Liputan6.com, Jakarta - Wisatawan yang terdampar di bandara utama Dubai sangat membutuhkan makanan dan kehabisan air. Hal ini seiring banjir menyebabkan gangguan dan kekacauan di salah satu pusat transportasi tersibuk di dunia.
Dikutip dari BBC, Kamis (18/4/2024), sejumlah penumpang yang berbincang dengan BBC mengatakan telah menunggu berjam-jam di dua bandara internasional utama Dubai dan hanya ada sedikit informasi dan dukungan yang diberikan kepada mereka.
Advertisement
Sekitar 290 penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Dubai pada Rabu, 17 April 2024 telah dibatalkan, berdasarkan data Flight Aware pada pukul 21.00 GMT. Berdasarkan data, ada 440 penerbangan yang tertunda. Hal ini terjadi setelah curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di negara-negara teluk yang sebabkan kematian 20 orang.
"Satu-satunya makanan kami di duty free,”
James dan Elizabeth Devine dari Cambridge terjebak di bandara di Dubai bersama putra mereka yang berusia enam bulan setelah penerbangan dari Sydney dialihkan.
Pesawat itu mendarat di Bandara Dubai World Central lebih dari 80 km dari tujuan yang dimaksudkan yakni Bandara Internasional Dubai.
James Devine (30) dan Elizebeth Devine (29) bagian dari kelompok yang beranggotakan sembilan orang dari Inggris. Mereka terjebak di bandara dengan pasokan air terbatas.
“Restoran tutup. Makanan yang kami punya hanya dari bebas bea jadi sepertinya mereka tidak menyediakan makanan apapun untuk bayi dan anak kecil, tidak ada popok, jadi kami seperti membagikan popok kepada orang-orang,” ujar Devine.
Imbas Cuaca
Kondisi cuaca memaksa Bandara Internasional Dubai, bandara tersibuk kedua di dunia mengalihkan puluhan pesawat yang masuk dan membatalkan sejumlah penerbangan.
“Kami saat ini mengalami gangguan signifikan akibat cuaca dan terus bekerja sama dengan tim tanggap darurat dan mitra layanan kami untuk memulihkan operasi normal secepat mungkin,”
Maskapai Emirates yang berkantor pusat di Dubai telah menangguhkan check-in bagi penumpang yang berangkat dari Dubai hingga Kamis pekan ini. Hal itu karena tantangan operasional yang disebabkan cuaca buruk.
Kekacauan meski terjadi, pasangan itu menuturkan, penumpang terus berdatangan di bandara.
“Kita semua terjebak di bandara yang kekurangan sumber day aini. Ada ratusan bahkan ribuan orang di sini,” kata Devine.
“Mereka harus membuka toko bebas bea sehingga kami bisa makan, tapi persediannya habis,” ia menambahkan.
Advertisement
Terlantar Selama 13 Jam
Margaret McArthur (73) dan suaminya Derek (75) dari Monifieth dekat Dundee di Skotlandia berada di Dubai untuk singgah dua hari dan seharusnya berangkat ke Tokyo.
Pasangan tersebut semestinya terbang dari Bandara Internasional Dubai pada Rabu pagi tetapi penerbangan ditunda dan beberapa jam kemudian masih belum diberikan penerbangan alternatif.
"Kami bermaksud terbang pukul 07.50 pagi ini (Rabu-red), dan kami sudah berada di bandara sejak pukul 06.15,” ujar Margaret.
“Kami sudah berada di sini selama 13 jam sejauh ini. Tidak ada makanan dan hanya minum kopi. Tidak ada fasilitas tempat kami untuk disuruh menginap,” ia menambahkan.
Pasangan itu mengatakan sangat membutuhkan makanan dan tidak ada voucher yang diberikan kepada penumpang.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi. Komunikasi dengan maskapai buruk,” kata dia.
Gelap Gulita
Guru di Dubai Matt Weir yang tinggal di Dubai selama 10 tahun melihat awan besar membentang di langit pada Selasa, 16 April 2024. “Pada pukul 15.00 langit menjadi gelap gulita dan saat itulah saya mengambil foto langit ketika melihat badai datang,” ujar dia kepada BBC.
Curah Hujan Tinggi
Kemunculan awan itu disusul dengan hujan deras. Sejak itu, Weir menuturkan, Dubai telah terendam banjir bahkan terendam air setinggi beberapa meter, dan ribuan rumah terendam banjir. Weir menuturkan, rumahnya tidak terkena dampak banjir. Akan tetapi, tetangganya alami banjir. “Ada juga jalan yang ambruk dan mobil jatuh. Banyak pusat perbelanjaan yang bocor juga,” kata dia.
Weir menuturkan, meski cuaca membaik pada Rabu pekan ini tetapi masih banyak yang terendam air dan infrastruktur runtuh.
Pada Selasa, 16 April 2024, Uni Emirat Arab (UEA) mencatat curah hujan terbesar sejak 75 tahun lalu. Pusat Meterologi Nasional mengumumkan curah hujan mencapai 254,8 mm di Khat al-Shakla, di emirate al-Ain dalam waktu kurang dari 24 jam.
Rata-rata curah hujan di negara ini mencapai 140-200 mm per tahun. Sedangkan biasanya Dubai hanya menerima curah hujan 97 mm. Rata-rata bulanan pada April hanya sekitar 8 mm. Selain Uni Emirat Arab, hujan deras juga melanda Arab Saudi dan Bahrain.
Advertisement