Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 80 tahun yang lalu, spesies kupu-kupu cantik bernama Xerces Blue yang dulunya sering ditemukan beterbangan di antara bukit pasir pantai San Francisco punah karena rumah-rumah megah, museum, dan taman yang menyerap habitat mereka.
Kupu-kupu Xerces Blue merupakan spesies kupu-kupu pertama di Amerika Serikat yang menghilang akibat pembangunan manusia, demikian seperti dikutip dari AP, Sabtu (20/4/2024).
Advertisement
Namun, berkat teknologi modern dan penelitian selama bertahun-tahun, kerabat dekat dari spesies kupu-kupu berkilau berwarna-warni ini telah diperkenalkan kembali ke bukit pasir di Taman Nasional Presidio di San Francisco.
Puluhan kupu-kupu Silvery Blue, kerabat terdekat spesies Xerces Blue, dilepaskan di habitat yang sudah dipulihkan minggu lalu, ungkap pejabat pada hari Senin (15/4).
Peneliti dari San Francisco’s California Academy of Sciences menggunakan kemampuan sekuensing genetik akademi dan menganalisis spesimen Xerces Blue dalam koleksi besar mereka untuk mengkonfirmasi bahwa sekelompok kupu-kupu Silvery Blue di Monterey County, 160 kilometer selatan dari San Francisco, berhasil mengisi celah ekologis yang ditinggalkan oleh Xerces Blue.
"Ini bukan proyek de-ekstensi gaya Jurassic Park, tetapi akan memiliki dampak besar," kata Durrel Kapan, seorang peneliti senior dan peneliti utama akademi dalam proyek ini.
"Kupu-kupu Silvery Blue akan bertindak sebagai 'pengganti' ekologis untuk spesies Xerces Blue, melakukan fungsi ekosistem yang sama sebagai penyerbuk dan anggota penting dalam jaring makanan."
Dimulai dengan Menggunakan Koleksi yang Tersedia
Kupu-kupu ikonik ini, yang dikabarkan menginspirasi nama Xerces Society, sebuah lembaga nirlaba lingkungan yang fokus pada konservasi invertebrata, punah pada tahun 1940-an.
Manajer koleksi entomologi di California Academy of Sciences, Chris Grinter, mengatakan bahwa semuanya dimulai dengan menggunakan koleksi mereka dan "teknoogi modern, sekuensing genom untuk kembali dan mengekstraksi genom dari kupu-kupu Xerces Blue yang punah ini yang sudah berusia lebih dari 100 sampai 150 tahun."
Sementara itu, Presidio Trust dan organisasi lain juga turut bekerja untuk memulihkan bukit pasir, tempat di mana kupu-kupu tersebut berasal, dengan menanam deerweed, sebuah tanaman inang yang memang disukai oleh spesies kupu-kupu Xerces Blue dan Silvery Blue.
Advertisement
Memantau Perkembangan Spesies Silvery Blue
Para ahli satwa mengumpulkan puluhan kupu-kupu Silvery Blue di Monterey County dengan menandai mereka untuk diidentifikasi di masa depan. Kupu-kupu tersebut juga diangkut ke San Francisco dan diberi beberapa tetes Gatorade rasa jus buah selama perjalanan.
Tim penelitian akan terus memantau pergerakan mereka menggunakan foto resolusi tinggi untuk mengidentifikasi tanda-tanda pergerakan mereka dan mempelajari cara untuk mereplikasi pelajaran regenerasi habitat yang telah dipelajari, ungkap Scott Sampson, direktur eksekutif California Academy of Sciences.
"Pelajaran yang kita dapatkan dari kupu-kupu Silvery Blue di sini, yang terdapat di halaman belakang kami, bisa menjadi model untuk meregenerasi ekosistem lain di seluruh California, bahkan lebih jauh," katanya.
Benar-benar Punah atau Hanya Penurunan Populasi?
Hancurnya habitat kupu-kupu Xerces Blue lebih dari 80 tahun lalu menjadikannya sebagai spesies serangga pertama yang diketahui punah akibat ulah manusia. Namun, banyak yang masih ragu mengenai kehilangan spesies kupu-kupu yang cantik ini.
Apakah Xerces Blue benar-benar spesies yang berbeda atau hanya populasi terisolasi dari spesies kupu-kupu Silvery Blue?
Seperti dilansir dari wildlife.org, Rabu (17/4/2024), para peneliti percaya bahwa mereka telah memecahkan misteri tersebut setelah mensekuensasi genom kedua kupu-kupu tersebut.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Biologi Letters, ahli biologi menyimpulkan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda. Para peneliti percaya bahwa kupu-kupu Xerces Blue mengalami penurunan populasi yan tajam selama puluhan ribu tahun.
Namun, penghancuran habitatnya di San Francisco yang disebabkan oleh manusia menjadi penyebab kepunahannya. Mereka juga percaya memahami ciri genomiknya dapat membantu melindungi serangga rentan punah lainnya.
Para ilmuwan juga sedang mempertimbangkan penggunaan kloning untuk mencoba mengembalikan kupu-kupu yang punah tersebut.
Advertisement