan MK nantinya,” kata Arifki melalui pesan singkat diterima Liputan6.com, Kamis (11/4/2024).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya