Konflik Iran-Israel Tak Beri Dampak Negatif ke Bursa Komoditas Berjangka

ICDX melihat, ketegangan Iran-Israel cukup memberikan tekanan terhadap kurs Rupiah serta harga beberapa komoditas.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Apr 2024, 11:09 WIB
Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) mengungkapkan ketegangan Iran–Israel tidak memberikan dampak negatif terhadap kinerja transaksi di Bursa Komoditas Berjangka.(dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) mengungkapkan ketegangan Iran–Israel tidak memberikan dampak negatif terhadap kinerja transaksi di Bursa Komoditas Berjangka.

Data dari ICDX menunjukkan pada perdagangan 15 April 2024 tercatat transaksi harian mencapai 38.470,40 lot. Volume transaksi ini melebihi rata-rata transaksi harian pada 2023 lalu sebesar 23.719,37 lot, serta transaksi perdana pada 2024 yaitu sebesar 29.148,43 lot.

ICDX merinci, transaksi pada 15 April tersebut meliputi Transaksi Multilateral sebanyak 6.658 lot, Transaksi Sistem Perdagangan Alternatif sebanyak 31.644,40 lot dan Penyaluran Amanat Luar Negeri (PALN) sebanyak 168 lot. 

Selanjutnya, pada Sistem Perdagangan Alternatif, dominasi transaksi terjadi pada kontrak berjangka Loco Gold dengan 20.868,68 lot dan Forex sebanyak 5.983,64 lot. 

Sedangkan dari transaksi multilateral, dominasi terjadi pada kontrak emas sebanyak 5.056 lot dan currency sebanyak 1.580 lot.

"Kondisi market di Bursa Komoditas memang agak unik. Di mana market justru akan bergerak positif pada saat harga-harga komoditas serta nilai tukar mata uang bergerak secara fluktuatif. Dengan kondisi pergerakan yang mengalami pergerakan tajam baik naik atau turun, itu menjadi potensi bagi para pelaku dalam melakukan perdagangan," kata Direktur Utama ICDX, Nursalam dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Kamis (18/4/2024).

Ia menambahkan, pergerakan harga komoditas yang fluktuatif ini tentunya juga bisa menjadi catatan bagi para pelaku usaha tentang pentingnya melakukan hedging atau lindung nilai.

Nursalam mengatakan, pelaku bisnis dapat melakukan mitigasi risiko atas pergerakan harga komoditas ini dengan melakukan transaksi di bursa atas komoditas tertentu, sehingga aman pada saat pelaku bisnis dalam menjaga harga pada saat komoditas tersebut dibutuhkan pada waktu tertentu.

 


Menekan Rupiah dan Sejumlah Komoditas

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Terkait hedging atau lindung nilai ini, saat ini di ICDX terdapat produk multilateral yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk melakukan hedging atau lindung nilai, yaitu GOFX yang terdiri dari Gold, Olein dan Forex," ujar dia.

Namun, ICDX melihat, ketegangan Iran-Israel cukup memberikan tekanan terhadap kurs Rupiah serta harga beberapa komoditas. 

Data Bank Indonesia pada Rabu 17 April 2024 pukul 09.33 WIB menunjukkan nilai tukar Rupiah telah berada di level 16.256,88 per USD. 

Sedangkan untuk harga minyak mentah dunia, diperkirakan menembus level USD 100 per barel apabila ketegangan Israel dan Iran meningkat.

Terkait harga emas, data Bloomberg pada 16 April 2024 menunjukkan bahwa harga emas dunia di pasar spot ditutup pada USD 2.383,52 / troy ons, turun 0,14% dibandingkan hari sebelumnya. 

Sedangkan pada posisi Rabu 17 April 2024 pukul 06.31 WIB, harga emas naik ke 0,02% ke posisi USD 2.383,95 / troy ons.


ICDX Catat Pertumbuhan Transaksi 10% pada Q1 2024: Pemilu Tak Beri Dampak Negatif

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Sebelumnya, Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) mengungkapkan, Pemilu 2024 tidak memberikan dampak negatif terhadap transaksi di perdagangan berjangka komoditi.

Hal itu tercermin dari catatan transaksi di ICDX yang menunjukkan catatan positif. Pada kuartal pertama 2024, ICDX mencatat pertumbuhan transaksi sebesar 10% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Selama periode Januari – Maret 2024, transaksi mencapai 3.375.229,15 lot, meningkat dari catatan transaksi sebanyak 3.064.363,93 lot pada periode yang sama 2023 lalu. Dari total transaksi yang terjadi selama semester pertama, Transaksi Multilateral mencapai 432.568 Lot, Transaksi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 2.939.888 lot, dan transaksi PALN sebanyak 2.754,26 lot.

Adapun peningkatan pada rata-rata transaksi harian, dari 47.880,69 lot per hari di kuartal I 2023 menjadi 52.737,96 lot per hari di kuartal I 2024.

 

 


Prediksi hingga Akhir 2024

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

“Catatan transaksi di Q1 2024 ini tentunya menjadi hal yang menggembirakan terkait industri perdagangan berjangka komoditi. Hal ini karena agenda politik nasional yaitu pemilu tidak memberikan dampak negatif. Melihat situasi ini, kami optimis pasca pemilu kondisi pasar akan semakin baik, yang tentunya akan sejalan dengan transaksi yang terus meningkat,” kata Direktur Utama ICDX, Nursalam dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (3/4/2024).

2 Kontrak

ICDX mencatat, terdapat 2 kontrak yang mendominasi, yaitu komoditi Emas (gold) sebanyak 290.290 lot dan Forex sebanyak 1.259.411 lot.

Sebagai catatan, baik kuartal I 2023 dan Kuartal I 2024 memiliki jumlah hari perdagangan yang sama yaitu 64 hari.

Peningkatan juga terjadi dari sisi Notional Value, dari Rp. 4.390 Triliun di kuartal I tahun 2023, menjadi Rp 5.989 Triliun di kuartal I tahun 2024, atau meningkat 36,39%.

“Untuk Q2 sampai akhir tahun 2024, kami proyeksikan transaksi akan terus tumbuh positif. ICDX sendiri telah menyiapkan berbagai langkah strategis, baik itu terkait peningkatan layanan kepada anggota bursa maupun edukasi kepada masyarakat. Terkait volume transaksi, kami proyeksikan di akhir tahun 2024 akan mencapai diatas 13 juta lot,” ungkapnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya