Liputan6.com, Jakarta - TikTok merilis Notes, aplikasi media sosial berbagi foto yang dibuat untuk menyaingi Instagram buatan Meta.
Dikutip dari Android Authority, Jumat (19/4/2024), TikTok Notes memiliki sejumlah fitur dan kemampuan yang mirip dengan Instagram.
Advertisement
Kemiripan aplikasi ini dengan Instagram terlihat dari seperti dukungan untuk carousel foto, algoritma, kontrol komentar, dan masih banyak lagi.
TikTok Notes terpisah dari aplikasi utama TikTok. Notes mengunggulkan fitur berbagi foto, sedangkan TikTok masih tetap fokus menjadi aplikasi berbagi video pendek.
Jadi, pengguna perlu mengunduh aplikasi TikTok Notes secara terpisah, dan login dengan akun yang telah terhubung dengan TikTok.
Feed dari TikTok Notes menampilkan grid foto yang memungkinkan pengguna melihat beberapa postingan sekaligus.
Untuk saat ini aplikasi TikTok Notes hanya tersedia untuk pasar Kanada, dan perusahaan masih belum mengumumkan ketersediaan aplikasi ini di negara lain.
Peluncuran yang terbatas di satu negara ini disebabkan karena TikTok ingin mengumpulkan masukan dan pendapat dari pengguna sebelum merilis Notes secara global.
Apabila respon dari pengguna Kanada positif, kemungkinan TikTok Notes akan diluncurkan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Rampung 100%
Di sisi lain, migrasi TikTok Shop ke Tokopedia telah selesai sepenuhnya. Hal in imenjadi kabar baik bagi pelaku usaha ekonomi kreatif di Indonesia.
Pasalnya kolaborasi dua perusahaan teknologi kelas dunia itu akan memudahkan pelaku ekraf yang saat ini sudah bertransformasi ke sistem digital untuk menjangkau pasar yang kelih luas dengan lebih cepat.
Sementara itu proses migrasi dan integrasi sistem TikTok Shop ke Tokopedia sudah rampung 100% per 27 Maret 2024. Dengan demikian proses fasilitasi transaksi pembayaran TikTok Shop kini dilakukan pada sistem elektronik Tokopedia. Jadi masyarakat yang klik icon TikTok Shop, auto masuk domain Tokopedia.
"Tanggal 27 Maret 2024 kami sudah selesai compliance sesuai Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Secara payment yang dulunya memang masih di sistem elektronik TikTok sendiri, sekarang sudah fully by Tokopedia," kata Melissa.
Advertisement
Facebook Tiru TikTok, Perkenalkan Format Video Vertikal di Aplikasi
Sementara itu, Facebook tampaknya tidak ingin ketinggalan dari pesaing mereka di ranah media sosial, yakni TikTok. Karena itu, perusahaan berupaya untuk memperkenalkan fitur baru Facebook.
Terkini, platform media sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut memperkenalkan format video vertikal mirip dengan platform populer TikTok.
Dengan basis pengguna lebih besar, tentunya Facebook tidak ingin melewatkan tren ini. Disebutkan, semua Reels di Facebook, bersama dengan konten video berdurasi panjang dan Live akan ditampilkan secara penuh dengan format vertikal.
Mengutip Mashable, Jumat (5/4/2024), raksasa media sosial ini mengklaim telah memiliki rekomendasi lebih baik untuk semua video sesuai dengan minat pengguna Facebook.
“Misalnya, kami mungkin merekomendasikan Reel yang memberikan Anda inspirasi untuk rutinitas riasan harian cepat, atau video tutorial lebih panjang tentang perbaikan rumah DIY dari pihak berpengalaman,” tulis Facebook dalam postingan blog tentang perubahan tersebut.
Tak hanya itu, perusahaan juga menyertakan tombol di bagian bawah sehingga pengguna dapat memundurkan atau mempercepat video, menjedanya, dan mengubah kecepatan pemutaran--seperti di aplikasi milik Bytedance.
Kabarnya, Facebook akan mulai menggulirkan update aplikasinya tersebut dalam beberapa minggu mendatang. Karena perubahan format ini, pembuat konten mungkin ingin mulai posting Reel jika ingin video mereka dilihat di Facebook.
Media Amerika Serikat Soroti Perang Israel Vs Hamas Berpengaruh ke TikTok
TikTok telah dirundung tuduhan selama berbulan-bulan bahwa aplikasinya telah menampilkan konten pro-Palestina dan antisemit dalam jumlah yang tidak proporsional kepada pengguna platform videonya.
TikTok dengan tegas menolak argumen tersebut, dan para eksekutifnya telah bertemu beberapa kali dengan kelompok Yahudi untuk membahas kekhawatiran tersebut.
Namun klaim bias tersebut telah membantu memicu perdebatan mengenai rancangan undang-undang DPR yang disahkan bulan ini yang akan memaksa pemilik TikTok di Tiongkok, ByteDance, untuk menjual aplikasi tersebut atau akan menghadapi larangan.
Advertisement