Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak masyarakat Jakarta untuk memakai angkutan massal yang telah dibangun pemerintah agar mengurangi macet dan polusi.
Budi mengatakan, penggunaan transportasi umum di DKI Jakarta penting untuk menekan polusi. Selain itu, penggunaan transportasi umum juga dapat menekan kemacetan di jalanan ibu kota. Ia mengimbau masyarakat untuk beralih ke transportasi umum yang telah dibangun pemerintah.
Advertisement
"Jadi saya mengajak, ayo menggunakan angkutan massal supaya tidak macet dan tidak polusi," ujar Menhub Budi usai meresmikan MoU Contact Signing Ceremony between PT MRT Jakarta (Persero) and Sojitz Corporation di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Budi melihat minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum di DKI Jakarta masih rendah. "Penggunaan angkutan massal di Jakarta pun belum terlalu tinggi," kata Budi.
Padahal Pemrov DKI Jakarta telah menyediakan berbagai transportasi umum untuk menunjang aktivitas warganya. Mulai dari mass rapid transit (MRT), transjakarta (BRT) hingga kereta rel listrik (KRL).
"DKI sudah menyediakan MRT, BRT, ada juga LRT, ada KRL," kata dia.
Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi, menyatakan penggunaan transportasi umum di daerah Jabodetabek khususnya di Jakarta belum maksimal.
Dari jumlah keseluruhan penduduk Jakarta, hanya 32 persennya saja yang secara intensif menggunakan transportasi umum. Jika dibandingkan dengan negara lain yakni Singapura dan Jepang, Indonesia tentu kalah jauh.
"Kita memang masih melihat bahwa jumlah pengguna angkutan umum di Jakarta masih belum banyak, masih 32 persen, sementara negara maju seperti Singapura dan Jepang itu 60 persen dan 70 persen. Tentu itu jadi harapan kita," ujar Menhub Budi di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2024.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
MRT Jakarta Angkut 102 Juta Lebih Penumpang Selama 5 Tahun Beroperasi
Sebelumnya diberitakan, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta telah melayani jutaan orang penumpang sejak beroperasi pada 2019 silam. Per Maret 2024, tercatat MRT Jakarta mengangkut 102 juta lebih penumpang.
"Sejak pertama kali beroperasi melayani masyarakat pada 24 Maret 2019, layanan MRT Jakarta telah mengangkut tidak kurang dari 102.067.777 orang (per 13 Maret 2024)," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Mega Tarigan melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (30/3/2024).
Mega menyatakan, selama 2019-2024 MRT Jakarta menjaga komitmen terkait ketepatan waktu tempuh, tunggu, dan kedatangan konsisten di 99,9 persen. Sehingga, kata dia rata-rata pengguna jasa MRT Jakarta per hari terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun pertama beroperasi, MRT Jakarta mengangkut total 86 ribu orang per hari. Kemudian, jumlah penumpang meningkat pada 2023 mencapai 91 ribu orang per hari.
Menurut Mega, saat hari kerja Senin-Jumat, rata-rata harian telah mencapai 119 ribu orang per hari. Dia berujar, angka itu menunjukkan MRT Jakarta telah digunakan sebagai salah satu moda transportasi pilihan ke tempat kerja.
Kemudian, sejak awal operasinya pula, angka indeks kepuasan pelanggan terhadap MRT Jakarta terus meningkat. Misalnya pada 2023, telah mencapai 88,51 melampaui target 85.
Mega menyampaikan, indeks diukur dari keseluruhan pengalaman perjalanan pelanggan dalam ekosistem MRT Jakarta, mulai dari pre-journey, on board, hingga post journey.
"Secara konsisten, PT MRT Jakarta terus meningkatkan service excellence, on time performance, dan menerapkan berbagai program pull ridership untuk menciptakan keunggulan kompetitif berkelanjutan dan memberikan layanan bernilai tambah bagi pelanggan," kata dia.
Advertisement
Jokowi: Jakarta Sudah Ada KRL, LRT, MRT, tapi Masih Macet di Semua Titik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut kemacetan di DKI Jakarta sudah lama terjadi selama bertahun-tahun dan belum bisa teratasi. Padahal, kata dia Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), hingga Transjakarta.
"Di Jakarta, kalau di Jakarta ini macetnya bertahun-tahun. Kita sudah ada KRL, ada LRT, ada MRT, ada kereta cepat, ada Transjakarta, itu pun masih macet di semua titik," kata Jokowi saat meresmikan Terminal Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (28/2/2024).
Namun, dia mengatakan saat ini kemacetan juga dialami di sejumlah daerah di Indonesia. Termasuk, Kota Samarinda dan Balikpapan di Kalimantan Timur dan Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan.
Jokowi menyebut kemacetan tersebut terjadi karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum. Untuk itu, dia mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal.
"Saya kira akan sangat baik kalau menggunakan transportasi umum dan tidak menggunakan transportasi pribadi. Ini untuk sekali lagi mengurangi kemacetan di semua kota yang kita miliki," jelasnya.
"Kita harus mendorong lagi transportasi massal transportasi umum agar penggunaan kendaraan pribadi terus berkurang," Jokowi menambahkan.
Dia meminta kota-kota di luar Jakarta menyiapkan transportasi massal, salah satunya dengan pembangunan terminal. Jokowi menyambut baik pembangunan Terminal Samarinda Seberang di Kota Samarinda.
Harap Masyarakat Gunakan Transportasi Publik
Dia senang Terminal Samarinda Seberang yang dulunya kumuh dan tak tertata berubah menjadi bersih serta rapi. Jokowi berharap hal ini dapat membuat semakin masyarakat menggunakan transportasi massal.
"Dulunya (terminal) ini kumuh sekali, di mana-mana terminal mesti kumuh, kotor, tidak tertata banyak premannya. Itu sudah di mana-mana. Harus dibalik sekarang, saya lihat saya senang terminalnya bersih, terminalnya rapi, tertata," tutur Jokowi.
"Kita harapkan ini akan mendorong masyarakat untuk berbondong-bondong mulai menggunakan transportasi umum," imbuh Jokowi.
Advertisement